2. Buku, buku dan buku
Parents, selelah apapun kita ketika sudah sampai rumah sebaiknya sempatkan membaca bersama anak. Saat parents seharian bekerja, tidak sempat mengajak anak bermain keluar untuk melihat kupu-kupu hinggap pada bunga atau cacing masuk ke dalam tanah, buku bisa mewakilinya. Dimulai dengan buku cerita bergambar. Ajak anak duduk bersama dan bacakan dengan pelafalan jelas. Cerita yang dilengkapi dengan gambar akan membuat imajinasi anak menjadi liar. Sesekali berikan anak pertanyaan untuk memantik  kosa kata dan rasa penasarannya. Dari sinilah kamus bahasa anak akan berkembang. Ia akan terbiasa menghubungkan kata per kata untuk menjadi kalimat.
3. Ajak anak keluar rumah
Tak perlu jauh-jauh. Pergi saja ke warung untuk sekadar membeli garam dapur. Anak akan melihat cara kita berinteraksi dengan penjual. Lalu libatkan anak di dalamnya untuk sekadar mengucapkan terima kasih. Sepulang dari warung mungkin saja kita akan bertemu tetangga di sudut jalan. Kita bisa sapa untuk sekadar menanyakan kabar. Membiasakan anak untuk berinteraksi dengan orang di luar rumah akan menambah pengalamannya bersosialisasi. Selanjutnya kebiasaan bersosialisasi akan mengasah kemampuan persuasi dan negosiasinya.
4. Menulis Surat
Untuk anak yang sudah bisa menulis, ajaklah menulis surat singkat yang ditujukan kepada keluarga atau sahabat mereka yang jauh lokasinya. Meskipun terkesan ketinggalan jaman, tapi aktivitas menulis surat ini adalah pancingan ampuh agar anak mau menuangkan isi pikirannya. Dengan menulis, anak belajar untuk menguraikan hal-hal kompleks jadi sederhana. Dari "aku mau nulis apa ya?" lalu menghubungkan kata-kata yang ada di kepalanya untuk kemudian dituliskan jadi kalimat sarat makna.
Oh ya, apakah parents tahu kalau penulis terkenal asal Amerika, John Steinbeck, yang juga peraih nobel sastra 1962 dulunya adalah seseorang yang sangat produktif menulis surat? Ia penah menulis 850 surat kepada keluarga, teman dan koleganya. Dari kegemarannya menulis, ia menjadi salah satu penulis paling berpengaruh di dunia pada abad ke-20.
So, parents, tak ada salahnya kan mengasah kecerdasan lingustik anak? Dari sini mereka akan memiliki kemampuan literasi yang mumpuni. Bukankah literasi bisa memajukan peradaban? Yuk, kita dampingi generasi penerus ini mengolah pengetahuan agar menumbuhkan kematangan berpikir dan kepekaan terhadap sekitar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H