Mohon tunggu...
Heni Susilawati
Heni Susilawati Mohon Tunggu... Dosen - life with legacy

senang menulis tentang politik, demokrasi dan pemilu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Santriwati dan Kepedulian terhadap Masa Depan Perempuan

22 November 2020   12:25 Diperbarui: 22 November 2020   17:55 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tingkat pendidikan, pengalaman kerja, diskriminasi di bidang kerja tertentu, stigma bahwa perempuan tidak lebih produktif, budaya patriarki, tuntutan mengasuh anak dan mengurus keluarga, pola asuh terhadap anak perempuan, ekspektasi sosial untuk masuk/tidak masuk dalam dunia kerja.

Perempuan yang Paham Kepentingan Perempuan

Bercermin pada data hasil pemilu sejak tahun 1955 sampai dengan 2019, jumlah perempuan di legislatif masih masih lebih kecil dibandingkan dengan laki-laki. Anggota DPR RI hasil Pemilu 2019 mencapai 117 orang (21%) dan laki-laki 458 orang. Jika dibandingkan dengan hasil pemilu sebelumnya memang ada kenaikan dari 101 orang menjadi 117 orang. 

Secara kuota, angka 30 persen itu masih butuh perjuangan panjang. Tidak jauh berbeda dengan yang terjadi di hasil pemilu Anggota DPRD Kabupaten Kuningan, saat ini hanya ada 11 orang dari total 50 anggota DPRD. 

Jumlah anggota parlemen yang berasal dari kaum perempuan itu sangat penting, semakin banyak yang bisa hadir di ruang legislatif maka semakin baik. Demikian halnya untuk ruang eksekutif. Namun sayangnya, sekali lagi. Kita masih harus terus berjuang untuk melihat bagaimana representasi poltik perempuan itu terwujud. 

Ke depan tentu fokus kita bukan soal berapa persen yang terpilih dari kalangan perempuan, namun lebih jauh dari itu bagaimana kehadiran perempuan di legislatif dan eksekutif mampu membawa perubahan bagi kaumnya. 

Hakikatnya ketika perempuan terpilih, mereka lebih paham apa yang dibutuhkan kaumnya. Dan ketika perempuan mampu menjadi bagian dari penggerak perubahan untuk kaumnya; itu semakna kaum perempuan mampu merubah wajah dunia secara umum. 

Agregasi dan pemenuhan kepentingan perempuan akan membuat dunia lebih ramah terhadap perempuan dan anak. Itu sangat esensi bagi kehidupan yang lebih baik yang juga dampaknya akan dirasakan oleh kaum laki-laki.

Narasi kepedulian terhadap kaum perempuan setidaknya telah dimulai dari Pondok Pesantren Modern Putri Al Ikhlas. Edukasi tentang perspektif gender dengan segala pencerahan atas kondisi yang dihadapi perempuan kemarin dan hari ini, menjadi awal meletakan kepedulian terhadap kepentingan kaum perempuan di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun