Mohon tunggu...
Heni DwiUtami
Heni DwiUtami Mohon Tunggu... Guru - Guru Penggerak Angkatan 4 Sidoarjo dan Pengajar Praktik Angkatan 9 Kemendikbud

Saya adalah guru SD di Sidoajo yang memiliki minat pada perkembangan potensi individu murid yang sangat beragam dan psikologi pendidikan. Selain menjadi seorang guru SD, saya juga banyak menjadi penasihat literasi dan sering mengisi berbagai workshop mengenai kepenulisan/ literasi, public speaking, dan pendidikan untuk anak usia dini.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pertahankan E-Learning Pasca Pandemi, Bentuk Adaptasi Society 5.0

13 Agustus 2023   16:24 Diperbarui: 13 Agustus 2023   16:38 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang menjadi tantangan para pendidik saat ini adalah harus mampu mengarahkan dan membimbing siswa, untuk mampu berpikir kritis dan kreatif sementara para siswanya memiliki minat membaca yang sangat rendah. Jangankan diminta berpikir kritis menyelesaikan berbagai permasalahan actual, membaca saja sudah malas. Fasilitas berbasis IT yang diberikan sebagian besar digunakan untuk bersenang-senang. Hampir semua anak menggunakan smartphonenya untuk bermain game, nonton youtube, atau berselancar media sosial.

Jarang yang benar-benar menggunakan untuk belajar bahkan membaca literatur. Hal ini akan membutakan mereka akan realitas kehidupan. Mereka akan diperbudak oleh gadget. Ketergantungan akan gadget, menjadi salah satu permasalahan yang harus diselesaikan di era Society 5.0. Sebagai pendidik yang baik, guru dan orang tua harus senantiasa bekerja sama mengingatkan dan meluruskan anak-anak agar bijak dalam penggunaan gadget.

Anak yang bijak dalam penggunaan gadget akan memiliki respon kreatif. Respon kreatif itu di antaranya adalah memanfaatkan teknologi digital, open sources contents dan global classroom dalam pembelajaran sepanjang hayat (life-long learning), mampu menyesuaikan dan memanfaatkan flexible education system, serta mandiri dalam personalized learning.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun