Mohon tunggu...
Heni DwiUtami
Heni DwiUtami Mohon Tunggu... Guru - Guru Penggerak Angkatan 4 Sidoarjo dan Pengajar Praktik Angkatan 9 Kemendikbud

Saya adalah guru SD di Sidoajo yang memiliki minat pada perkembangan potensi individu murid yang sangat beragam dan psikologi pendidikan. Selain menjadi seorang guru SD, saya juga banyak menjadi penasihat literasi dan sering mengisi berbagai workshop mengenai kepenulisan/ literasi, public speaking, dan pendidikan untuk anak usia dini.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Diferensiasi Pembelajaran Wadahi Minat dan Bakat Anak

20 Agustus 2023   22:13 Diperbarui: 21 Agustus 2023   02:38 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu siswa ABK yang memiliki bakat menulis, mempresentasikan hasil karyanya di depan kelas (Kompasiana/Heni Dwi Utami)

Apalagi saat ini kurikulum merdeka menerapkan pembelajaran intrakurikuler yang beragam. Konten pembelajaran yang dimuat akan lebih optimal agar siswa memiliki waktu yang cukup untuk memahami dan mendalami konsep pembelajaran dan menguatkan kompetensi yang dimilikinya. Kurikulum otonom memungkinkan guru untuk memilih bahan ajar yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, sehingga kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan harus disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat siswa.

Pada kegiatan intrakurikuler kurikulum merdeka, pembelajaran dilakukan dengan sefleksibel mungkin. Guru dapat memodifikasi dan me-manage pembelajaran di kelasnya disesuaikan dengan kondisi kelas, kebutuhan murid, minat murid, maupun profil belajar murid-muridnya. Fleksibilitas pembelajaran intrakurikuler mengacu pada kemampuan suatu kurikulum untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan karakteristik murid, memungkinkan variasi dalam metode pengajaran, konten, dan penilaian. Ini adalah pendekatan yang berfokus pada murid dan memungkinkan guru untuk mengakomodasi gaya belajar yang berbeda, minat murid, dan tantangan individual. Beberapa cara fleksibilitas dapat diterapkan dalam pembelajaran intrakurikuler meliputi:

  • Varian Konten: Memberikan opsi pada siswa untuk memilih dari beberapa topik atau topik terkait yang mereka minati, memungkinkan mereka untuk lebih mendalami bidang yang menarik bagi mereka.
  • Metode Pengajaran: Menggunakan berbagai metode pengajaran, seperti kuliah, diskusi kelompok, proyek, penelitian, atau pembelajaran berbasis masalah, yang dapat sesuai dengan gaya belajar yang berbeda.
  • Penilaian Alternatif: Memberikan beragam jenis penilaian, seperti tugas proyek, presentasi, atau portofolio, yang dapat menunjukkan pemahaman siswa dengan cara yang berbeda.
  • Waktu Pembelajaran: Memberikan waktu lebih panjang atau lebih singkat untuk belajar bagi siswa yang memerlukan lebih banyak atau lebih sedikit waktu untuk memahami materi tertentu.
  • Pemilihan Materi: Mengizinkan murid untuk memiliki suara dalam pemilihan materi atau topik yang ingin mereka pelajari, dengan mempertimbangkan standar kurikulum yang tetap.
  • Penggunaan Teknologi: Memanfaatkan teknologi dalam pengajaran untuk memberikan pilihan murid dalam belajar secara mandiri atau berkolaborasi dengan sesama.
  • Penyesuaian Kurikulum: Mengadaptasi kurikulum untuk murid dengan kebutuhan khusus atau tingkat penguasaan yang berbeda.
  • Pemberian Tanggapan: Melibatkan murid dalam memberikan masukan tentang pengalaman belajar mereka dan menggunakan informasi ini untuk terus meningkatkan pendekatan pembelajaran.

Penting untuk diingat bahwa fleksibilitas pembelajaran intrakurikuler tetap harus didukung oleh kerangka kerja dan pedoman yang jelas, sehingga tujuan pembelajaran tetap tercapai. Selain itu, komunikasi yang terbuka antara guru, murid, dan orang tua juga merupakan faktor kunci dalam menjalankan pendekatan pembelajaran yang fleksibel.

Sementara itu diferensiasi pembelajaran yang memperhatikan minat dan bakat murid, selain dapat dioptimalkan pada kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler dan intrakurikuler, juga dapat dilakukan pada kegiatan kokurikuler. Pembelajaran kokurikuler merujuk pada kegiatan pendidikan yang dilakukan di luar kurikulum utama sekolah atau institusi pendidikan. Ini melibatkan aktivitas yang berfokus pada pengembangan keterampilan, minat, dan aspek non-akademis lainnya yang dapat membantu dalam pembentukan kepribadian dan pengembangan siswa secara holistik.

Pemilihan kegiatan kokurikuler yang sesuai dengan minat dan bakat murid sangat penting untuk mengembangkan potensi mereka secara optimal. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil oleh sekolah atau pendidik untuk memastikan pemilihan pembelajaran kokurikuler yang tepat:

  • Observasi dan Pengamatan: Guru atau konselor sekolah perlu secara aktif mengamati dan berinteraksi dengan murid untuk mengidentifikasi minat dan bakat mereka. Ini bisa dilakukan melalui percakapan informal, observasi di kelas, dan kegiatan di luar kelas.
  • Kuisioner Minat dan Bakat: Sekolah dapat merancang kuisioner atau survei untuk mengumpulkan informasi tentang minat dan bakat murid. Pertanyaan dalam kuisioner ini harus beragam dan mencakup berbagai bidang seperti olahraga, seni, musik, sains, sastra, dan lainnya.
  • Diskusi Individu: Melalui diskusi satu lawan satu dengan murid, guru atau konselor dapat lebih mendalam memahami minat dan bakat mereka. Pertanyaan terbuka tentang aktivitas yang mereka nikmati, hal-hal yang ingin mereka pelajari lebih lanjut, dan apa yang membuat mereka bersemangat dapat memberikan wawasan yang berharga.
  • Kolaborasi dengan Orang Tua: Orang tua memiliki pemahaman yang mendalam tentang minat dan bakat anak-anak mereka. Mengadakan pertemuan dengan orang tua untuk berdiskusi tentang minat anak dapat memberikan pandangan tambahan dalam pemilihan kegiatan kokurikuler yang sesuai.
  • Penawaran Beragam Kegiatan: Sekolah sebaiknya menawarkan berbagai pilihan kegiatan kokurikuler yang mencakup berbagai bidang minat. Ini termasuk olahraga, seni, musik, bahasa asing, sains, teknologi, kewirausahaan, dan lain-lain. Dengan begitu, setiap murid memiliki peluang untuk mengeksplorasi minatnya.
  • Uji Coba Aktivitas: Beberapa kegiatan kokurikuler dapat diawali dengan periode uji coba. Ini memungkinkan murid untuk mencoba beberapa kegiatan sebelum memutuskan mana yang paling sesuai dengan minat dan bakat mereka.
  • Pemantauan dan Evaluasi: Setelah murid terlibat dalam kegiatan kokurikuler, penting untuk terus memantau dan mengevaluasi perkembangan mereka. Jika murid tampak enggan atau tidak berkembang dalam suatu kegiatan, mereka dapat diarahkan ke kegiatan lain yang lebih sesuai.
  • Dukungan dan Pembinaan: Guru atau mentor yang bertanggung jawab atas kegiatan kokurikuler harus memberikan dukungan dan bimbingan kepada murid. Ini membantu dalam pengembangan keterampilan dan kepercayaan diri mereka.
  • Fleksibilitas: Minat dan bakat anak dapat berkembang seiring waktu. Oleh karena itu, penting untuk tetap fleksibel dan memungkinkan murid untuk mencoba kegiatan baru jika mereka tertarik.
  • Penghargaan dan Pengakuan: Sekolah dapat memberikan penghargaan atau pengakuan bagi murid yang berhasil dalam kegiatan kokurikuler. Ini dapat meningkatkan motivasi dan rasa percaya diri mereka.

Lewat penjelasan di atas, penulis berharap setiap Lembaga pendidikan terutama sekolah dapat memastikan bahwa setiap murid memiliki kesempatan untuk mengembangkan minat dan bakat mereka melalui kegiatan pembelajaran berdiferensiasi yang sesuai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun