Mohon tunggu...
Heni DwiUtami
Heni DwiUtami Mohon Tunggu... Guru - Guru Penggerak Angkatan 4 Sidoarjo dan Pengajar Praktik Angkatan 9 Kemendikbud

Saya adalah guru SD di Sidoajo yang memiliki minat pada perkembangan potensi individu murid yang sangat beragam dan psikologi pendidikan. Selain menjadi seorang guru SD, saya juga banyak menjadi penasihat literasi dan sering mengisi berbagai workshop mengenai kepenulisan/ literasi, public speaking, dan pendidikan untuk anak usia dini.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Laporan Lokakarya 1 PGP Angkatan 9 Kelas Sidoarjo 8

23 September 2023   06:41 Diperbarui: 23 September 2023   06:44 6455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A. Latar Belakang

Guru Penggerak merupakan program pendidikan dari pemerintah untuk meningkatkan kompetensi guru, selain itu hadirnya guru penggerak diharapkan mampu menggerakkan komunitas belajar. Pendampingan melalui lokakarya bertujuan untuk:

  • meningkatkan keterampilan CGP untuk menjalankan perannya;
  • menjejaringkan CGP di tingkat kabupaten/kota;
  • menjadi ruang diskusi dan pemecahan masalah yang dihadapi oleh CGP; dan
  • meningkatkan keterlibatan pemangku kepentingan di tingkat sekolah dan kabupaten/kota.

B. Tujuan

Tujuan kegiatan pendampingan lokakarya 1 adalah sebagai berikut:

  • Peserta dapat menjelaskan hubungan mindset pemimpin pembelajaran di konteks sekolah
  • Peserta dapat menjelaskan pentingnya dan manfaat komunitas praktisi baik untuk dirinya sendiri dan lingkungan belajar
  • Peserta dapat menjelaskan konsep, filosofi dan prinsip komunitas praktisi sebagai bagian dari peran guru penggerak
  • Peserta dapat mengindentifikasi dan memetakan komunitas praktisi yang sudah ada
  • Peserta dapat mengaitkan komunitas praktisi yang sudah ada untuk mewujudkan filosofi, nilai dan peran guru penggerak.

C. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dari kegiatan pendampingan lokakarya 1 adalah sebagai berikut:

  • Calon Guru Penggerak dapat menjelaskan definisi dan manfaat komunitas praktisi
  • Calon Guru Penggerak dapat mengidentifikasi komunitas praktisi
  • Calon Guru Penggerak dapat memetakan manfaat dan area kontrol di komunitas praktisi yang sudah ada

D. Sasaran

Sasaran pelaksanaan pendampingan lokakarya 1 program PGP adalah unsur-unsur yang terkait dengan pelaksanaan pendampingan lokakarya 1, adalah sebagai berikut:

  • 18 Calon Guru Penggerak
  • Kepala Sekolah dari Calon Guru Penggerak
  • Pengawas

E. Pelaksanaan

Pelaksanan pendampingan lokakarya 1 di Wilayah Sasaran pengajar praktik yang bertugas ini diselenggarakan secara luring pada hari Minggu tanggal 17 September 2023. Bertempat di SMP Negeri 5 Sidoarjo, Jl. Untung Suropati No. 24, Sidoklumpuk, Sidokumpul, Kec.Sidoarjo Kab. SIdoarjo Jawa Timur 61218.

F. Pihak Terkait

Pihak yang terkait pada pelaksanaan pendampingan lokakarya 1 adalah sebagai berikut:

  • Panitia BBGP
  • Dinas/ Cabang Dinas Pendidikan Kab. Sidoarjo
  • Pengajar Praktik Kab.Sidoarjo 8 (Heni Dwi Utami, Lukman Hadianta, Dian Kurniawati)
  • 18 Calon Pengajar Praktik Kab. Sidoarjo 8
  • Kepala Sekolah CGP atau perwakilannya
  • Pengawas

G. Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan

Agenda kegiatan atau menu belajar pada lokakarya 1 terfokus pada beberapa hal yakni:

  • Kepemimpinan dalam diri
  • Mengalami diskusi komunitas praktisi
  • Komunitas praktisi sekelilingku (mengidentifikasi dan memetakan komunitas praktisi)
  • Peran guru penggerak dalam menggerakan komunitas praktisi
  • Menggerakkan komunitas praktisi

Sesi Pembukaan (15 menit)

Pada kegiatan Pembukaan yang dilakukan selama 15 menit, PP memulai pelatihan dengan sapaan hangat dan bersemangat. Kemudian memberikan pertanyaan yang dapat membuat peserta terlibat dan membentuk koneksi antar CGP.

Siapa di antara Bapak/Ibu yang sebelum ke tempat ini sudah sarapan?

Siapa di antara Bapak/Ibu yang sebelum ke tempat ini sudah minum teh atau kopi?

Siapa di antara Bapak/Ibu yang sudah berolahraga tadi pagi?

Setelah menyapa, melakukan icebreaking untuk membuat koneksi antar peserta, PP yang membawakan kegiatan, ataupun dengan kegiatan yang dilaksanakan. Icebreaking kali ini juga digunakan untuk membuat peserta nyaman dengan peserta lain dan pengajar praktik yang tidak bertemu selama 1 bulan, dan materi yang khususnya diberikan di hari ini. PP memimpin icebreaking dengan judul tembak nama.

Mari Bapak/Ibu kita berdiri melingkar.

Siapa yang pernah ke Amerika Bapak/Ibu?

Siapa yang tahu musuh Indian pada zaman dahulu? (koboi)

Siapa yang tahu perlengkapan yang digunakan oleh koboi? (tali laso, senapan)

Sekarang ceritanya saya akan menjadi koboi dan memiliki senapan. Saat ada orang yang saya tembak dengan berkata 'dor', Bapak atau Ibu tersebut silakan jongkok. Lalu orang yang berada di sebelah kiri dan kanan dari orang yang jongkok tersebut harus beradu cepat nama orang yang ada di sebelahnya. Contoh misalnya saya tembak Bapak Andi maka Pak Andi silakan jongkok. Lalu orang yang disebelah kiri dan kanannya misalnya Bu Novi dan Bu Siti harus beradu cepat memanggil lawannya. Jika Bu SIti lebih cepat, maka Bu Novi kalah dan lingkaran kita mengecil.

Apakah ada pertanyaan Bapak/Ibu? Jika tidak, kita mulai ya permainannya.

Setelah permainan ice breaking dilakukan, PP meminta peserta kembali duduk.

Terimakasih sudah ikut bermain. Silakan Bapak/Ibu kembali ke tempat duduknya masing-masing.

Sesi perkenalan PP (5 menit)

Setelah melakukan ice breaking, suasana kelas sudah lebih akrab dan terbuka. Untuk menghemat waktu dan lebih mengenal, PP menyebutkan nama dan hal terbaik yang dialami sebagai guru di bulan ini dalam 1 kalimat ini. Setelah PP meminta peserta juga memperkenalkan diri kembali dengan cara yang sama.

Sesi penjelasan tujuan Pembuatan Kesepakatan belajar (10 menit)

PP menjelaskan tentang tujuan lokakarya pertama ini dan memberitahukan agenda kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. PP menekankan bahwa materi yang akan dipelajari ini sudah tertera di buku saku pembelajaran yang mereka punya sebagai calon guru penggerak.

Kemudian PP memberi kesempatan bertanya pada peserta. Setelah pemberian waktu untuk bertanya, PP mengajak peserta untuk membuat kesepakatan bersama.

Sesi Kepemimpinan dalam diri (75 menit)

Persiapan kegiatan

PP menyiapkan bola warna-warni untuk disebar ke sekeliling ruangan dan slayer/penutup mata.

Pelaksanaan:

PP memandu peserta melakukan permainan mencari bola:

Siapa diantara Bapak/Ibu yang suka naik kereta?

Siapa diantara Bapak/Ibu yang pernah main kereta-keretaan waktu masih kecil?

Siapa yang ingin bermain kereta-keretaan sekarang?

Sekarang kita akan bermain kereta-keretaan. Berikut prosedurnya:

  • Peserta akan dibagi menjadi 5 kelompok. Tiap kelompoknya terdiri dari 3 orang.
  • Tugas tiap kelompok adalah mengumpulkan bola dari suatu yang warna yang akan ditentukan, di sekeliling ruangan ini.
  • Dalam mengumpulkan bola, kelompok perlu membuat sebagai kereta. Jadi 1 kelompok akan berbaris. Semua orang akan memegang pundak orang yang didepannya, kecuali orang yang berada di paling depan barisan.
  • Orang yang dapat mengambil bola adalah orang yang ada di paling depan barisan.
  • Jika saat mengumpulkan, barisan terputus atau tangan terlepas dari Pundak, maka pengajar praktik akan mengurangi 1 bola yang sudah dikumpulkan dan pengajar praktik akan menaruh bola tersebut di lokasi yang baru.
  • Kelompok tidak boleh mengambil warna bola yang berbeda.
  • Kelompok yang menjadi pemenang adalah kelompok yang paling cepat mengumpulkan seluruh bola dengan warna yang ditentukan.

Kita akan berhitung 1-5. Orang yang mendapat angka 1 maka akan masuk kelompok pertama, dst. Kalau sudah berhitung, silakan berkumpul dengan kelompoknya.

Silakan tiap kelompok menentukan urutan barisannya dan berdiri sesuai dengan barisannya. Apakah sudah?

Tambahannya, di permainan ini setiap kereta memiliki keterbatasan. Berikut keterbatasannya:

  • Orang pertama dan kedua paling depan akan ditutup matanya dengan slayer
  • Orang paling belakang tidak ditutup matanya, namun tidak boleh bersuara.

Kita akan mulai bersama-sama dalam hitungan ketiga. Siap? 1-2-3!

Kemudian PP mengajak peserta melakukan refleksi bersama permainan mencari bola tadi dengan alur 4P (peristiwa, perasaan, pembelajaran, penerapan ke depan)

Peristiwa:

Apa kegiatan yang tadi dilakukan?

Apa tugas dari tiap kelompok?

Apakah terdapat tantangan atau kesulitan dalam menjalankan tugas tersebut?

Apa hasilnya tadi? Kelompok mana yang menang?

Perasaan:

Apa yang Bapak/Ibu rasakan saat menjadi orang paling depan, posisi tengah, dan posisi paling belakang?

Apa rasanya saat barisan terlepas dan bola diambil Pengajar Praktik?

Apa rasanya saat tidak berhasil mengumpulkan bola?

Apa yang dirasakan setelah mengumpulkan semua bola tersebut?

Pembelajaran:

Bagaimana cara bisa mengumpulkan seluruh bola dengan cepat?

Apa cara yang dilakukan oleh kelompok pemenang?

Peran mana yang paling penting di dalam permainan tadi?

Posisi mana yang memimpin di dalam permainan tadi?

(Poin pembelajaran: semua peranan penting dalam mewujudkan semua upaya dan tiap peran adalah seorang pemimpin di areanya)

Penerapan ke depan:

Jadi apa hubungan peran Anda sebagai CGP dengan kualitas pemimpin?

Jadi apa nilai-nilai dari CGP yang bisa membuat Anda menjadi lebih baik sebagai pemimpin?

Apa yang bisa Anda lakukan sebagai CGP atau pemimpin di dalam sekolah sebagai organisasi pembelajaran? 

Apa yang perlu ditingkatkan dari diri Anda, jika ingin menjadi pemimpin yang efektif di organisasi pembelajaran?

Apa kualitas yang sudah Anda punya sebagai pemimpin pembelajaran?

Diskusi nilai, peran, dan kompetensi guru penggerak

PP menyiapkan kertas plano, spidol, dan lakban dan memandu diskusi dengan pertanyaan apakah CGP masih mengingat tentang nilai, peran, dan kompetensi guru penggerak. Kemudian membagi seluruh peserta menjadi 3 kelompok. Kelompok 1 membahas tentang nilai-nilai guru penggerak. Kelompok 2 membahas tentang peran guru penggerak, dan kelompok 3 membahas tentang kompetensi guru penggerak. Setelah 10 menit berdiskusi kelompok, PP mempersilahkan tiap kelompok bergantian mempresentasikan pembelajarannya terhadap tiap topik.

Setelah semua kelompok presentasi, PP menutup kegiatan dengan menyatakan bahwa ketiga poin (nilai, peran, kompetensi) tersebut saling berhubungan dan berikan jembatan pembelajaran ke materi komunitas praktisi.

Presentasi salah satu kelompok CGP (Dok. pribadi)
Presentasi salah satu kelompok CGP (Dok. pribadi)

Terimakasih tiap kelompok sudah berdiskusi dan presentasi.

Ketiga poin tersebut saling berhubungan dan kita sebagai Calon Guru Penggerak perlu menguasainya untuk membuat kita menjadi pemimpin organisasi pembelajaran yang lebih baik.

Sebagai pemimpin organisasi pembelajaran, salah satu aktivitas yang bisa kita lakukan adalah memanfaatkan komunitas praktisi yang sudah ada untuk mengefektifkan serta meningkatkan kualitas pembelajaran. Setelah ini, kita akan masuk kepada penjelasan dan penerapan komunitas praktisi. Apakah Bapak/Ibu siap?

Diskusi Komunitas Praktisi (75 menit)

Persiapan

PP menyiapkan kertas plano, spidol, post it berwarna kuning, biru, dan hijau.

Pelaksanaan

PP meminta peserta menuliskan permasalahan mereka di post-it berwarna kuning.

Bapak/Ibu telah menjalankan pelatihan guru penggerak selama 2 bulan. Saya yakin masih terdapat beberapa permasalahan yang Bapak/Ibu alami sebagai guru di sekolah masing-masing. Sekarang, silakan Bapak/Ibu tuliskan masalah yang Bapak/Ibu alami sebagai guru di post-it berwarna kuning. 1 post-it berisi 1 masalah, sehingga jika Bapak/Ibu terdapat 3 masalah maka dituliskan di 3 post- it yang berbeda.

 

Pengajar praktik membagikan post-it berwarna kuning dan spidol warna kepada peserta. Jumlah post-it yang dibagikan bisa berbeda antar peserta, tergantung jumlah permasalahan yang dihadapi selama 2 bulan.

Pengajar praktik melakukan kategorisasi permasalahan dengan mengatur post-it yang bertuliskan masalah yang sama atau setipe menjadi berdekatan lalu menuliskan judul kategori masalah tersebut di post it berwarna hijau di atas post-it post-it tersebut. Sebaiknya masalah dibuat menjadi 3 kategori sehingga memudahkan proses selanjutnya.

Jika dilihat dari permasalahan yang Bapak/Ibu alami selama 2 bulan ini, terdapat 3 kategori masalah, yang adalah masalah dengan diri sendiri, masalah dengan siswa atau pembelajaran, dan masalah dengan pihak sekolah (rekan guru, kepala sekolah)

Mari kita pahami permasalahan yang sudah Bapak/Ibu tuliskan. Silahkan perwakilan tiap kategori untuk menceritakan lebih dalam tentang masalah yang dialami. Kita mulai dari kategori 1 terlebih dahulu, Silakan Bapak/Ibu yang menuliskan masalah di kategori tersebut boleh berbicara. Siapa yang mau menceritakan permasalahannya?

Setelah mendalami tiap kategori masalah lebih dalam, sekarang kita akan membahas solusi untuk tiap kategori di dalam 3 kelompok. Bapak/Ibu silakan bilang 'do' , 're' , 'mi' bergantian kemudian setelah 'mi' kembali lagi ke 'do'. Silakan mulai. Silakan Bapak/Ibu yang mendapat 'do' bergabung dengan peserta lain mendapat 'do', begitu seterusnya. Jadi kita memiliki 3 kelompok yaitu kelompok 'do', kelompok 're', dan kelompok 'mi'.

Jika sudah silahkan berdiskusi per kelompok. Kelompok do membahas tentang masalah dengan diri sendiri, kelompok re membahas tentang masalah dengan siswa atau pembelajaran, dan kelompok mi membahas masalah dengan pihak sekolah.

Jika sudah didiskusikan, silakan tuliskan tiap solusi di post-it berwarna biru, kemudian ditempelkan di samping kategori masalah. 

Setelah berdiskusi, PP meminta perwakilan kelompok untuk menceritakan solusi yang dihasilkan oleh kelompok

Post it masalah dan solusi CGP selama 2 bulan terakhir
Post it masalah dan solusi CGP selama 2 bulan terakhir

Terimakasih Bapak/Ibu yang telah menceritakan permasalahannya dan juga bekerja keras memikirkan solusi untuk permasalahan yang dimiliki. Silakan menerapkan solusi yang disarankan oleh teman-temannya. 

Refleksi Manfaat Komunitas Praktisi

PP mengajak peserta melakukan diskusi refleksi komunitas belajar dengan alur 4P.

Peristiwa:                

Apa kegiatan yang baru kita lakukan? (identifikasi masalah dan solusi)

Apa saja tahapan dalam kegiatan tadi?

Apa saja permasalahan yang muncul?

Apa saja solusinya?

Perasaan:

Apa yang dirasakan saat menuliskan atau membahas permasalahan Bapak/Ibu?

Apakah Bapak/Ibu merasa nyaman untuk bercerita di dalam proses diskusi?

Apa yang Bapak/Ibu rasakan saat masalahnya dicarikan solusi bersama-sama? 

Pembelajaran 1:

Apakah Bapak/Ibu mengetahui apa istilah kegiatan tadi? 

Diskusi tadi adalah aplikasi dalam melakukan komunitas praktisi. Seperti yang Bapak/Ibu rasakan, dalam komunitas praktisi, harapannya para peserta merasa nyaman menceritakan permasalahannya dan menemukan solusinya bersama.

Pembelajaran 2:

Apa saja manfaat dari diskusi komunitas praktisi seperti tadi?

Betul! Dalam komunitas praktisi, kita bisa dapat belajar satu sama lain dengan rekan seprofesi kita. Kita juga membagi beban permasalahan dengan orang yang mengerti kita. 

Pembelajaran 3:

Apa yang menjadi kunci penting dalam proses diskusi tadi?

Apa yang Bapak/Ibu amati dari proses saya memfasilitasi diskusi?

Bapak/Ibu nantinya akan menjadi guru penggerak yang akan berperan menggerakan komunitas praktisi dan memfasilitasi diskusi seperti yang telah saya lakukan. Seperti yang Bapak/Ibu lihat dalam diskusi tadi, buat proses komunikasi positif. Dimana setiap orang dapat mengajukan idenya dan tidak merasa dihakimi. Ingat kembali proses tadi saat Bapak/Ibu memfasilitasi diskusi komunitas praktisi

Penerapan ke depan:

Apa yang akan Bapak/Ibu lakukan jika diminta mengadakan diskusi komunitas praktisi?

Apa yang perlu Bapak/Ibu tingkatkan kedepannya agar bisa mengadakan diskusi komunitas praktisi dengan baik?

Karena kita sama-sama mengapresiasi diri kita karena telah belajar diskusi komunitas praktisi dengan dua kali jentik jari! (minta peserta mengikuti)

SEKILAS MATERI KOMUNITAS PRAKTISI

PP kemudian memberikan penjelasan sekilas tentang materi komunitas praktisi, sambil menayangkan slide kepada peserta.

Sekarang, mari kita lihat sekilas tentang filosofi komunitas praktisi. Hal yang akan dijelaskan ini dapat Bapak/Ibu pelajari lebih jauh dari buku saku yang Bapak/Ibu punya.

Komunitas Praktisi adalah "Sekelompok individu yang memiliki semangat dan kegelisahan yang sama tentang praktik yang mereka lakukan dan ingin melakukannya dengan lebih baik dengan berinteraksi secara rutin" 

(Wenger, 2012) 

5 Tujuan Komunitas Praktisi

  • Mengedukasi anggota dengan mengumpulkan dan berbagi informasi yang berkaitan dengan masalah dan pertanyaan tentang praktik pengajaran dan pembelajaran 
  • Memberi dukungan pada anggota melalui interaksi dan kolaborasi sesama anggota 
  • Mendampingi anggota untuk memulai dan mempertahankan pembelajaran mereka 
  • Mendorong anggota untuk menyebarkan capaian anggota melalui diskusi dan berbagi 
  • Mengintegrasikan pembelajaran yang didapatkan dengan pekerjaan sehari-hari

 

Karakteristik Komunitas Praktisi

Tidak semua komunitas dapat dikategorikan sebagai komunitas praktisi. Ada tiga karakteristik yang membedakan komunitas praktisi dengan komunitas lain: 

Domain: Adanya kesamaan atas hal yang dianggap penting oleh anggota komunitas.

Contohnya: Tujuan, Identitas, minat, latar belakang, nilai yang dipercaya, keresahan tentang sesuatu 

Komunitas: Adanya tatanan sosial yang disepakati oleh anggota. 

Contohnya: Saling menghormati antar anggota, keinginan untuk berbagi, niat baik saling mendukung, interaksi yang rutin/reguler, terbuka untuk saling bertanya dan niat baik untuk saling mendukung dan berkontribusi 

Praktik: Adanya pengetahuan yang dikembangkan, dibagikan dan dipelihara sebagai hasil dari kegiatan komunitas praktisi. 

Contohnya: informasi, hasil pembelajaran, pengetahuan yang dibagikan, alat dan bahan untuk pembelajaran atau hasil pembelajaran, dokumen-dokumen dan video. 

Contoh Komunitas Praktik Guru di Sekolah Menengah Pertama Merdeka

Domain: Guru-guru dari Sekolah Menengah Pertama Merdeka yang memiliki tujuan untuk menjadi guru yang berpusat pada murid 

Komunitas: Adanya kesepakatan pertemuan dua minggu sekali di sekolah untuk belajar bersama dan berbagi praktik baik 

Praktik: Adanya catatan ringkasan pembelajaran, foto dan video kegiatan, dan kumpulan dokumen hasil refleksi peserta 

Sebuah komunitas praktisi setidaknya memiliki
jenis aktivitas:

Berbagi masalah dan mengembangkan proses untuk mencari penyelesaian masalah 

Merumuskan tindakan untuk menyelesaikan masalah 

Berbagi pengalaman menjalankan praktik 

Merefleksikan tindakan-tindakan yang sudah diambil untuk melakukan perbaikan 

Mendokumentasikan kegiatan dan produk para anggotanya untuk bahan belajar 

Kemudian tepat pukul 12.00, seluruh peserta dipersilahkan untuk Ishoma (Istirahat, sholat, dan makan) selama 60 menit.

Sesi Komunitas Praktisi di Sekelilingku (60 menit)

Energizer

PP menyambut kembali peserta yang telah ber-ishoma, dan mengajak kembali semangat serta focus pada pelatihan. PP melontarkan beberapa pertanyaan pengantar dan menggiring pada permainan suit perkalian:

Siapa di antara Bapak/Ibu yang sudah kenyang?

Siapa di antara Bapak/Ibu yang ingin makan lagi?

Setelah makan siang biasanya kita merasa mengantuk, terutama saat kita makan makanan yang kaya akan karbohidrat atau protein. Hal ini disebabkan karena ada hormon yang dihasilkan oleh tubuh, dimana hormon ini membuat kita mengantuk. Oleh karena itu setelah istirahat makan siang, kita perlu mengadakan energizer agar lebih bersemangat dan siap mengikuti sesi kembali. 

Mari Bapak/Ibu kita melakukan melakukan suit perkalian setelah makan siang. 

Bagaimana caranya? Bapak/Ibu cari pasangan lalu berdiri berhadapan. Setelah berdiri berhadapan, lakukan suit. Namun suitnya diganti dengan berikan jumlah jari di tangan Bapak/Ibu. Contoh misalnya Bapak Udin menunjukkan jari berjumlah 3 dan pasangannya menunjukkan jari berjumlah 4. Setelah itu, kedua orang ini harus cepat-cepatan menebak total perkalian. Dalam contoh tadi, jawabannya adalah 12. Peserta yang menebak lebih cepat dan benar, maka dialah pemenang suit tersebut. Apakah ada pertanyaan Bapak Ibu? Nanti kita akan memainkan ini 3 ronde. Jadi setelah tiap ronde, Bapak/Ibu yang menang cari orang lain yang menang, sementara Bapak/Ibu yang kalah cari orang lain yang kalah juga. Silakan Bapak/Ibu mencari pasangannya dan berdiri berhadapan.

Sudah siap semua?

Mengidentifikasi komunitas praktisi yang sudah ada

PP mengajak peserta untuk belajar proses diskusi komunitas praktisi.

Tadi kita sudah belajar tentang komunitas praktisi. Sekarang mari kita identifikasi komunitas praktisi yang sudah ada di lingkungan.

Agar kita dapat mengidentifikasi dengan baik, peserta akan dibagi menjadi 3 kelompok. Setiap orang akan mengidentifikasi komunitas praktisi yang ada di lingkungannya masing-masing. Jika ada pertanyaan atau bingung, Bapak/Ibu bisa bertanya kepada anggota kelompok lain atau bertanya kepada pengajar praktik yang mendampingi kelompok Bapak/Ibu

PP kemudian membagi peserta menjadi 3 kelompok dan membagikan Lembar Identifikasi Komunitas Praktisi kepada setiap kelompok.

Setiap orang sekarang sudah di kelompoknya dan sudah mendapat lembar identifikasi Komunitas Praktisi. Saya ingatkan bahwa ini adalah tugas individu karena Bapak/Ibu perlu mengetahui komunitas praktisi yang ada di lingkungannya, dimana bisa berbeda dengan komunitas praktisi di tempat lain atau bisa jadi juga sama atau mirip. 

Jika tidak ada silakan mengidentifikasi di lembar yang dibagikan, mulai dari nama komunitas praktisi, PIC, target peserta, tujuan kegiatan, aktivitas apa saja yang dilakukan, frekuensi kegiatan.

Setelah itu, analisa apa peran Bapak/Ibu di dalam kegiatan tersebut, manfaat yang dirasakan, serta seberapa besar kontrol Bapak/Ibu di komunitas tersebut. Apakah Bapak/Ibu bisa memberikan pengaruh atau mengontrol atau area kontrol hanya kecil karena hanya bisa terlibat sebagai peserta.

Pengajar Praktik membantu CGP mengerjakan lembar tersebut. Dalam pengerjaannya, CGP juga diijinkan untuk bertanya kepada peserta lain terutama jika berasal dari lingkungan yang berdekatan. Setelah 15 menit, berhentikan pengerjaan secara individu dan pp meminta CGP secara berpasangan membagikan cerita hasil penulisannya dan melengkapi lembar tersebut jika ada saran dari pasangannya.

Menganalisa pemetaan komunitas praktisi

Setelah mengidentifikasi komunitas praktisi yang ada di lingkungannya, minta peserta untuk memetakan komunitas praktisi yang sudah tertulis ke matrix komunitas praktisi. PP lalu membagikan lembar pemetaan komunitas praktisi dan memberitahu cara mengisi lembar tersebut.

Di dalam lembar yang Bapak/Ibu dapat, terdapat sumbu X dan Y untuk memetakan komunitas praktisi. Sumbu X menandakan seberapa besar kontrol Bapak/Ibu di Komunitas Praktisi tersebut, semakin besar maka posisi komunitas praktisi tersebut semakin kekanan. Sumbu Y menandakan seberapa besar manfaat yang Bapak/Ibu bisa dapatkan di Komunitas Praktisi tersebut, semakin besar maka posisi komunitas praktisi tersebut semakin ke atas.

Apakah ada pertanyaan?

Jika tidak ada pertanyaan, dalam waktu 15 menit silakan tuliskan komunitas praktisi yang ada di lembar identifikasi berdasarkan posisi yang sesuai.

 

Pengajar Praktik berkeliling memastikan peserta memahami instruksi dan mengerjakannya sesuai instruksi. Setelah 15 menit, PP memberikan apresiasi kepada para peserta dan berikan jembatan kepada materi selanjutnya.

Waktu habis! Tepuk tangan untuk Bapak/Ibu yang sudah mengidentifikasi dan memetakan komunitas praktisi yang ada. Jika dilihat, ternyata banyak komunitas praktisi yang ada ya di sekeliling kita. Lalu, apakah peran kita sebagai Calon Guru Penggerak di Komunitas Praktisi ini terutama untuk Komunitas Praktisi yang dapat memberikan manfaat untuk kita.

Mari kita lanjut ke materi selanjutnya!

Peran Guru Penggerak dalam membuat komunitas praktisi (60 menit)

Memahami peran guru penggerak dalam membuat komunitas praktisi.

PP mengajak peserta untuk belajar proses diskusi komunitas praktisi.

Menurut Bapak/Ibu, apa saja peran Bapak/Ibu sebagai calon guru penggerak?

PP lalu menjelaskan alur peranan guru penggerak

PP membagi peserta menjadi 3 kelompok. Tiap kelompok bertugas untuk mempelajari salah satu strategi untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif. PP memberitahukan peserta bahwa tiap orang perlu memahami strategi yang dipelajari karena setelah itu mereka akan sharing kepada anggota kelompok yang lain.

Tugas peserta di kelompok 1 mempelajari peran 1 dan peran 2:

 Menganalisis kebutuhan belajar anggota

 Memfasilitasi rencana kegiatan belajar berdasarkan hasil analisis kebutuhan


Tugas peserta di kelompok 2 mempelajari peran 3 dan peran 4:

 Mencari narasumber yang relevan terkait kebutuhan belajar

 Menyelenggarakan kegiatan belajar di komunitas


Tugas peserta di kelompok 3 mempelajari peran 5, peran 6, dan peran 7

 Mendokumentasikan dan mempublikasikan kegiatan

 Mendampingi rekan sejawat dalam mempraktikkan hasil belajar di komunitas

 Memfasilitasi evaluasi dan refleksi pembelajaran dan penerapan kegiatan


Silakan mempelajari tiap peran tersebut, Pastikan Bapak/Ibu mengerti tiap peran tersebut yang ditugaskan karena setelah ini Bapak/Ibu akan masuk ke kelompok baru dan menjelaskan peran guru penggerak yang telah dipelajari. Jika ada kebingungan dalam memahami peran tersebut, silakan bertanya kepada kami. 

Tiap pengajar praktik mengunjungi kelompok-kelompok. PP memastikan tiap peserta mempelajari peran sesuai yang ditugaskan. Para pengajar praktik memberikan pertanyaan kepada peserta di kelompok untuk memastikan peserta memahami materi yang dipelajari. Kemudian PP membagi peserta ke tiga kelompok yang baru, tiap peserta menceritakan tentang peran yang telah dipelajari di kelompok sebelumnya secara bergantian.

Menganalisa Peran Diri dalam Memaksimalkan Komunitas Praktisi

PP meminta peserta menganalisis dirinya dalam peran guru penggerak untuk membuat komunitas praktisi. Dengan bertanya:

Setelah mengenali peran-peran dari guru penggerak, mari kita menganalisa peran diri kita masing-masing terhadap komunitas praktisi yang sudah kita identifikasi dan petakan Hal yang perlu dituliskan ada 3, yaitu:

  • Komunitas praktisi, dituliskan urut berdasarkan yang paling memiliki manfaat dan area kontrol Bapak/Ibu cukup besar
  • Peran yang bisa Bapak/Ibu lakukan di dalam komunitas tersebut
  • Hal yang perlu ditingkatkan dari diri Bapak/Ibu secara umum untuk menjalankan perannya dengan baik

Pengajar praktik membagikan lembar peran diri dalam menggerakkan komunitas.

Setelah membagikan lembar kerja, pengajar praktik berkeliling dan memastikan peserta memahami instruksi dan mengerjakan lembar kerja yang telah dibagikan dan membantu memberikan contoh hal yang perlu ditingkatkan dari Calon Guru Penggerak. Setelah 15 menit, PP meminta beberapa peserta untuk menceritakan komunitas, peran yang dilakukan, serta hal yang perlu ditingkatkan. Dan memberikan apresiasi kepada guru-guru tersebut yang telah menganalisis peran dirinya.

Sesi Menggerakkan Komunitas Praktisi (30 menit)

Wisata Belajar

PP menempelkan 3 poster tahapan menggerakkan komunitas praktisi, yakni poster merintis, poster menumbuhkan, dan poster merawat berkelanjutan di tiga sudut ruang kelas.

PP membangkitkan antusiasme peserta untuk belajar tahapan menggerakkan komunitas belajar. Kemudian PP mengajak peserta untuk belajar tahapan menggerakkan komunitas belajar dengan cara berkeliling ruangan.

Sekarang, kita akan belajar tahapan menggerakkan komunitas praktisi. Kira-kira menurut Bapak/Ibu ada berapa tahapannya? 

Betul sekali, ada 3! Apa saja?

Ada tahapan merintis, menumbuhkan, dan merawat keberlanjutan. Kita akan memperdalam ketiga tahapan ini dengan jalan-jalan. Siapa yang suka jalan-jalan? 

Kita akan memulai pembelajaran kita dari pos merintis, menumbuhkan, lalu merawat keberlanjutan. Di tiap pos terdapat pengajar praktik yang akan menjelaskan. Di pos merintis ada Bu Heni, lalu di pos menumbuhkan ada Bu Dian, dan di pos Merawat berkelanjutan ada Pak Lukman.

Waktu belajar di setiap pos adalah 5 menit. Setelah 5 menit, kita akan lanjut ke pos selanjutnya.

Saat saya bilang 'keliling', saya bilang apa?

Silakan menuju pos merintis. Keliling!

Di tiap pos, pengajar praktik menjelaskan dengan jelas dan padat karena durasi yang diberikan terbatas. Setelah pengajar praktik menjelaskan, para peserta diberi waktu untuk bertanya. Setelah selesai semua PP memberikan apresiasi kepada seluruh peserta karena materi tahapan menggerakkan komunitas praktisi dengan baik.

Melihat potensi komunitas praktisi baru

PP menyampaikan kepada peserta untuk lebih peka melihat potensi komunitas praktisi baru di lingkungannya.

Setelah mengetahui langkah-langkah merintis, menumbuhkan, serta merawat keberlanjutan dari komunitas praktisi. Mari setelah lokakarya ini lebih peka melihat potensi komunitas praktisi baru di lingkungan Bapak/Ibu.

Ingat tidak perlu dipaksa untuk membuat komunitas praktisi. Yang penting dan perlu diingat adalah komunitas praktisi yang di lingkungan Bapak/Ibu perlu bermanfaat bagi diri Bapak/Ibu dan lingkungannya. Apakah itu dengan memanfaatkan atau mengefektifkan komunitas praktisi yang sudah ada atau membuat komunitas praktisi baru.

Jadi untuk itu, tugas dari lokakarya ini adalah melihat apakah ada potensi komunitas praktisi baru di lingkungan Bapak/Ibu. Nantinya tugas ini akan dibahas di pendampingan individu dua.

Sesi Penutupan (30 menit)

PP mengajak peserta mengingat kembali materi yang telah dipelajari selama lokakarya pertama ini. Serta menyampaikan kepada peserta bahwa kegiatan lokakarya ini serta sharing yang dilakukan di grup facebook, grup whatsapp, juga merupakan komunitas praktisi. Kemudian dengan tulus memberikan apresiasi kepada seluruh peserta karena telah mempelajari keseluruhan materi lokakarya 1.

Refleksi hasil belajar

PP memimpin refleksi hasil belajar dan membahas hal yang telah dipelajari dan hal yang ingin ditingkatkan dari diri.

Ada pepatah yang mengatakan 'guru terbaik adalah pengalaman', namun kita tidak akan belajar dari pengalaman jika pengalaman tersebut tidak dimaknai. Oleh karena itu, mari kita memaknai pembelajaran 1 hari ini. Silakan Bapak/Ibu dan berdiri membuat lingkaran (jika dimungkinkan)

Silakan dipikirkan 1 kalimat untuk menjelaskan hal yang ingin Bapak/Ibu tingkatkan sebagai calon guru penggerak. Sudah dipikirkan?

Mulai dari PP menyampaikan 1 kalimat, disambung dengan peserta lainnya urut secara bergiliran ke kana.

(proses refleksi)

Terimakasih telah melakukan refleksi, boleh tepuk tangan kepada Bapak/Ibu

Penutupan dan foto bersama (5 menit)

PP dan CGP Kelas Sidoarjo 8
PP dan CGP Kelas Sidoarjo 8

PP memberikan ucapan penutupan dan meminta peserta foto bersama untuk dokumentasi lokakarya pertama. Setelah itu PP mengarahkan posisi Bapak/Ibu guru untuk foto bersama. Selesai foto bersama, pengajar praktik mempersilakan peserta untuk meninggalkan lokasi. Lokakarya pertama selesai

H. Evaluasi

Evaluasi yang dilakukan pada pelaksanaan pendampingan lokakarya 1 ini adalah

Permasalahan yang muncul

  • Alhamdulillah secara keseluruhan rangkaian kegiatan lokakarya 1 dapat dikatakan berjalan dengan lancar. Antusiasme, interaksi, serta semangat para CGP untuk fokus dan aktif mengikuti seluruh rangkaian materi sangat terlihat. Namun yang perlu dijadikan evaluasi adalah pada kegiatan lokakarya 1 ini, tidak hanya dihadiri oleh Panitia, PP, dan CGP. Ada juga unsur Kepala Sekolah dan Pengawas, dikarenakan pada lokakarya orientasi sebelumnya dilakukan secara daring. Para Kepala Sekolah CGP terundang yang hadir tidak mengikuti kegiatan secara penuh, hilir mudik secara bergantian mereka meminta izin untuk meninggalkan kegiatan lokakarya 1. Hal ini membuat beberapa CGP kurang konsentrasi.
  • Kemudian waktu pelaksanaan lokakarya 1 yang pada schedule tertulis pukul 08.00 -- 15.30, mundur hingga pukul 16.00, dikarenakan baik PP maupun CGP terlalu larut dalam kegiatan.

Rekomendasi dan saran dari Pengajar Praktik

  • Rekomendasi untuk kegiatan lokakarya selanjutnya adalah apabila ada unsur lain (selain CGP) yang diundang mengikuti lokakarya, sebaiknya juga mengikuti keseluruhan rangkaian kegiatan secara penuh. 
  • Dan kedepannya dibuat rancangan lokakarya sesuai dengan waktu yang telah disepakati oleh PP dan panitia.

I. Penutup

Laporan pelaksanaan pendampingan lokakarya 1 ini diharapkan menjadi bahan informasi untuk evaluasi dan control pelaksanaan pendampingan individu maupun lokakarya Program Pendidikan Guru Penggerak (PGP). Informasi yang didapatkan merupakan bahan tindak lanjut bagi pemangku kebijakan, penyelenggara serta pihak-pihak lain untuk tercapainya tujuan dari program.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun