Mohon tunggu...
Hengki Kurniawan
Hengki Kurniawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 akidah dan filsafat Islam UIN IMAM BONJOL PADANG

Hidup dan matiku hanya kepada Allah tuhan semesta alam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Filsafat Kehidupan

4 Mei 2024   18:26 Diperbarui: 4 Mei 2024   18:28 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini yang sering terjadi kepada saya, mungkin teman-teman juga pernah mengalaminya.

Nama : Hengki Kurniawan 

Nim     : 2315010016

Yaitu ketika kita pergi ke suatu tempat, tapi kayaknya sudah pernah kita ke tempat itu padahal itu baru pertama kalinya.

Namanya Dejavu

       Dejavu alias "dj vu" berasal dari bahasa Prancis yang berarti "sudah pernah melihat". Sebutan ini pertama kali dicetuskan oleh mile Boirac, seorang filosofis dan ilmuwan asal Prancis pada tahun 1876. Banyak filosofis dan ilmuwan lain yang mencoba menjelaskan mengapa dejavu bisa terjadi. Menurut Sigmund Freud, terjadinya dejavu berhubungan dengan keinginan yang terpendam. Sementara menurut Carl Jung, dejavu berhubungan dengan alam bawah sadar kita.

Menurut peneliti Dejavu karena temporal lobe seizure.

Penyebab temporal lobe seizure alias kejang lobus temporal terkadang tidak diketahui. Namun trauma pada otak, infeksi, stroke, tumor otak, hingga faktor genetik dapat menyebabkan temporal lobe seizure.

Saya kurang sepakat dengan peneliti yang menyebutkan bahwa disebabkan oleh trauma pada otak, stroke, dan lainnya, karena tidak semua orang mempunyai masalah seperti itu, tapi pasti semua orang merasakan Dejavu ini.

Untuk itu mari kita tarik dari segi islami,

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

" ...padahal kamu (tadinya) mati, lalu Dia menghidupkan kamu, kemudian Dia mematikan kamu, lalu Dia menghidupkan kamu kembali. Kemudian kepada-Nyalah kamu dikembalikan."(QS. Al-Baqarah [2]: Ayat 28)

Dari ayat tersebut dapat kita tafsirkan bahwasanya kita sebelumnya mati, banyak yang menafsirkan kata "mati" ini sama dengan "tidak ada", tetapi pendapat saya Allah menggunakan kata "mati" karena kita "ada".

Kenapa saya yakin dengan pendapat saya?, karna ada juga di ayat lain Allah menyebutkan:

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman)"(QS. Al-A'raf [7]: Ayat 172).

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

"Dia (manusia) diciptakan dari air (mani) yang terpancar,"

"Yang keluar dari antara tulang punggung (sulbi) dan tulang dada."(QS. At-Tariq [86]: Ayat 6- 7)


Dari ayat di atas dapat kita simpulkan bahwasanya kita ada di sulbi ayah kita sebelum kita dihidupkan.

Lanjut ke topik awal, ternyata sebelum kita dihidupkan, kita punya janji kepada Allah, jadi sebelum roh kita ditiupkan ke dalam janin, kita berkomitmen kepada Allah, seperti yang di sebutkan dalam QS. Al-A'raf[7]:172-173). Jadi, sebelum roh kita ditiupkan ke dalam janin, kita berjanji kepada  Allah. Apakah kita sanggup hidup di dunia ini sembari melihatkan apa yang akan terjadi di kehidupan kita dan apa saja yang akan kita alami mulai kita lahir ke dunia sampai kita wafat, makanya ketika kita baru pertama melakukan sesuatu tetapi kayak sudah pernah terjadi. Wallahu a'lam "Dan Allah Yang Lebih Tahu (Maha Tahu) Bish Shawab "Kebenaran hakiki nya".

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun