Berikut prinsip-prinsip dasar teori-teori belajar kognitif (Eggen & Kauchak, 1994) adalah:
1. Pembelajar adalah pribadi yang aktif Pembelajar tidak hanya merespon terhadap konsekuensi, tetapi juga aktif mencari informasi untuk menjawab pertanyaan yang membantunya meningkatkan pemahamannya.
2. Pemahaman bergatung kepada apa yang telah diketahui Seorang individu melihat dunia sekitarnya dilakukan berdasarkan pemahaman yang dia miliki dan dia percayai.
3. Pembelajar adalah individu yang mengkonstruk (membangun atau menyusun) pemahamannya dan bukannya individu yang        sekedar merekam pemahaman yang sudah ada Pembelajar tidak sama dengan alat perekam yang merekam apa yang ditangkapnya sebagaimana adanya, tetapi pembelajar lebih pada menggunakan pengetahuan sebelumnya untuk membangun pemahaman baru berdasarkan apa yang da dengar atau lihat atau rasakan. Dalam membangun pemahaman barunya pembelajar perlu memodifikasi pengetahuan sebelumnya atau hanya meningkatkan atau memperkaya pengetahuan yang telah ada sebelumnya.
4. Belajar adalah suatu perubahan dalam struktur mental seseorang Dalam usaha membangun pemahamannya, pembelajar perlu menyesuaikan pengetahuan sebelumnya yang telah dimilikinya dengan pengetahuan baru yang baru saja diterimanya. Tidak jarang apa yang diterimanya merupakan hal yang baru sama sekali dalam khasanah pengetahuannya sehingga mengharuskannya memodifikasi struktur pengetahuannya yang sudah ada sebelumnya. Apakah itu perubahan dalam skema berpikir, harapannya,
tujuannya, keyakinannya.Yang terjadi dalam kepala seseorang dalam bentuk peningkatan kapasitas berpikir yang mungkin tidak terlihat saat itu tetapi kelak bisa muncul.
C. Penerapan Teori Belajar Kognitif dalam Pembelajaran
Ilmu kognitif mempelajari bagaimana orang belajar, mengingat, dan berinteraksi seiring dengan penekanan kuat pada proses mental. Psikologi kognitif adalah studi ilmiah tentang proses mental seperti belajar, memahami, mengingat, menggunakan bahasa, menalar, dan memecahkan masalah. Teori Belajar Kognitif lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar siswa. Setiap siswa dilahirkan dengan kemampuan berpikir yang berbeda-beda tergantung kecepatan dan pertumbuhan dalam proses perkembangan nalar siswa.
Contoh penerapan teori belajar kognitif dalam pembelajaran, guru bisa mendorong siswa untuk berdiskusi terhadap materi yang telah disampaikan, meminta siswa untuk memberikan ide atau pendapat yang mereka miliki, dan hal-hal lainnya yang membuat siswa terus bergerak atau menggunakan logikanya dalam pembelajaran.
    Ciri-ciri pembelajaran dalam pandangan kognitif adalah sebagai berikut :
1) Memberikan pengalaman belajar dengan menghubungkan pengetahuan yang ada pada siswa saat siswa belajar melalui proses    penciptaan pengetahuan.
2) Menawarkan berbagai alternatif pengalaman belajar.Tidak semua melakukan pekerjaan yang sama.Misalnya, masalah dapat diselesaikan dengan cara yang berbeda.Mengintegrasikan pelajaran dengan situasi yang realistis dan relevan dengan pengalaman.
4) Integrasi pengajaran untuk memungkinkan terjadinya komunikasi sosial, yaitu interaksi dan kolaborasi individu dengan orang lain atau lingkungannya.
5) Menggunakan berbagai media, termasuk komunikasi lisan dan tertulis, untuk membuat pembelajaran lebih efektif.
  Pengaruh Teori Kognitf terhadap Proses Belajar
      Sebelum mengarah pada pengaruh teori ini dalam proses belajar, akan dikemukakan terlebih dahulu tentang definisi dari proses belajar itu sendiri, bahwa proses belajar adalah kata yang berasal dari bahasa latin proccessus yang berarti "berjalan kedepan". Kata ini mempunyai konotasi urutan langkah atau kemajuan yang mengarah pada suatu sasaran atau tujuan. Menurut Chaplin (Syah, 2009: 109) proses adalah any change in any object or organism, particularly a behavioral or phychological change (proses adalah perubahan khususnya yang menyangkut perubahan tingkah laku atau perubahan kejiwaan). Kemudian proses belajar dapat
diartikan sebagai tahapan perubahan prilaku kognitif). Dari uraian tersebut kiranya teori kognitif ini menurut penulis sangat besar
pengaruhnya dalam proses pembelajaran, akibatnya pembelajaran di Indonesia pada umumnya lebih cenderung cognitive oriented (berorientasi pada intelektual atau kognisi). Implikasinya lulusan pendidikan atau pembelajaran kaya intelektual
tetapi miskin moral kepribadian. Mestinya proses pembelajaran harus mampu menjaga keseimbangan antara peran kognisi dengan peran afeksi (perasaan dan emosi yang lunak), sehingga lulusan pendidikan memiliki kualitas intelektual dan
moral kepribadian yang seimbang.
   Aplikasi Teori Kognitif dalam Kegiatan Pembelajaran Pendikan Jasmani dan
Kesehatan
     Hakekat belajar menurut teori kognitif dijelaskan sebagai suatu aktivitas belajar yang berkaitan dengan penataan informasi, reorganisasi perseptual, dan proses internal. Kegiatan pembelajaran yang berpijak pada teori belajar kognitif ini sudah banyak digunakan. Dalam merumuskan tujuan pembelajaran, tidak lagi mekanistik sebagaimana yang dilakukan dalam pendekatan behavioristik. Kebebasan dan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar amat diperhitungkan, agar belajar lebih bermakna bagi siswa. Sedang kegiatan pembelajarannya mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut: