Mohon tunggu...
Henik Handayani
Henik Handayani Mohon Tunggu... Guru - Guru

.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kasih Dalam Perbedaan Pendapat

18 Oktober 2024   17:20 Diperbarui: 18 Oktober 2024   17:49 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam ajaran Agama Kristen, kasih merupakan nilai inti yang diajarkan oleh Yesus Kristus dan tercermin dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk saat menghadapi perbedaan pendapat. Perbedaan pendapat adalah hal yang wajar dalam interaksi sosial, bahkan dalam komunitas iman. Namun, dalam Alkitab, kita diajarkan bahwa kasih harus tetap menjadi dasar dalam segala hal, termasuk ketika kita berbeda pandangan.

1. Kasih Sebagai Perintah Utama

Yesus Kristus memberikan perintah yang sangat jelas mengenai kasih. Dalam Injil Matius 22:37-39, Yesus mengatakan:

"Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."

Perintah ini menempatkan kasih sebagai fondasi utama kehidupan Kristen, termasuk saat berhadapan dengan perbedaan pendapat. Mengasihi sesama berarti menghormati mereka, bahkan jika kita tidak selalu sependapat. Kasih memanggil kita untuk mengedepankan keharmonisan dan menghargai martabat setiap orang, meskipun ada perbedaan pandangan.

2. Teladan Kasih dalam Perbedaan: Roma 14

Salah satu bagian Alkitab yang secara khusus menyoroti bagaimana kasih harus hadir dalam perbedaan pendapat adalah Roma 14. Rasul Paulus menulis kepada jemaat di Roma yang menghadapi perbedaan dalam hal makanan dan hari ibadah. Dalam pasal ini, Paulus menekankan pentingnya tidak menghakimi satu sama lain dan menghargai kebebasan yang dimiliki setiap orang dalam iman mereka.

Paulus menulis:

"Sebab itu, janganlah kita saling menghakimi lagi! Tetapi lebih baik kamu mengambil keputusan ini: yaitu bahwa kamu jangan membuat saudaramu jatuh atau tersandung." (Roma 14:13)

Pesan ini menunjukkan bahwa dalam kasih, kita tidak boleh memaksakan pandangan kita kepada orang lain atau menyebabkan mereka tersandung dalam iman mereka. Sebaliknya, kita dipanggil untuk hidup dalam damai dan saling membangun, bukan memperuncing perbedaan.

3. Mengutamakan Persatuan dalam Tubuh Kristus

Ajaran Kristen juga menekankan pentingnya persatuan dalam Tubuh Kristus, yang adalah Gereja. Dalam 1 Korintus 12:12-27, Paulus menggambarkan gereja sebagai tubuh yang memiliki banyak anggota dengan fungsi yang berbeda, tetapi semua anggota tersebut saling melengkapi. Perbedaan di antara anggota tubuh ini tidak untuk memecah belah, melainkan untuk saling membangun.

Kasih memampukan kita untuk tetap bersatu meskipun ada perbedaan pandangan, karena persatuan dalam Kristus lebih penting daripada perdebatan tentang hal-hal yang tidak esensial. Dengan kasih, kita bisa bekerja sama sebagai satu tubuh untuk melayani Tuhan dan sesama.

4. Mengatasi Perbedaan dengan Kerendahan Hati dan Kelemahlembutan

Alkitab juga mengajarkan bahwa kasih harus diiringi dengan kerendahan hati dan kelemahlembutan. Dalam Efesus 4:2-3, Paulus menasihati:

"Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera."

Kerendahan hati dan kelemahlembutan adalah sikap penting ketika kita menghadapi perbedaan pendapat. Dengan bersikap rendah hati, kita mengakui bahwa kita mungkin tidak selalu benar dan membuka diri untuk belajar dari orang lain. Kelemahlembutan memungkinkan kita untuk berdiskusi tanpa menyakiti hati orang lain atau menciptakan ketegangan yang tidak perlu.

5. Mengasihi Musuh dan Mereka yang Tidak Sependapat

Salah satu ajaran Yesus yang paling revolusioner adalah perintah untuk mengasihi musuh. Dalam Matius 5:44, Yesus berkata:

"Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu."

Ajaran ini berlaku tidak hanya dalam situasi konflik besar, tetapi juga dalam hal perbedaan pendapat. Sering kali, kita menganggap orang yang tidak sependapat sebagai "musuh" dalam percakapan atau perdebatan. Namun, Yesus memanggil kita untuk mengasihi, bahkan ketika ada ketidaksepakatan. Kasih yang diajarkan Yesus adalah kasih yang tidak bersyarat, yang melampaui batas-batas perbedaan.

6. Membangun Melalui Perkataan yang Baik

Perbedaan pendapat bisa memicu perdebatan sengit jika tidak diatasi dengan bijaksana. Dalam Yakobus 1:19, kita diajarkan untuk "cepat mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah." Kasih mendorong kita untuk mengendalikan lidah dan berhati-hati dalam berbicara. Kata-kata yang kasar atau menyakitkan bisa merusak hubungan, sementara perkataan yang lemah lembut dan bijaksana bisa menciptakan suasana damai dan saling pengertian.

7. Kasih Menunjukkan Kemurahan Hati dan Pengampunan

Ketika perbedaan pendapat terjadi, sering kali muncul rasa tersinggung atau kecewa. Namun, dalam Kolose 3:13-14, kita diajarkan untuk saling mengampuni:

"Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain. Sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan."

Kasih yang tulus selalu siap mengampuni dan tidak menyimpan dendam, sehingga hubungan yang mungkin retak akibat perbedaan pendapat dapat dipulihkan dengan kasih Kristus.

Dalam Agama Kristen, kasih merupakan elemen penting yang harus hadir dalam setiap interaksi, termasuk saat menghadapi perbedaan pendapat. Kasih mengajarkan kita untuk saling menghormati, bersikap rendah hati, dan mengutamakan persatuan. Dengan menjadikan kasih sebagai dasar dalam setiap diskusi atau perbedaan, kita dapat menciptakan suasana yang damai, saling membangun, dan memperlihatkan teladan Kristus kepada dunia. Dalam kasih, perbedaan pendapat bukanlah alasan untuk terpecah, melainkan kesempatan untuk menunjukkan kemurahan hati dan pengampunan, sebagaimana kita telah menerimanya dari Kristus.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun