Istilah perselingkuhan sebenarnya bukan hal yang baru dalam masyarakat. Kalau kita amati fenomena sosial pada saat yang lalu, tidak jarang kakek atau ayah kita bisa menikah lebih dari satu istri atau bahkan beberapa orang sekaligus. Mengapa hal demikian bisa terjadi ? Mungkin menurut hukum agama tertentu tindakan tersebut tidak bertentangan dengan akidah, asalkan dilakukan sesuai dengan syariat yang benar.Â
Akan tetapi pada perempuan, khususnya dalam posisi sebagai seorang istri, ini tentu akan menjadi suatu masalah besar apabila tidak disertai dengan kematangan pola pikir dan emosional. Pada dasarnya, tidak ada satupun perempuan di muka bumi yang mau dibandingkan atau disaingkan dengan perempuan lainnya. Secara umum, ada dua hal yang menjadi momok bagi kaum perempuan yakni perselingkuhan dan KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga).
Kehadiran orang ketiga dalam sebuah rumah tangga terkadang menjadi pemicu pertengkaran atau konflik yang lambat laun bisa menjadi gunung es apabila tidak segera dicairkan. Sebenarnya, yang menjadi orang ketiga itu bukan hanya kehadiran wanita idaman lain tetapi juga pihak saudara atau orang tua. Semua pihak tersebut bisa berpotensi menimbulkan konflik.Â
Tanpa mengurangi rasa hormat kepada kaum perempuan, ada beberapa hal yang perlu kita renungkan apabila mendapati pasangan berselingkuh. Pembahasan ini saya khususkan bagi para istri yang semula suaminya baik-baik saja. Bukan mereka memiliki suami yang pada dasarnya memang suka berpetualang.Â
Beberapa hal yang hendaknya para istri pahami diantaranya adalah sebagai berikut.
Pertama, tanpa disadari, terkadang istri sendiri yang sebenarnya membuka pintu agar suaminya mencari kebahagiaan bersama perempuan lain. Mungkin karena sudah merasa memiliki hak paten (akte pernikahan), dengan berjalannya waktu justru istri menjadi lupa bagaimana melayani suami. Ingat, di tempat kerja suami sudah banyak mendapatkan pressure/tekanan. Ketika mereka pulang, harapannya tentu ada sambutan senyuman yang hangat dari istri. Apalagi jika istri tidak memiliki aktifitas lain seperti menjadi wanita karir. Tentunya, anda memiliki waktu dan kesempatan yang sangat besar untuk memberikan pelayanan terbaik bagi suami.Â
Kedua, istri yang terbiasa kurang mandiri punya kecenderungan untuk menjadikan suami sebagai mesin pencetak uang atau terlalu tergantung pada suami dalam segala hal. Kemapanan dan kenyamanan yang diberikan suami hendaknya tidak membuat para istri terlena hingga untuk mengerjakan tugas dan peran sebagai ibu rumah tangga menjadi terabaikan. Bagi istri yang notabene ibu rumah tangga, mempersiapkan masakan sederhana sekalipun bagi suami dan anak-anak merupakan sebuah kebahagiaan tersendiri. Apalagi jika sampai suami tidak tertarik untuk mencicipi masakan yang lain kalau bukan buatan istrinya. Sungguh anda seorang istri yang luar biasa. Biarkan suami fokus dengan pekerjaannya, sementara istri fokus dengan pekerjaan rumah tangga dan sekolah anak-anak. Pembagian tugas bagi suami istri yang proporsional tentu akan melancarkan rodaÂ
Ketiga, sudahkan istri membuat nyaman suami? Bagaimanapun dan setinggi apapun posisi suami, dia tetap memerlukan teman untuk curhat dan tempat untuk berkeluh kesah. Sebagai seorang istri, menjadi teman dan sekaligus sahabat bagi suami adalah penting. Tidak ada seorangpun yang lebih tahu keadaan baik dan buruknya suami kecuali anda sebagai istrinya yang telah hidup bersama dalam kurun waktu sekian lama. Jadi anda jauh semestinya jauh lebih paham daripada orang ketiga.
Apa yang seharusnya dilakukan oleh istri yang mendapati suami atau pasangannya berselingkuh ? Apabila anda merasa siap untuk hidup sendiri dan mandiri secara lahir batin dan finansial tanpa suami mungkin anda bisa segera mengajukan gugatan cerai kepada pengadilan agama. Faktor psikologis anak biasanya menjadi pertimbangan agar tidak terjadi perceraian. Walaupun sebenarnya, sebagai orang tua yang bijak, tidak seharusnya menjadikan anak sebagai alasan bertahan apabila memang kondisi rumah tangga sudah tidak sehat dan harus diamputasi.
Berikut ini yang bisa dilakukan istri apabila masih mempertahankan rumah tangga setelah terjadi perselingkuhan yakni sebagai berikut.
Pertama, jangan pernah menghina, memarahi, dan membuat malu pihak ketiga baik di depan suami ataupun orang lain hanya karena ingin membuat mereka (suami dan orang ketiganya jera). Urusan perasaan itu sulit ditebak dan kita tidak mengetahui kedalaman hati orang lain, termasuk suami kita. Sedih dan kecewa itu pasti tapi kebijaksanaan hati dan kesabaran anda bisa menjadi poin plus di mata suami. Jika masih ada ganjalan maka sebaiknya dibicarakan pribadi dengan suami saja secara langsung tanpa harus diketahui orang lain.
Kedua, memaafkan dan melupakan. Jangan pernah sekalipun menyimpan dendam sekecil apapun dalam hati. Anda sudah memutuskan untuk bertahan dan tentu siap menerima segala resikonya. Menjadi pribadi yang baru dan memperbaiki kekurangan di masa lalu tentu akan lebih bijak. Jadilah pasangan yang mau menemani suami dalam suka dan duka.
Ketiga, isi kegiatan dalam hidup anda dengan segala sesuatu yang bersifat konstruktif. Sehingga anda tidak lagi berfokus pada masalah. Dengan demikian, kesedihan dan kekecewaan anda berangsur-angsur akan menghilang. Selain itu, anda juga akan meningkatkan value dalam diri anda dari sebelumnya. Pastikan bahwa anda satu-satunya perempuan yang memang layak dicintai dan disayangi oleh suami.Â
Ingat wahai perempuan, jadikan diri anda sebagai perempuan yang paling berbahagia dan senantiasa bersyukur atas segala perolehan dalam hidup. Semangat!!!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI