Kualitas diri yang dimaksud, tidak hanya tentang kekayaan materi, usia muda dan fisik yang prima, karena hal ini belum menjamin kesehatan dirinya.
Dibutuhkan kemampuan untuk mengelola kualitas emosi-mentalnya. Bapak kedokteran dunia, Ibnu Sinna pun menggunakan slogan berjaya pada saat itu bahwa kepanikan adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah permulaan kesembuhan.
Keterhubungan merupakan power yang mendasar saat kita dihadapkan pada situasi yang menekan, bahkan orang-orang disekitar kita yang dianggap sebagai toxic karena tindakan dan sikapnya tidak selaras dengan hati kita.Â
Begitu pula kemarahan, kekecewaan, dan umpatan yang tidak baik-baik saja menjadi pemicu dan aksi nyata untuk diredam dan diterima dengan lapang dada. Sumber energi positif, bukan pada egois memikirkan diri sendiri, namun lebih cara-cara menebar manfaat dan kebaikan secara sosial.
Dukungan dalam bentuk dukungan moril kemanusiaan diperlukan. Antar pribadi saling melengkapi, mendengarkan batin yang terluka, atau menguatkan orang yang sedih saat kehilangan milik berharga baik itu orang terkasih maupun ketidakmampuan secara ekonomi karena kehilangan sumber penghasilan.
Aksi kongkret
Ketidakberdayaan saat situasi kritis sekarang ini, seakan menyesakkan dada, sesaat muncul pula kekhawatiran, dan ketakutan tentang diri dan keadaan sekitar. Peristiwa dan kabar duka tidak terkendali didengar oleh telinga dan mata kita. Permintaan tolong datang silih berganti.
Rangkuman aksi konkret bahwa kita mampu mengatasi ketidakberdayaan atas situasi yang tidak baik dengan tiga tindakan nyata untuk bersikap baik-baik saja, meliputi :
- Three good things/ blessing. Kita lakukan gratitude visit berupa kebersyukuran kecil yang kita miliki, latih untuk diucapkan, tertanam dalam pikiran, dan bisa pula dikomunikasikan pada orang lain, tiga hal baik-baik saja yang kita alami, dalam kurun waktu satu hari di keseharian kita.
- Using your strength in right time. Saat kondisi tidak baik, tidak perlu memaksakan diri untuk segera berubah dan mengganti dengan hal positif. Rencanakan waktu yang tepat sesuai dengan kesiapan kita, yakinkan untuk menggunakan kemampuan dalam waktu tiga jam kedepan, tiga hari kedepan, atau tiga minggu kedepan untuk melakukan adaptasi dan aktualisasi kelebihan diri.
- Open action to others. Boleh saja orang memiliki masa lalu yang tidak oke, namun menjadi oke saat kita membuka diri. Ada proses baik-baik saja secara perlahan untuk menyembuhkan luka emosional satu sama lain. Lakukan tiga tindakan kebaikan nyata untuk orang lain per harinya, misalnya sigap menolong, memberi tanpa diminta, dan aksi tulus meringankan beban orang lain.
Yuk Melatih Diri, Bersikap Baik-Baik Saja Saat Situasi Tidak Baik.
Everything Gonna Be OK.
***