Kami pun berpikir bagaimana caranya agar dia bisa berhasil menurunkan tensi darahnya. Kami pun sepakat menjalani hidup dengan pola makan seperti ibu kami. Kami melibatkan diri dengan kebiasaan baru yang dia harus lakukan.
Memang tidak enak, tapi inilah jalan satu-satunya yang bisa dilakukan untuk saat ini. mengingat usianya yang tidak lagi muda, serta wawasannya juga yang masih 'kolot'.
Mengikuti pola hidup yang baru seperti diet garam, tidak makan gorengan, dan berolahraga ternyata tidak menyenangkan. Secara lidah kami itu suka makan yang asin-asin dan juga suka ngemil. Saat ini harus jaga pola makan, berolahraga dan kurangi begadang padahal biasanya selalu tidur larut malam.
Namun itulah pengorbanan yang harus anak-anaknya lakukan. Ibu kami melihat bahwa dirinya tidak sendiri dalam menjalani pola hidup baru itu.
Tentunya tidak seseserhana mencuci tangan, menjaga jarak, dan memakai masker, pola hidup baru ini lebih komplit dari sekedar pantangan selama pandemic Covid-19.
Ibu kami pun dapat melihat apa yang kami lakukan untuknya.
Mungkin banyak orang tua yang merasa seperti ibu kami. Ketika kesehatannya terganggu, dia merasa tersendiri, menanggung semuanya sendiri, dan tidak ada dukungan dari siapapun.
Memang semuanya dimulai dari niat, tapi tidak semua orang punya niat yang kuat untuk sembuh. Dari pada tambah parah, apa salahnya bila kita sebagai anak-anaknya dan juga orang terdekatnya mengambil langkah yang kurang popular dengan ikut terlibat dalam proses pemulihannya?
Mengikuti pola hidupnya juga adalah bentuk perhatian kita. Lewat itu kita secara langsung telah memberi dia semangat hidup dan semangat untuk sembuh.
Kini ibu kami telah berhasil menurunkan tensi darahnya. Dan tidak hanya itu, fisiknya juga lebih kuat dan sehat. Sebenarnya penulis ingin mengajak beliau untuk pergi nge-gym. Tapi ya mungkin untuk yang satu ini tidak dimungkinkan. hehe
Adakah pembaca memiliki orang tua yang seperti ini? Mungkin cara melibatkan diri ini bisa dicoba.