Mohon tunggu...
Hendy Mustiko Aji
Hendy Mustiko Aji Mohon Tunggu... Dosen - Dosen di Universitas Islam Indonesia

Dosen di Universitas Islam Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Banyak Sarjana Menganggur, Apa dan Siapa yang Salah?

24 Oktober 2017   00:41 Diperbarui: 24 Oktober 2017   07:53 21373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama kuliah tidak mau merasakan proses berdarah-darah. Mental baja pantang menyerah pun tidak mereka miliki. Yang mereka tahu hanya mengeluh dan mengeluh. Semua bencana disalahkan kepada dosennya, tidak mau menyalahkan diri sendiri. Maka, hasilnya pun bisa kita tebak bersama, ketika lulus dari universitas dan tidak ada perusahaan yang mau memperkerjakan mereka, mereka akan putus asa dan mulai mengeluh. Setelah itu, mereka akan mulai mencari-cari sesuatu atau seseorang untuk disalahkan. 

Inilah sebab mendasar mengapa banyak sarjana nganggur, yaitu karena faktor motivasi intrinsik. Motivasi yang berorientasi pada hasil akan menghasilkan seseorang yang bermental tempe! Gagal langsung mengeluh dan menyalahkan orang lain. Tiga sampai empat tahun kuliah S1 tidak mau berproses, tidak ada ilmu yang didapat, mental baja pun tidak akan terbentuk. 

Berbeda dengan mahasiswa yang ketika kuliah mau berproses dan berdarah-darah. Mahasiswa yang mau berproses akan relatif lebih memiliki mental baja. Mengeluh dan menyerah tidak ada dalam kamus mereka. Hasilnya, meskipun kelak tidak ada perusahaan yang mau memperkerjakan, mereka tetap punya ilmu dan mental baja. Ilmu dan mental baja dapat menjadi modal paling dasar untuk menjadi seorang bos, Enterpreneur. 

Jika saja sebanyak 606.939 pengangguran tamatan universitas memiliki mental baja dan mau menjadi seorang enterpreneur, tingkat pengangguran niscaya akan dapat ditekan secara drastis. Misal kita asumsikan sebanyak 50% dari total pengangguran tersebut (sejumlah 303.470 pengangguran) membuka satu usaha dimana satu usaha dapat menyerap 25 tenaga kerja. Maka jumlah tenaga yang dapat diserap adalah sebanyak 303.470 x 25 =  7.586.738 orang. Mengingat jumlah pengangguran berdasarkan tingkat pendidikan di luar tamatan universitas sebanyak 6.398.323 orang, maka jelas pengangguran dapat ditekan sampai 0%. 

Dengan demikian, tulisan ini menyimpulkan bahwa sebab banyaknya sarjana menganggur berasal dari faktor dosen dan mahasiswa. Dosen perlu mengembangkan metode pembelajaran eksperensial agar teori/konsep dapat dipahami dengan mempraktekannya. Disamping itu, mahasiswa perlu memperbaiki motivasinya berkuliah agar lebih berorientasi pada proses. Proses yang baik pasti akan diikuti dengan hasil yang baik pula. Mari kita tekan jumlah pengangguran dengan bersama-sama melakukan perbaikan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun