Sering kali, karena meresa punya ikatan daerah atau menyandang status sebagai pasangan, seseorang merasa sah-sah saja menguak sebanyak-banyaknya informasi terkait orang lain. Padahal, selain menjadi mahluk sosial, manusia juga merupakan mahluk individu yang membutuhkan ruang pribadi yang tidak terjamah pihak luar.
(Dilansir dari sini.)
Pendapat di atas menyimpulkan bahwa orang yang ingin tahu privasi orang lain adalah orang berperangai buruk. Walau sudah jadi pasangan atau memiliki darah yang sama (saudara-saudari atau orang tua) juga tetap buruk. Setujukah pembaca dengan pendapat di atas?
Lantas, siapakah yang salah dalam kejadian ini? pemilik privasi atau pengintip? Siapa yang mau kita bela bila kita menjadi orang yang menyaksikan perkelahian itu? Kita di tengah.
Penulis berpendapat bahwa dua-duanya memiliki kesalahan dalam hal ini, yang satu bersalah karena perbuatannya dan yang satunya bersalah karena usil. Misalnya sang kakak ini rupanya memiliki sakit kulit di kelaminnya dan sang adik mengintip, apakah dapat dibenarkan?
Atau orang tua yang "jajan" di luar kota ketika melakukan perjalanan dinas? Jual diri juga. Pastinya yang memiliki privasi juga akan malu dan dengan demikian dugaan sang adik atau pengintip tadi menjadi kenyataan. Ini lebih adil, betul?
"Marah karena merasa malu---Malu dan kemudian marah". Itulah inti dari masalah privasi ini. Kebobrokan selalu bersifat memalukan.
Untuk mengakhiri tulisan ini, adakah batas-batas yang bisa dibenarkan bila kita ingin "kepo" tentang diri orang lain?
Jawabannya ada, yaitu kasih.
Seseorang yang "ingin tahu" memiliki motivasi yang bermacam-macam. Apakah dia mau menolong atau mau menguak kejelekan orang lain yang nantinya akan dia gunakan untuk mempermalukan atau menjatuhkan orang itu.Â
Dalam Pemilu banyak contohnya, calon yang kita tahu baik ternyata punya banyak skandal. Untuk apa skandal itu dibuka? Pasti untuk menurunkan tingkat kepercayaan pemilih. Yang diharapkan adalah ratingnya menurun, calon itu tidak dipilih, calon itu gagal, uangnya habis, stress, dan calon itu kapok untuk maju lagi!