Mohon tunggu...
Hening Nugroho
Hening Nugroho Mohon Tunggu... Penulis - Laki-laki

Menulis itu sederhana Ig @hening_nugroho Waroenkbaca.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Setiap Langkah Kecil, Dampak Besar : #UangKita untuk Masa Depan Indonesia

22 Desember 2024   14:06 Diperbarui: 22 Desember 2024   14:06 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika kita berbicara tentang ekonomi berkelanjutan, sering kali terlintas gambaran besar: teknologi hijau, kebijakan pemerintah, atau investasi perusahaan besar. Namun, salah satu pilar penting yang sering terlupakan adalah peran generasi muda.

Dalam era transformasi digital ini, anak muda memiliki kekuatan untuk menjadi agen perubahan melalui sinergi keuangan dan inovasi. Dengan tagline #UangKita untuk Masa Depan Indonesia, mereka tidak hanya dapat menggerakkan roda perekonomian, tetapi juga menciptakan solusi kreatif untuk masalah yang menghambat keberlanjutan ekonomi.

Di tengah gejolak ekonomi global dan tantangan lingkungan, generasi muda Indonesia memiliki tanggung jawab besar untuk membangun masa depan yang lebih baik. Tantangan ini memerlukan pendekatan yang tidak hanya kreatif, tetapi juga praktis dan relevan dengan situasi saat ini. Salah satu langkah awal yang penting adalah pengembangan diri (self-development). Dalam konteks ekonomi berkelanjutan, self-development menjadi kunci utama untuk menciptakan generasi muda yang tangguh, inovatif, dan berdaya saing.

Self-development, dalam hal ini, mencakup pendidikan literasi keuangan dan kemampuan beradaptasi dengan perubahan teknologi. Ketika anak muda memahami cara mengelola keuangan pribadi dengan bijak, mereka dapat menjadi agen perubahan di lingkungan sekitar mereka. Dengan pendekatan komunitas atau komunita, mereka dapat membangun ekosistem ekonomi lokal yang saling mendukung. Komunita ini dapat berperan sebagai ruang belajar dan berbagi pengalaman, di mana setiap individu saling mendukung untuk mencapai tujuan bersama.

Di sisi lain, inovasi teknologi membuka peluang besar untuk menciptakan model bisnis baru yang mendukung keberlanjutan. Misalnya, platform digital yang memungkinkan masyarakat untuk berinvestasi dalam proyek-proyek ramah lingkungan atau mendukung usaha kecil yang berfokus pada keberlanjutan. Generasi muda dapat memanfaatkan teknologi ini untuk mendorong transformasi keuangan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Namun, sinergi keuangan dan inovasi ini tidak akan berjalan tanpa dukungan kebijakan dan kolaborasi yang tepat. Oleh karena itu, peran komunitas seperti #UangKita menjadi sangat penting. #UangKita adalah simbol bagaimana kekuatan kolektif bisa menciptakan perubahan nyata. Dengan dukungan pemerintah, lembaga keuangan, dan komunitas lokal, gerakan ini dapat membantu generasi muda untuk memahami pentingnya investasi, tabungan, dan pengelolaan uang dalam mewujudkan tujuan jangka panjang.

Sebagai contoh, studi yang dilakukan oleh World Economic Forum menunjukkan bahwa 70% generasi muda di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, percaya bahwa teknologi dapat membantu mereka mencapai kebebasan finansial. Namun, mereka juga menghadapi tantangan besar, seperti rendahnya tingkat literasi keuangan dan kurangnya akses ke layanan keuangan. Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2023 mencatat bahwa tingkat literasi keuangan Indonesia baru mencapai 49,68%. Angka ini menunjukkan bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, terutama dalam membekali generasi muda dengan pengetahuan dasar tentang pengelolaan keuangan.

Selain itu, menurut laporan Bank Dunia, potensi ekonomi kreatif di Indonesia sangat besar, dengan kontribusi sekitar 7% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2022. Ini adalah peluang emas bagi generasi muda untuk terlibat dalam sektor-sektor kreatif, seperti teknologi digital, seni, dan budaya, yang dapat mendukung keberlanjutan ekonomi. Dengan pendekatan yang tepat, generasi muda dapat mengintegrasikan nilai-nilai keberlanjutan ke dalam proyek-proyek kreatif mereka, sehingga menghasilkan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.

Untuk memperkuat peran generasi muda dalam mewujudkan ekonomi berkelanjutan, penting untuk menyoroti peran pendidikan dalam menanamkan nilai-nilai keberlanjutan sejak dini. Kurikulum sekolah dan universitas perlu menambahkan elemen literasi keuangan dan keberlanjutan ke dalam program pembelajarannya. Generasi muda yang dididik untuk memahami hubungan antara keputusan finansial, keberlanjutan lingkungan, dan dampaknya pada masyarakat akan lebih siap mengambil langkah konkret di dunia nyata. Di sini, kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan komunitas seperti komunita dapat menjadi katalisator utama.

Selain pendidikan formal, peran pelatihan informal dan pengalaman langsung juga tak kalah penting. Program magang, proyek komunitas, dan kegiatan berbasis lingkungan dapat memberikan pemahaman praktis kepada generasi muda tentang bagaimana sinergi keuangan dan inovasi dapat diterapkan. Misalnya, bekerja sama dengan usaha kecil yang bergerak di sektor keberlanjutan, seperti pertanian organik atau energi terbarukan, dapat memberi mereka wawasan tentang bagaimana bisnis dapat tetap menguntungkan sekaligus mendukung tujuan keberlanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun