Mohon tunggu...
Heni Susilawati
Heni Susilawati Mohon Tunggu... Dosen - life with legacy

senang menulis tentang politik, demokrasi dan pemilu

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Pemilu dan Legasi yang Kita Tinggalkan

10 Oktober 2021   05:23 Diperbarui: 10 Oktober 2021   19:56 752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara tidak langsung kita nyontohin yang ga bener dari demokrasi elektoral. Secara tidak langsung, kita nyontohin praktek pemilu yang jauh dari idealisme. 

Memang banyak anak muda yang masih bisa berpikir kritis, namun bisa saja banyak juga anak muda yang terbawa arus karena sudah kadung belajar dari contoh yang kita tinggalkan. 

Secara data, pada tahun 2024 nanti jumlah generasi Z (kelahiran 1999-2012) jumlahnya berkisar 24,25 persen (68.08 juta jiwa) dari total populasi. Sementara itu generasi Y (kelahiran 1997-1998) berjumlah 28,39 % sepadan dengan 81,507 juta jiwa. 

Generasi X (kelahiran tahun 1965-1976) berjumlah 11,45% atau setara 32,703 juta jiwa, generasi baby boomers (kelahiran 1946-1964) berjumlah 9,65% atau 27.562 juta jiwa dan generasi tradisionalist (kelahiran 1928-1946)  yakni 2,5% atau 6,133 juta jiwa. 

Mari kita catat bersama, pada pemilu tahun 2024 secara demografis pemilih kita akan didominasi oleh kalangan yang berusia 26-47 tahun (generasi Y, selanjutnya generasi Z (17-25 tahun)  dan generasi X (kisaran usia 48-59 tahun). Dan generasi Baby Boomers serta kelompok tradisionalis akan menjadi kelompok mayoritas.

Artinya apa? Pemilu 2024 akan didominasi oleh generasi milenial, generasi digital native, dan generasi yang lahir di era kemajuan teknologi, komunikasi dan informasi. 

Jumlah yang cukup besar itu tentu saja lebih dari sekedar angka statistik. Secara filosofis dan sosiologis kelompok anak muda itu adalah harapan masa depan bangsa. 

Pada tahun 2024 nanti ada gerbong pemilih pemula, ada juga kelompok anak muda yang punya potensi memiliki pengalaman memilih di TPS untuk yang kedua kalinya. 

Sungguh angka yang cukup besar ini mesti disikapi dengan penguatan komitmen kita semua untuk memberikan teladan bagaimana gelaran pesta demokrasi itu sarat dengan semangat meninggalkan legasi keteladanan kepada anak-anak kita, adik-adik kita, tunas-tunas harapan bangsa di masa depan. Keteladanan dimulai dari niat yang kita, diiringi dengan contoh yang nyata.

Kita perlu memberikan contoh sesuai dengan kapasitas dan peran yang kita jalankan di tahun politik 2024. Mayoritas partisipasi politik bertumpu pada kelompok pemilih yang akan tersebar di ratusan ribu TPS di seluruh Indonesia. 

Sudah saatnya keinginan kuat kita untuk meninggalkan legasi dan teladan yang baik dalam pemilu dan pemilihan. Pilihan niat dan tindakan itu akan berpengaruh besar bagi lahirnya kepemimpinan yang menjadi bagian dari pemecahan masalah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun