Daoisme menjadikan Dao sebagai suatu pengertian metafisik. Para penganut Daoisme menggunakan istilah Dao untuk mengacu pada keseluruhan segala sesuatu yang setara dengan apa yang disebut sebagai "yang mutlak" oleh sebagian besar filsuf barat. Dao sudah ada sebelum adanya langit dan bumi.[5]
Ajaran Lao Tse tertuang di dalam kitab Tao Te Ching (Buku mengenai Jalan dan Kebajikannya). Sesuai dengan namanya maka ajaran Daoisme bertumpu pada pengertian mengenai Dao. Apa itu Dao? Secara harafiah Dao artinya jalan yang memberi arah. Tetapi bukan jalan yang memberi arah lewat perintah-perintah, seperti layaknya Tuhan, bukan sebagai jalan moral yang mengarahkan perbuatan manusia, tetapi jalan yang mengatasi segala jalan.[6] Pu (Sederhana), hal ini menjadi harapan dan cita-cita dari para penganut Daoisme yang dimana tujuan dan akhir dari segala perjalanan mereka ialah mencapai dan kembali kepada Dao.
Di kalangan mereka semua bernasib sama, tidak ada pembedaan antara yang miskin dan yang kaya. Semua diperlakukan secara adil dan merata. Tidak boleh ada perkelahian maupun juga kecemburuan. Arah pemikiran mereka haruslah baik dan sederhana, agar di dalam kesederhanaan itu mereka tetap bias berlaku bijaksana, meskipun mereka telah mengetahui apa itu yang baik, dan apa itu yang buruk.[7] He (Harmoni), di awal dari tulisan ini tadi, penulis sudahsedikit menjelaskan, apa yang dimaksud dengan "harmoni" dalam filsafat Dao. Maksud dari itu semua ialah keseimbangan perlu dimiliki bagi para penganut Daoisme, keseimbangan hidup di antara manusia dengan sesama, manusia dengan alam, dan juga manusia surga (unsur yang bersifat ilahi/ sebagai realitas tertinggi). Hal ini berguna untuk mencapai apa yang dinamakan sebagai bentuk kebahagiaan dan kebebasan.
Tiga yang murni Daoisme
Ada tiga perwujudan Dao yakni Yuanshi Tiangwang, Lingbao Tianzun, dan Daode Tianzun. Perwujudan Dao dalam tiga yang murni ini merupakan Trinitas Daoisme dan merupakan Dewata Tertinggi dalam Daoisme. Trinitas Daoisme ini sering dikenal dengan Tiga Dewata Murni atau Tiga Guru Ilahi, atau Tiga Kejernihan, atau Sang Tiga Dewata Original, atau serangkai elemen awal mula.
Ketiga Dewata ini tidak berwujud, karena itu untuk menggambarkan keberadaan mereka, ketiganya digambarkan sebagai orangtua yang memakai jubah berwarna merah, biru dan hijau, kadang-kadang juga berwarna kuning. Tiga Dewata Murni ini berdiam di surga, masing-masing mempunyai langit sendiri dalam istana surga. Untuk lebih jelasnya akan dipaparkan dibawah ini masing-masing dari ketiga wujud Dao tersebut antara lain sebagai berikut:
Yuanshi Tiangwang. Yuanshi Tiangwang merupakan Dewa Tertinggi dalam tiga dewata murni. Dewata ini sering dikenal dengan nama YuQing Yuanshi, Tai Shang Wu Ji Hun Yuan Jiao Zhu, Yuan Shi Tian Zun, Yuan Shi Tiangwang, Shang Di, Tian Fu, dan Yuhuang. Yuanshi Tiangwang berdiam di langit pertama dan ia bersifat abadi dan tidak musnah. Dewata murni ini ialah chi universal dan surgawi. Dia adalah energi semua planet, bintang-bintang, dan daya pencitaan serta kasih universal. Ia menciptakan alam semesta dan menertibkan yang kacau.
Lingbao Tianzun. Lingbao mendiami atau menghuni langit kedua. Lingbao bertugas menjaga keseimbangan Yin dan Yang. Ia adalah dewa yang menjaga agar alam semesta berada dalam keteraturan. Dia juga bertugas menghitung waktu dan membaginya dalam periode-periode. Ia juga dikenal sebagai penjaga Kitab Suci.[8]
Daode Tianzun. Daode Tianzun mendiami langit ketiga. Dia sudah mencapai kebijaksanaan tertinggi. Ia bertugas menyebarkan ajaran Dao keseluruh umat manusia.
Penutup
Daoisme merupakan salah satu pengajaran yang dimana titik penekanannya berada di Dao itu sendiri. Maka ajaran Dao sebenarnya ingin mengarahkan manusia pada suatu unsure transendens, yang tidak terbatas nilainya, sesuatu yang sulit untuk dipahami dan diungkapkan oleh cara berpikir manusia normal. Maka memang dalam hal ini perlu penyatuan diri manusia itu sendiri dengan apa yang disebut Dao itu tadi. Manusia perlu melewati suatu permenungan yang mendalam sehingga boleh mengalami Dao itu sendiri.