"Prit.. Prit.. Prit.. Bunyi peluit menandakan pertandingan telah berakhir. Argentina berhasil memenangkan Piala Dunia 2022. Tangisan haru pecah dibalik awan gelap yang tengah menyelimuti"
***
Masih terekam jelas dalam ingatan gegap gempita Piala Dunia 2022 yang dihelat di Qatar pada Desember silam.
Argentina menasbihkan diri sebagai Juara Piala Dunia setelah berhasil menaklukan Prancis di final melalui pertarungan sengit hingga babak adu pinalti. Gelar ini menjadi pelepas dahaga bagi Negara Tango setelah 'berpuasa' selama 36 tahun.
Pada tahun yang sama, Indonesia sukses menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali.
Acara prestisius ini merupakan forum yang melibatkan para pemimpin dari negara dengan ekonomi paling berpengaruh di dunia, mengusung misi mewujudkan pertumbuhan global yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif.
Bagi Indonesia, Presidensi G20 menjadi momentum pemulihan ekonomi pasca pandemi covid-19.
Namun, ada sebuah fenomena menarik dibalik gelaran tersebut. Dari 20 negara peserta G20, Argentina sekali lagi tampil menjadi 'sang juara'. Hanya saja kali ini bukan untuk hal positif, melainkan Argentina merupakan negara dengan tingkat inflasi tertinggi.
Hiperinflasi Argentina
Bak pedang bermata dua. Argentina menjadi yang terbaik di lapangan hijau, namun di sisi lain sebagian besar warganya terjerumus ke jurang kemiskinan.