Mohon tunggu...
Heni Andriani
Heni Andriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

TEORI BELAJAR KOGNITIF DAN IMPLEMENTASIAANNYA DALAM PEMBELAJARAN

22 Desember 2023   17:57 Diperbarui: 22 Desember 2023   18:22 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

A. Konsep Dasar Teori Belajar Kognitif


       Belajar dalam pandangan kognitif menurut Eggen & Kauchak (1994). Adalah suatu proses  perubahan dalam struktur mentalseseorang yang menciptakan kapasitas (creates the capacity) untuk memeragakan berbagai perilaku. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa belajar dalam pandangan kognitif dapat terjadi pada seseorang tanpa selalu diikuti adanya perubahan tingkah laku, perubahan dalam struktur mental yang meliputi skema berpikir, pengetahuan, dan ekspektasi namun akan terjadi kelak dengan adanya pengalaman baru. Dalam belajar kognitif melihat pembelajar sebagai individu yang aktif sebaliknya beharioristik melihat pembelajar sebagai individu pasif yang dipengaruhi oleh lingkungan.
Teori-teori belajar kognitif menjelaskan belajar dengan fokus pada perubahan dalam proses mental dan dalam struktur mental yang terjadi sebagai akibat adanya usaha manusia untuk memahami dunianya. Teori-teori belajar ini digunakan untuk menjelaskan berbagai hal mulai dari hal-hal yang sederhana berupa mengingat nomor telepon sampai ke hal-hal yang kompleks berupa menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah yang sulit.
      Menurut Friedman dan Schustack (2006) Kelebihan dari belajar dengan pendekatan kognisi terhadap kepribadian, meliputi:

 (a). Dapat menjelaskan kepribadian dengan meneliti proses kognisi manusia;

 (b). Dapat menangkap asal pikiran manusia;

 (c). Perbedaan dalam kemampuan kognisi dipandang sebagai inti individualitas; 

(d). Apat mempelajari persepsi, kognisi, dan atribusi melalui penelitian empiris.

        Sedangkan kekurangan dari belajar dengan pendekatan kognisi terhadap kepribadian, diantaranya:

 (a). Terkadang mengabaikan aspek ketidaksamaan dan emosionalitas dari kepribadian;

 (b). Beberapa teori (teori pembelajaran sosial) cenderung terlalu menyederhanakan proses berpikir yang rumit; 

(c). Kurang menekankan pengaruh situasi terhadap perilaku.

B. Prinsip-prinsip Teori Belajar Kognitif

          Berikut prinsip-prinsip dasar teori-teori belajar kognitif (Eggen & Kauchak, 1994) adalah:

1. Pembelajar adalah pribadi yang aktif Pembelajar tidak hanya merespon terhadap konsekuensi, tetapi juga aktif mencari informasi untuk menjawab pertanyaan yang membantunya meningkatkan pemahamannya.

2. Pemahaman bergatung kepada apa yang telah diketahui Seorang individu melihat dunia sekitarnya dilakukan berdasarkan pemahaman yang dia miliki dan dia percayai.

3. Pembelajar adalah individu yang mengkonstruk (membangun atau menyusun) pemahamannya dan bukannya individu yang              sekedar merekam pemahaman yang sudah ada Pembelajar tidak sama dengan alat perekam yang merekam apa yang ditangkapnya sebagaimana adanya, tetapi pembelajar lebih pada menggunakan pengetahuan sebelumnya untuk membangun pemahaman baru berdasarkan apa yang da dengar atau lihat atau rasakan. Dalam membangun pemahaman barunya pembelajar perlu memodifikasi pengetahuan sebelumnya atau hanya meningkatkan atau memperkaya pengetahuan yang telah ada sebelumnya.

4. Belajar adalah suatu perubahan dalam struktur mental seseorang Dalam usaha membangun pemahamannya, pembelajar perlu menyesuaikan pengetahuan sebelumnya yang telah dimilikinya dengan pengetahuan baru yang baru saja diterimanya. Tidak jarang apa yang diterimanya merupakan hal yang baru sama sekali dalam khasanah pengetahuannya sehingga mengharuskannya memodifikasi struktur pengetahuannya yang sudah ada sebelumnya. Apakah itu perubahan dalam skema berpikir, harapannya,

tujuannya, keyakinannya.Yang terjadi dalam kepala seseorang dalam bentuk peningkatan kapasitas berpikir yang mungkin tidak terlihat saat itu tetapi kelak bisa muncul.

C. Penerapan Teori Belajar Kognitif dalam Pembelajaran

Ilmu kognitif mempelajari bagaimana orang belajar, mengingat, dan berinteraksi seiring dengan penekanan kuat pada proses mental. Psikologi kognitif adalah studi ilmiah tentang proses mental seperti belajar, memahami, mengingat, menggunakan bahasa, menalar, dan memecahkan masalah. Teori Belajar Kognitif lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar siswa. Setiap siswa dilahirkan dengan kemampuan berpikir yang berbeda-beda tergantung kecepatan dan pertumbuhan dalam proses perkembangan nalar siswa.
Contoh penerapan teori belajar kognitif dalam pembelajaran, guru bisa mendorong siswa untuk berdiskusi terhadap materi yang telah disampaikan, meminta siswa untuk memberikan ide atau pendapat yang mereka miliki, dan hal-hal lainnya yang membuat siswa terus bergerak atau menggunakan logikanya dalam pembelajaran.

       Ciri-ciri pembelajaran dalam pandangan kognitif adalah sebagai berikut :
1) Memberikan pengalaman belajar dengan menghubungkan pengetahuan yang ada pada siswa saat siswa belajar melalui proses      penciptaan pengetahuan.
2) Menawarkan berbagai alternatif pengalaman belajar.Tidak semua melakukan pekerjaan yang sama.Misalnya, masalah dapat diselesaikan dengan cara yang berbeda.Mengintegrasikan pelajaran dengan situasi yang realistis dan relevan dengan pengalaman.
4) Integrasi pengajaran untuk memungkinkan terjadinya komunikasi sosial, yaitu interaksi dan kolaborasi individu dengan orang lain atau lingkungannya.
5) Menggunakan berbagai media, termasuk komunikasi lisan dan tertulis, untuk membuat pembelajaran lebih efektif.

   Pengaruh Teori Kognitf terhadap Proses Belajar
            Sebelum mengarah pada pengaruh teori ini dalam proses belajar, akan dikemukakan terlebih dahulu tentang definisi dari proses belajar itu sendiri, bahwa proses belajar adalah kata yang berasal dari bahasa latin proccessus yang berarti "berjalan kedepan". Kata ini mempunyai konotasi urutan langkah atau kemajuan yang mengarah pada suatu sasaran atau tujuan. Menurut Chaplin (Syah, 2009: 109) proses adalah any change in any object or organism, particularly a behavioral or phychological change (proses adalah perubahan khususnya yang menyangkut perubahan tingkah laku atau perubahan kejiwaan). Kemudian proses belajar dapat
diartikan sebagai tahapan perubahan prilaku kognitif). Dari uraian tersebut kiranya teori kognitif ini menurut penulis sangat besar
pengaruhnya dalam proses pembelajaran, akibatnya pembelajaran di Indonesia pada umumnya lebih cenderung cognitive oriented (berorientasi pada intelektual atau kognisi). Implikasinya lulusan pendidikan atau pembelajaran kaya intelektual
tetapi miskin moral kepribadian. Mestinya proses pembelajaran harus mampu menjaga keseimbangan antara peran kognisi dengan peran afeksi (perasaan dan emosi yang lunak), sehingga lulusan pendidikan memiliki kualitas intelektual dan
moral kepribadian yang seimbang.

     Aplikasi Teori Kognitif dalam Kegiatan Pembelajaran Pendikan Jasmani dan
Kesehatan
         Hakekat belajar menurut teori kognitif dijelaskan sebagai suatu aktivitas belajar yang berkaitan dengan penataan informasi, reorganisasi perseptual, dan proses internal. Kegiatan pembelajaran yang berpijak pada teori belajar kognitif ini sudah banyak digunakan. Dalam merumuskan tujuan pembelajaran, tidak lagi mekanistik sebagaimana yang dilakukan dalam pendekatan behavioristik. Kebebasan dan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar amat diperhitungkan, agar belajar lebih bermakna bagi siswa. Sedang kegiatan pembelajarannya mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut:

 (1) Siswa bukan sebagai orang dewasa yang muda dalam proses berpikirnya. Siswa mengalami perkembangan kognitif melalui tahap-tahap tertentu;

 (2) Anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar akan dapat belajar dengan baik, terutama jika menggunakan benda-benda konkrit; 

(3) Keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar amat dipentingkan, karena hanya dengan mengaktifkan siswa, maka proses asimilasi dan akomodasi pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan baik;

 (4) Untuk menarik minat dan meningkatkan retensi belajar perlu mengaitkan pengalaman atau informasi baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki;

 (5) Pemahaman dan retensi akan meningkatkan jika materi pelajaran disusun dengan menggunakan pola atau logika tertentu, dari sederhana ke kompleks; dan 

(6) Belajar memahami akan lebih bermakna dari pada belajar menghafal. Agar bermakna, informasi baru harus
disesuaikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa. Tugas guru adalah menunjukan hubungan antara yang sedang dipelajari dengan apa yang telah diketahui siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun