BEST PRACTICE
Â
KONSELING Â INDIVIDU Â MENGGUNAKAN PENDEKATAN Â BEHAVIORALÂ
DENGAN Â TEHNIK Â KONTRAK PERILAKUÂ
PADA SISWA Â TERLAMBAT DATANG Â KE SEKOLAH.
SLB NEGERI REMBANG
     DISUSUN OLEH:
     HENI SUSILOWATI,S.Pd
Â
Â
 Pendahuluan.Â
Siswa merupakan sasaran utama pendidikan, mereka diharapkan mampu mencapai keberhasilan belajar. keberhasilan belajar yang dimaksud bukan hanya dari hasil belajarnya saja melainkan juga dari proses belajar yang dilakukan. Keberhasilan dalam belajar tidak hanya ditunjukkan dari kemampuannya dalam menguasai pelajaran tetapi juga dari keterampilan serta kesanggupan dan tanggungjawabnya dalam melaksanakan tugas yang diberikan, dan lain-lain. Tingkat keberhasilan belajar siswa dapat dilihat melalui prestasi belajar yang diperoleh. Untuk memenuhi keberhasilan tersebut harus diikuti dengan tanggung jawab dan disiplin dalam diri.
Kedisiplinan merupakan salah satu sikap (perilaku) yang harus dimiliki oleh siswa. Siswa akan memperoleh hasil belajar yang memuaskan apabila siswa dapat berdisiplin terutama dalam belajar. Kedisiplinan tidak tumbuh dan ada begitu saja namun perlu dibina melalui latihan, pendidikan dan penanaman kebiasaan oleh guru dan orang tua. Disiplin merupakan kesadaran diri yang muncul dari batin terdalam untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan, nilai-nilai dan hokum-hukum yang berlaku dalam suatu lingkungan tertentu.Banyaknya siswa yang terlambat di SLB Negeri Rembang  menjadikan konselor menganbil langkah untuk mengadakan Konseling Individu dengan Pendekatan Behavioaral dengan Tehnik Kontrak Perilaku untuk membantu mengatasi maslah yang dihadapi konseli di Sekolah.
Menurut Sofyan S. Wilis berasumsi bahwa terapi behavior  adalah perilaku dapat dipahami sebagai hasil kombinasi belajar waktu lalu, keadaan motivasional sekarang, dan perbedaan-perbedaan biologis baik secara genetic atau karena gangguan sosial.
Menurut Jp. Chaplin pengertian behavioral / behaviorisme adalah suatu pandangan teoritis yang beranggapan, bahwa persoalan psikologi adalah tingkah laku, tanpa mengaitkan konsepsi-konsepsi mengenai kesadaran dan mentalitas
Menurut Latipun (Hanafi, 2017), Behavior Contract adalah persetujuan antara dua orang atau lebih (konselor dan konseli) untuk mengubah perilaku tertentu pada konseli.
Sebuah penelitian mengatakan teknik ini berhasil untuk mengatur kondisi siswa dalam menampilkan tingkah laku yang diharapkan, berdasarkan kontrak yang dibuat oleh siswa dan konselor (Utomo, 2021).
Menurut Komalasari Behavioral contarct merupakan kontrak untuk mengatur kondisi sehingga konseli menampilkan tingkah laku yang diinginkan berdasarkan kontak antara konseli dan konselor.
- Pembahasan.
Sitasi
- Kondisi Yang Menjadi Latar Belakang Masalah
- Cerita singkat mengenai konseli : Konseli merupakan Peserta didik  bernana DV  Kelas 12C (Tuna Grahita). Konseli adalah Peserta  Didik dalam kategori Tuna Grahita Ringan Fisiknya normal hanya IQ nya rendah.
- Berdasarkan wawancara dengan konseli dan informasi dari guru kelas,orang tua gejala masalah yang muncul adalah :
- Konseli sering terlambat masuk sekolah
- Konseli sering nongrong diwarkop  Â
- sampai larut malam
- Motivasi belajar rendah
Berdasarkan permasalahan di atas, praktik baik (Best Practice) yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan atau kasus yang terjadi yaitu menggunakan Layanan Konseling Individual Pendekatan Behavioural dengan Teknik Behaviour Contract, dengan teknik ini saya berharap dapat menjadi praktik baik dalam mengatasi permasalahan konseli tersebut dan bisa menjadi refrensi untuk rekan-rekan sesama konselor dan rekan guru SLB. Masukan-masukan positif sangat saya harapkan dari hasil layanan yang telah saya laksanakan.
- Peran dan Tanggung Jawab
- Menyusun RPL
- Menyiapkan materi layanan sesuai dengan permasalahan
- Menyiapkan media pembelajaran dan LKPD
- Menyusun lembar evaluasi
- Melaksanakan layanan sesuai perangkat yang telah dibuat.
Selain dari beberapa point yang dijabarkan di atas, peran dan tanggung jawab saya sebagai guru BK dalam pemberian layanan ini adalah membantu konseli memecahkan masalahnya, Konseli yang tadinya sering terlambat sekolah menjadi masuk sekolah tepat waktu.
Tantangan
- Tantangan yang dihadapi Konselor adalah:
- Konseli adalah anak Tuna grahita  yang harus selalu membutuhkan bantuan dari konselor dari mulai persiapan layanan hingga selesainya layanan konselor yang harus lebih berperan aktif dalam menjelaskan materi layanan
- Jadwal masuk kelas untuk Konselor tidak ada atau sekolah tidak memprogramkan guru bimbingan dan konseling masuk kelas.
- Konseli adalah Peserta Didik berkebutuhan Khusus Tuna Grahita sehingga membutuhkan kesabaran ekstra untuk Konselor dalam menyampaikan materi layanan
- Konselor harus pelan-pelan bahkan harus mengulang penjelasan tentang materi supaya Konseli dapat memahami dengan  bantuan Video Tips-tips supaya datang tepat waktu ke Sekolah.
- Konseli adalah Peserta Didik Tuna Grahita  apabila kita ajak melakukan konseling individu terlalu lama akan merasa resah, jenuh, bosan ingin segera selesai sehingga membutuhkan bantuan media berupa Video "Tips supaya tidak datang terlambat bagi pelajar"supaya anak tidak  cepat bosan.
2.Yang terlibat pada pelaksanaan layanan yaitu:
- Konselor (Guru BK/Saya Sendiri)
- Konseli yang merupakan siswa yang mengalami masalah  sering terlambat ke sekolah (DV)
- Dosen dan Guru Pamong sebagai pembimbing dalam proses pembuatan perangkat sampai pada pelaksanaan layanan konseling individual.
- Kepala sekolah dan rekan sejawat yang selalu mendukung dalam pelaksaan layanan.
- Guru PAI (Guru Penggerak) sebagai Â
- teknisi pengambilan video pada saat proses layanan konseling individual.
Aksi
- Langkah-langkah apa yang dilakukan
- Mempersiapkan fasilitas yang dibutuhkan seperti laptop,spiker aktif dan Handphone.
- Membuat janji dengan Konseli.
- Mencari lokasi yang stabil signal agar dosen dan guru pamong dapat sit in serta menggunakan ruangan yang nyaman dan aman.
- Melaksanakan layanan konseling individual  dengan konseli
- Melaksanakan layanan sesuai yang   tertuang dalam RPL dari tahap awal sampai tahap akhir.
- Strategi Yang Digunakan Untuk Membantu Permasalahan Konseli Yaitu dengan menggunakan konseling individual dengan pendekatan behavioural dengan  teknik kontrak perilaku.
Pada dasarnya pendekatan behavior diarahkan pada tujuan-tujuan memperoleh tingkah laku baru, penghapusan tingkah laku yang maladaptif, serta memperkuat dan mempertahankan tingkah laku yang diinginkan, alasan saya menggunakan layanan konseling individual karena memungkinan siswa mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) untuk mengentaskan permasalahan yang dihadapinya dan perkembangan dirinya. Pendekatan behavioral dipilih karena pendekatan ini mempunyai asumsi bahwa semua tingkah laku baik adaptif maupun maladaptif dapat dipelajari. Belajar merupakan cara efektif untuk mengubah tingkah laku maladaptif. Adapun tahapan yang dilakukan dalam layanan ini, ialah sebagai berikut :
Tahap 1Pembinaan Hubungan Konseling :
Pada tahapan ini konselor memulai percakapan ringan dengan konseli dimulai dari saling memperkenalkan diri, menanyakan kabar dan suasana hati konseli dan kesiapan konseli dalam mengikuti konseling. Hal ini dimaksudkan agar terjalin hubungan yang akrab antara konselor dan konseli sehingga konseli merasa lebih enjoy dan rileks.
Tahap 2 Identifikasi Masalah :
- Konselor mulai masuk eksplorasi permasalahan konseli dan menjelaskan tentang kegiatan konseling dan konseli menceritakan masalahnya.
- Konselor menganalisis dan menjelaskan kepada konseli mengenai pendekatan dan teknik yang sesuai dalam membantu mengatasi masalah konseli dan konseli menyimak dengan seksama.
- Konselor menjelaskan langkah kegiatan konseling yang dilaksanakan dan konseli menyimak dengan seksama.
- Konselor bersama konseli membangun komitmen dalam konseling yang akan dilaksanakan, yaitu berupa kesepakatan waktu dalam layanan, dan konselor menjelaskan asas kerahasian dan keterbukaan.
Tahap 3 Â Tujuan :
Mengubah perilaku maladaptif menjadi adaptiif  yaitu konseli yang tadinya sering begadang diwarkop sampai larut malam dan mengakibatkan terlambat ke sekolah menjadi masuk sekolah tepat waktu.
Tahap 4 Implementasi Teknik :
- Mendeteksi Masalah Konseli diminta untuk menceritakan keluhan yang dialami lalu bersama--sama menentukan akar masalah yang ingin diselesaikan serta tujuan akhir yang ingin dicapai.
- Pilih tingkah laku yang akan diubah dengan melakukan analisis ABC yaitu:
- Antecedent  : Nongrong diwarkop sampai larut malam
- Behavior    : Terlambat datang ke Sekolah
- Consequence: Ketinggalan pelajaran
- Menyadari perasaan dan pikiran yang muncul dan mengapa melakukan hal-hal tersebut. Konseli diminta untuk menceritakan apa yang konseli rasakan atau pikirkan dan mengapa .( masalah konseli yang tadinya sering nongkrong diwarkop sampai larut malam sehingga bangun kesiangan   dan terlambat datang ke sekolah menjadi masuk sekolah tepat waktu)
- Menampilkan film pendek tentang " TIPS MENCEGAH Â TERLAMBAT DATANG KE SEKOLAH BAGI PELAJAR"
- https://youtu.be/XOedV0akgqU?si=tJyrWPf_QputD8v
- Konselor meminta Konseli untuk menanggapi, video yang telah di tonton, dan di bahas bersama-sama.
- Konselor menjelaskan tentang kontrak perilaku dan tujuannya kepada konseli terkait dengan permasalahannya dan meminta konseli untuk merumuskan bersama isi kontrak kemudian menyepakatinya.
- Konselor dan konseli menyepakati reward dan hukuman yang akan dicantumkan dalam kontrak perilaku. Konselor juga menegaskan komitmen konseli untuk perjanjian kontrak perilaku dengan hukuman yang disepakati setiap kali tingkah laku yang bermasalah terkait prokrastinasi/kebiasaan yang  muncul.
- Mengelola perilaku yang salah atau negatif yaitu datang terlambat ke sekolah dan meminta konseli untuk membandingkan dengan situasi yang berbeda yaitu jika konseli masuk sekolah tepat waktu maka  pembelajaran akan berlajan dengan baik dan lancar dengan bantuan konselor
- Membentuk kembali perilaku yang salah atau negative yaitu datang terlambat ke sekolah , konseli diminta untuk mengevaluasi perilaku terhadap kondisi didasarkan akal sehat apakah merupakan tindakan yang benar atau justru berdasarkan tindakan yang kurang tepat.( datang terlambat ke sekolah itu termasuk benar atau salah ) dengan bantuan konselor.
Tahap 5 Pengakhiran :
- Konselor menyimpulkan hasil dari masalah yang dibahas. ( datang terlambat ke sekolah)
- Konselor mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan dan konseli menyetujui.
- Konselor menanyakan apa yang dirasakan selama kegiatan konseling individu dan konseli menyampaikan kesan yang dirasakannya.
- Konselor bersama konseli menyimpulkan hasil dari kegiatan konseling.
- Konselor membagikan lembar evaluasi hasil.
- Konselor membahas kegiatan lanjutan untuk membahas topik permasalahan yang belum tuntas, konseli menyetujui kegiatan lanjutan yang dibahas.( seperti pemantauan Konselor akan kegiatan konseli dirumah Konselor akan memantau dengan VC sebelum berangkat ke sekolah dan malam VC untuk mengingatkan segera tidur supaya paginya tidak terlambat ke sekolah)  dan juga berkolaborasi dengan orang tua dengan menelpon menanyakan  apakah konselor sudah berangkat ke sekolah atau pada malam hari menanyakan apakah anaknya sudah tidur.
- Konselor menutup kegiatan konseling dengan berdoa dan mengucapkan salam.
- Media yang digunakan untuk membantu permasalahan konseli Yaitu:
- Laptop untuk menampilkan video singkat, TIPS MENCEGAH Â TERLAMBAT DATANG KE SEKOLAH BAGI PELAJAR",
- Pengeras suara,( spiker aktif)
Refleksi
- Dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan :
- Â
- Hampir semua telah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang ada di RPL.
- Membina hubungan baik dengan konseli.
- Implementasi teknik konseling yaitu kontrak perilaku, sudah terlihat.
- Guru menjadi memiliki pengalaman baru dalam menggunakan pendekatan dalam layanan bimbingan dan konseling.
- Konseli menjadi merasakan langsung layanan yang diberikan.
- Konseli menjadi mengenal layanan bimbingan dan konseling.
- Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif? Mengapa?
- Setelah melakukan layanan konseling individual dengan pendekatan behavioural dengan teknik kontrak perilaku untuk mengatasi permasalahan sering datang terlambat ke sekolah , hasilnya efektif. Hal ini terlihat dari perubahan perilaku yang diinginkan, konseli menjalankan kontrak yang sudah dibuat tentunya dengan bantuan Konselor karena Peserta Didik adalah anak tuna grahita yang selalu  membutuhkan bantuan dari konselor.. Pada saat proses konseling DV juga mau terbuka menceritakan masalahnya tentunya dengan bantuan dari Konselor yang harus mengulang menjelaskan tentang hal-hal apa yang tidak baik dan yang baik terkait dengan masalah sering datang terlambat  ke sekolah yang dihadapi konseli.
- Bagaimana respon konseli  terkait dengan strategi yang dilakukan :
- Konseli dengan pendekatan behavioural sangat positif bisa dipahami dengan bantuan Video  tentang Tips supaya tidak  datang terlambat ke sekolah
- Konseli bisa memahami poin -point kontrak perilaku dengan penjelasan dari Konselor
- Konseli senang selama proses konseling berlangsung.
4. Apa yang menjadi faktor keberhasilan :
- Berusaha semaksimal mungkin dalam memberikan layanan dengan mengubah perilaku maladaptif pada diri konseli. (datang terlambat ke sekolah menjadi masuk sekolah tepat waktu)
- Konselor berusaha membina hubungan baik dengan konseli baik sebelum, pada saat konseling maupun setelah dilakukannya konseling.
- Kepala sekolah dan rekan sejawat yang sangat membantu terlaksananya layanan.
- Ruangan tempat dilaksanakannya konseling sangat bagus pencahayaannya dan juga aman.
- Melakukan kajian literatur sebelum memilih pendekatan dan teknik yang pas untuk layanan konseling individual  di SLB.
- Jaringan  internet pada pelaksanaan layanan konseling individual sangat baik, hal ini mendukung pada saat pemutaran video youtube .
- Apa pembelajaran dari keseluruhan proses layanan tersebut
Pembelajaran  yang bisa diambil dari proses dan kegiatan layanan  yang sudah dilakukan adalah sebagai seorang konselor  sangat penting untuk meningkatkan kualitas diri, mengembangkan kemampuan yang dimiliki, serta sadar dan tanggap akan perubahan teknologi diera sekarang ini. konselor harus terus menerus belajar, kreatif dan inovatif dalam setiap hal yang berguna dan mendukung untuk meningkatkan kemampuan serta keterampilan diri sehingga dapat bermanfaat bagi siswa dan guru itu sendiri. Selain itu untuk beberapa hal teknis juga perlu dipersiapkan dengan baik seperti menggunakan google meet pro agar dosen dan guru pamong bisa sit in otomatis dan juga penggunaan mic clip on dual audio agar suara konseli juga terdengar dengan jelas.
- Refleksi Hasil Dampak jangka pendek adalahÂ
- Perencanaan  untuk dampak jangka panjang perencanaan  perbaikan pada layanan bimbingan dan konseling di sekolah.
- Kesimpulan.
- Â
- Dengan menggunakan Tehnik Kontrak Perilaku  diharapkan Peserta Didik Yang tadinya sering datang terlambat ke Sekolah bisa masuk tepat waktu.
- Â
- Dengan menggunakan Tehnik Kontrak Perilaku  diharapkan konseli bisa mengubah perilakunya  yang tidak baik yaitu nongkrong diwarkop hingga larut malam menjadi berkurang menjadi perilaku adaptif yaitu Konseli bisa masuk sekolah tepat waktu sesuai aturan yang berlaku di Sekolah.
Dengan Pendekatan Behavioral  diharapkan Peserta Didik Yang tadinya sering datang terlambat ke Sekolah bisa masuk tepat waktu.
- Setelah Kegiatan Konseling Individu dengan Pendekatan Behavioral bisa mengubah perilakunya  yang tidak baik yaitu nongkrong diwarkop hingga larut malam menjadi berkurang menjadi perilaku adaptif yaitu Konseli bisa masuk sekolah tepat waktu.
Â
- Daftar Pustaka
- Â
- Sofyan S. Wilis. 2004. Konseling Individual teori dan praktek. Bandung. Afabeta. Hal 69
- Jp, Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi (Terj. Kartono, Kartini), (Jakarta : Raja Grafindo, 2002), h. 5.
- Istiqamah, Nur Fadila, Abdul Saman, dan Muhammad Anas. 2023. "Penerapan Teknik Behavior Contract untuk Mereduksi Prokrastinasi Akademik Siswa di SMA Negeri 5 Enrekang". Pinisi Journal of Education 11(2): 181-193.
Monica, Mega Aria, Nova Erlina, dan Putri Reza Rahmaniar. 2022. "Penerapan Konseling Behavioral Menggunakan Teknik Kontrak Perilaku dalam Meningkatkan Kedisiplinan Belajar". Bulletin of Counseling and Psychotherapy 4(1): 1-15.
Arniansyah, Zuli. 2019. Implementasi Layanan Konseling Individu dengan Teknik Behavioral Contract untuk Meningkatkan Kedisiplinan Peserta Didik Kelas X Teknik Kendaraan Ringan (TKR) di SMKN 5 Bandar Lampung. Skripsi. Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H