Semua orang memiliki perjuangan masing-masing dalam hidupnya dan tidak bisa sempurna mendapat semua yang diinginkan. Tetap baik-baik saja untuk berjiwa besar menerima kekecewaan, ketakutan, kesedihan, dan perasaan negatif lainnya adalah pribadi yang bijak dan mulia.Â
Letih adalah kode untuk sementara waktu "jeda" dari situasi yang ada, bukan untuk menyerah terhadap keadaan tetapi keyakinan diri bahwa situasi ini melibatkan perasaan wajar tentang tidak baik- baik saja, pada akhirnya nanti di waktu terbaik dan upaya yang benar semua akan menjadi baik-baik saja.
Pertama, seni bersikap baik-baik saja, yakni semua makhluk diberi akal untuk mengambil langkah mana yang benar atas ijin Tuhan.Â
Termasuk menghadapi berbagai problem kehidupan, kita perlu berlatih bersikap baik-baik saja menerima keadaan, namun tetap penuh upaya dengan cara yang mencerminkan ketaatan pada-Nya. Namun tidak sesederhana itu apabila menyarankan seseorang untuk kembali pada Sang Kuasa, terutama saat dalam situasi sedang tidak baik-baik saja.Â
Terkadang orang-orang di sekitar lebih mengingatkan untuk rajin beribadah karena ini ujian, terkesan positif namun justru ini diterima negatif untuk orang yang sedang tertahan dengan problem hidupnya, ini yang dalam istilah psikologi disebut toxic positivity.Â
Keadaan menyemangati secara positif pada diri atau orang lain namun justru memberi dampak negatif pada diri atau orang lain tersebut. Beri kesempatan pribadi kita untuk manage diri terlebih dahulu. Meski awalnya berat, perlahan akan ringan karena kesiapan kita mengelola diri.
Selanjutnya seni bersikap baik-baik saja yang kedua, yaitu keseimbangan hidup.
Artikel bertema a deeper immunity menemukan kekebalan paling dalam diri manusia, yaitu menguatkan spiritual care tidak hanya untuk dirinya namun juga berlimpah kebaikan untuk orang-orang sekitar secara seimbang.Â
Faktor terpenting saat menghadapi tekanan hidup, menderita penyakit, kesulitan ekonomi, kehilangan orang-orang yang disayangi, dan bahkan kehilangan pendapatan/pekerjaan.Â
Bukan pada keyakinan agama atau tebalnya iman saja, namun lebih pada overall well-being, yaitu kesejahteraan dari berbagai faktor, baik spiritual, sosial, psikologis, dan fisik. Baik kesejahteraan untuk dirinya sendiri, keluarga, lingkungan sosial, dan terutama kesejahteraan untuk dekat dengan Tuhan.
Berdasarkan telaah literatur, terdapat tiga point penting hasil group concept mapping saat kondisi sedang tidak baik- baik, yakni kualitas diri, keterhubungan, dan dukungan. Partisipan dalam riset ini melibatkan professional, terdiri dari dokter, perawat, mahasiswa bergelar master, dan praktisi kesehatan mental (Hvidt et al., 2020).