Mohon tunggu...
Hendy Pebrian Azano RP
Hendy Pebrian Azano RP Mohon Tunggu... Bankir - Pelaksana Pengelolaan Uang Rupiah, Bank Indonesia Kalimantan Barat

𝘈𝘱𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘢𝘳𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘭𝘪𝘴, 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘥𝘪𝘱𝘶𝘣𝘭𝘪𝘴𝘩. 𝘈𝘱𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘢𝘳𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘪𝘭𝘮𝘶, 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘥𝘪𝘳𝘪𝘮𝘶. 𝘈𝘱𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘢𝘳𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘶𝘴𝘪𝘢, 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘩𝘢𝘭 𝘴𝘪𝘢-𝘴𝘪𝘢. || IG : pekahade

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Peluru Eskalasi Layanan Bank Sentral

10 September 2023   09:40 Diperbarui: 10 September 2023   17:51 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Bank Indonesia. Foto: KOMPAS/Priyombodo

''Sebuah device tak akan selamanya aman, ada kalanya virus datang menyerang device yang kita miliki. Untuk itu, kita harus selalu mengeskalasi anti-virus pada device tersebut"

***

Device yang dimaksud adalah perumpamaan untuk Bank Indonesia. Kualitas layanan kebanksentralan Bank Indonesia haruslah selalu dieskalasi agar kebal dari 'virus' yang mengancam. 

Masih terekam jelas dalam ingatan 'dicurinya' Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan dari pangkuan NKRI. Mendominasinya peredaran mata uang asing dibandingkan Rupiah disinyalir menjadi salah satu faktor utama lepasnya kedua pulau tersebut.

Tak hanya itu, ancaman lain datang dari penggunaan permen sebagai alat transaksi pembayaran pengganti uang logam. Sebuah tindakan yang melanggar Pasal 21 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, Rupiah adalah satu-satunya alat pembayaran yang sah di NKRI dan setiap transaksi di wilayah NKRI wajib menggunakan Rupiah.

Menanggapi hal tersebut, berbagai program represif lantas dilakukan oleh Bank Indonesia. Dalam bidang Pengelolaan Uang Rupiah, Bank Indonesia membentuk Kas Titipan dan menyelenggarakan Ekspedisi Rupiah Berdaulat di daerah terdepan, terluar, dan terpencil (3T). 

Sejalan dengan end state Bank Indonesia dalam Sistem Pembayaran Indonesia 2025, mendukung integrasi ekonomi keuangan digital nasional sehingga menjamin fungsi bank sentral dalam proses peredaran uang, kebijakan moneter, dan stabilitas sistem keuangan, serta mendukung inklusi keuangan.

Teranyar, Bank Indonesia berinovasi dengan mengembangkan Quick Respond Indonesian Standard (QRIS). Sayangnya, produk ini tak serta merta menggantikan penggunaan uang tunai, terutama uang logam pada transaksi sehari-hari.

Mengambil data Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat, ditemukan fakta yang cukup mencengangkan terkait peredaran uang logam setelah implementasi QRIS. Uang logam yang masuk kembali ke Bank Indonesia (inflow) tidak mencapai 1 persen dari uang logam yang dikeluarkan (outflow). 

Outflow uang logam mencapai 44,2 miliyar, sementara inflow-nya hanya 150 juta rupiah. Hal yang kontradiktif mengingat salah satu tujuan QRIS dilahirkan untuk mengurangi biaya pencetakan uang (printing) dan pengedaran (handling).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun