Baru-baru ini ada hal yang mengejutkan mengenai pendidikan di Indonesia, tepatnya pada 11 febuari 2022 lalu, Menteri Pendidikan, dan kebudayaan Riset dan Teknologi (mendikbudristek), yaitu bapak Nadiem Anwar Makarim meluncurkan kurikulum baru yang dinamakan kurikulum Merdeka Belajar.
Kurikulum merupakan inti dari proses pendidikan. Kurikulum merupakan bidang yang paling langsung berpengaruh terhadap hasil pendidikan. (Sukmadinata, 2012: 158). Kurikulum sangat menentukan proses dan hasil suatu sistem pendidikan. Kurikulum juga bisa berfungsi sebagai media untuk mencapai tujuan sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan semua tingkat pendidikan (Arifin, 2011: 25).
Indonesia telah banyak mengalami perubahan kurikulum, di antaranya kurikulum 1947, 1964, 1968, 1973, 1975, 1984, 1994, 1997, 2004, 2006, dan terakhir 2013. Indonesia sudah 11 kali ganti kurikulum, dan berbeda-beda sistemnya dari masa kemasa.Â
Faktanya, laju perubahan kurikulum nasional kita sebenarnya tidak terlalu cepat, bahkan melambat. Jika kita perhatikan, sejak ditetapkannya UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, laju perubahan kurikulum melambat dari KBK di tahun 2004, KTSP di tahun 2006, dan yang terakhir adalah Kurikulum 2013 (K-13) di tahun 2013.Â
Kurikulum Merdeka baru akan menjadi kurikulum nasional pada tahun 2024. Dengan kata lain, pergantian berikutnya baru akan terjadi setelah kurikulum yang sebelumnya (K-13) diterapkan selama 11 tahun dan melewati setidaknya empat menteri pendidikan. Maka, fakta ini mematahkan pemeo "Ganti Menteri, Ganti Kurikulum".
Walupun pergantian kurikulum merdeka belajar akan di terapkan di tahun 2024 nantinya, namun pada saat ini (2022) suda ada sekolah-sekolah yang menerapkan dan uji coba kurikulum baru ini terutama pada sekolah negeri di Indonesia.
Apakah kurikulum merdeka belajar dapat merubah pendidikan di Indonesia jauh lebih baik?
Kurikulum Merdeka Belajar ini berbeda dengan kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum (K-13) dalam, kurikulum baru ini salah satu di antara beberapa kebijakan kurikulum baru yaitu penghapusan penjurusan atau peminatan di kelas 10 SMA, yang kita tau dimana pada (K-13) kurikulum sebelumnya siswa melakukan tes untuk menetapkan jurusan kelas yang diampu, yaitu kelas IPA, IPS ataupun Bahasa.Â
Namun pada kurikulum merdeka belajar yang baru membawa perubahan dalam penjurusan, siswa di tes dalam minat dan penjurusan di kelas 11 nantinya. Mata pelajaran kejurusan seperti Fisika, Kimia, Biologi, Ekonomi, Sosiologi dan Geografi diajakaran kepada seluruh siswa kelas 10.
Adapun tanggapan siswa mengenai perubahan kurikulum merdeka belajar ini. Siswa kelas 10 di SMAN 1 Tanjung Morawa, Rini Ramadhani mengatakan, sistem kurikulum merdeka belajar yang baru ini membuat perubahan kepada siswa, dimana siswa di tuntut menjadi siswa yang aktif didalam kelas.
"perbuahan kurikulum ini sangat mengejutkan bagi saya, dimana pada masa pandemi seperti ini yang dulunya sewaktu saya masi duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), kami belajar dirumah dengan pembelajaran via online (daring), tiba-tiba di bangku SMA saya harus menyesuaikan diri dengan perubahan kurikulum baru ini" ujarnya.
Terlihat bahwa perubahan kurikulum ini sangat mengejutkan bagi kalangan pelajar di Indonesia selagi dimana, pada saat masa pademi sekarang ini. Ia juga mengatakan dampat negatif perubahan kurikulum baru bagi dirinya dan juga teman-temannya.
Rini mengatakan "banyak sekali tugas yang guru berikan pada kami, selagi biaya yang harus dikeluarkan untuk kerja kelompok, dimana kami harus mengocek kantong kami untuk biaya tugas kami yang tiada hentinya". Namun, ia juga mengatakan ada sisi positif dari perubahan Kurikulum Merdeka Belajar ini.
"Setiap tugas yang diberi guru kami di tuntut berpikir kreatif, selagi mana hasil dari diskusi kami harus di presentasikan di depan kelas, dibangku SMP yang dulunya saya belajar daring namun di bangku SMA saya dan teman-teman di tuntut untuk aktif, mau ndak mau seluruh siswa wajib aktif dalam presentasi di depan kelas, walupun awalnya saya gugup dan takut saat berbicara dan tampil di depan kelas, namun seiring berjalannya waktu sistem ini membuat saya menjadi siswa  yang aktif." Ujar Rini
Selain dalam sistem pembelajaran Rini pun berkata bahwa ada perubahan jam di sekolahnya yaitu, jadwal selesai pelajaran lebih cepat dari yang sebelumnya, yang dahulunya selesai pukul 14.00 WIB sekarang berganti menjadi pukul 13.20 WIB, hal ini membuatnya senang dikarenakan ia bisa pulang sekolah lebih awal dari yang sebelumnya.
Dari hasil wawancara saya dengan Rini Ramadhani dapat sebagai sempel bahwa perubahan kurikulum Merdeka Belajar ini ada dampak positif bagi siswa yaitu siswa menjadi aktif dan kreatif, kurikulum merdeka mendorong anak menjadi anak yang kreatif dengan dituntut untuk belajar mandiri dan lebih aktif. Pada kurikulum merdeka ini guru tidak menjadi acuan sumber informasi siswa, tetapi siswalah yang diajarkan untuk berfikir kritis didalam kelas pembelajaran.
Siswa diajarkan untuk bekerja sama dengan temannya dengan sistem belajar kelompok. Pada kurikulum merdeka ini siswa diwajibkan untuk membuat suatu ide ataupun gagasan baru yang nantinya dipresentasekan didepan kelas. Namun ada sisi negatif dari tugas yang diberikan kepada siswa dimana tuggas kelompok yang diberikan kesiswa membutuhkan biaya tambahan dari upah uang jajan siswa.
Dalam kurikulum merdeka, posisi guru merupakan motor penggerak pembelajaran mandiri. Guru yang mempromosikan pembelajaran mandiri harus mampu mengajar dan mengelola kegiatan kelas secara efektif, serta mengembangkan hubungan yang efektif dengan siswa dan komunitas sekolah. Kurikulum Merdeka mengajarkan siswa untuk menjadi pribadi yang mandiri, pribadi yang mampu berpikir kritis dengan pengetahuan dan ketrampilan yang kreatif.Â
Bagaimana dengan tanggapan kamu? Apakah sebaliknya?
Sumber
Muhammedi, M. (2016). Perubahan Kurikulum Di Indonesia: Studi kritis tentang upaya menemukan Kurikulum Pendidikan islam yang ideal. Jurnal Raudhah, 4(1).
RI, Kemdikbud. (2022). Buku Saku Tanyak Jawab Kurikulum Merdeka . Saluran Informasi dan Pengaduan seputar Pendidikan dan Kebudayaan.
Narasumber: Rini Ramadhani siswa kelas 10 di SMAN 1 Tanjung Morawa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H