Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekhasan tersendiri dalam bidang pendidikan. Salah satunya adalah terintegrasinya kebudayaan dengan pendidikan. Hal ini dapat dengan mudah diketahui secara sederhana melalui penamaan kementerian yang menaungi kedua hal tersebut, yaitu Kementerian Pendidikan, Kebudayan, Riset dan Teknologi. Namun, tentunya filosofinya jauh lebih dalam dari sekedar penamaan tersebut.
Budaya dengan pendidikan di Indonesia bukanlah sesuatu hal yang baru. Indonesia memiliki Bapak Pendidikan Nasional, yaitu Ki Hadjar Dewantara yang mengusung filosofi pendidikan dalam bahasa Jawa, yaitu ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, dan tut wuri handayani.Â
Semboyan ini terus-menerus digaungkan dan dikenal secara luas dengan bahasa asalnya, meskipun sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Hal ini menjadi salah satu bukti kuat yang menunjukkan bahwa Indonesia sedari dulu sudah mengintegrasikan budaya dengan pendidikan.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi di bawah kepemimpinan Nadiem Makarim berusaha untuk memperkuat konsep pengintegrasian kebudayaan dengan pendidikan melalui kebijakan implementasi Kurikulum Merdeka. Penguatan Profil Pelajar Pancasila menjadi salah satu usaha nyata pengintegrasian kebudayaan dengan pendidikan.Â
Hal ini tercermin dalam salah satu kompetensi Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan dapat berkembang pada pelajar di Indonesia, yaitu berkebinekaan global.Â
Poin penting yang menjadi titik berat kompetensi ini adalah Merdeka Berbudaya, yaitu mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan yang menjadi cerminan dari karakteristik bangsa Indonesia, namun tetap berpikiran terbuka terhadap budaya lain yang bernilai positif.
Implementasi pengembangan Profil Pelajar Pancasila dilaksanakan melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau lebih dikenal luas sebagai P5. Kegiatan ini terus-menerus digaungkan semenjak Kurikulum Merdeka resmi diluncurkan oleh Nadiem Makarim dan menjadi hal yang terus diperbincangkan dalam kelompok-kelompok diskusi.Â
P5 disambut dengan baik oleh banyak sekolah sebagai suatu terobosan baru dalam pembelajaran. Dalam program P5, ada enam kompetensi Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan dapat dikembangkan dalam diri siswa, yaitu: 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia; 2) berkebinekaan global; 3) bergotong royong; 4) mandiri; 5) bernalar kritis; dan  6) kreatif.Â
Sebagai usaha untuk memenuhi hal tersebut, pemerintah mencoba menghadirkan Merdeka Belajar dalam program P5 melalui kebebasan setiap satuan pendidikan untuk merancang dan mendesain program P5 yang didasari oleh karakteristik sekolah dan siswa. Selain itu, siswa juga diberikan kebebasan untuk memilih tema projek yang sesuai dengan minat dan potensi yang dimilikinya.