Mohon tunggu...
Hendy Adinata
Hendy Adinata Mohon Tunggu... Freelancer - Sukanya makan sea food

Badai memang menyukai negeri di mana orang menabur angin | Email: hendychewadinata@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hari Pahlawan, Apa yang Sudah Kita Kerjakan bagi Banyak Orang?

10 November 2019   20:21 Diperbarui: 11 November 2019   00:57 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
super hero via brilio.net

Pastinya tidak bisa, kita butuh perjuangan yang lebih dari sekedar adu jotos, yaitu kebijaksanaan dalam melihat permasalahan, penyusunan strategi dan keberanian mengeksekusi strategi itu walaupun risiko sosial dan politik membayangi di depan.

Dalam konteks Indonesia misalnya, masih banyak wilayah yang kekurangan infrastruktur, tidak terjangkau fasilitas listrik dan air bersih, tidak terjangkau pendidikan dan teknologi. Mereka terpinggirkan dan tidak dijangkau oleh negara.

Apa yang sudah kita berikan kepada mereka? Mengapa diumur yang ke-74 tahun bangsa ini merdeka, masih banyak wilayah yang tidak terjangkau listrik? PR besar bagi kita sebagai generasi muda untuk memperjuangkan apa yang baik di negeri ini, minimal fasilitas dasar seperti itu dapat dinikmati oleh teman-teman kita di tahun 2020.

Menjadi pahlawan memang bukan soal adu jotos. Penulis melihat, kepahlawanan perlu hadir dalam beberapa tempat.

1. Pahlawan atas diri sendiri

Semuanya dimulai dari diri sendiri. Kebebasan dikatakan oleh Immanuel Kant harus dimengerti dengan kebebasan dalam kita mencapai tujuan. Walaupun kita merupakan mahluk bebas (menurut apa yang dikatakan oleh Immanuel Kant, yaitu bebas dalam mencapai tujuan kita sesuai dengan kemampuan kita), ada faktor-faktor yang menghalangi kita dalam kita menjalani kebebasan yang kita miliki.

Faktor di dalam diri maupun faktor diluar diri selalu menghalangi kita untuk bertindak, malas, kurang disiplin, dan takut akan risiko merupakan faktor dari dalam diri yang selalu membatasi gerak kita. Sedangkan faktor dari luar diri sangat beragam.

Maka dikatakan oleh Nietszche bahwa hanya manusia unggul yang akan berhasil mencapai tujuannya. Manusia yang berhasil mengalahkan dirinya sendiri, kemalasan, kurang disiplin, rasa takut, dan sebagainya bebserta faktor-faktor pengganggu dari luar akan sukses. Kita perlu mengalahkan diri kita sendiri terlebih dahulu bila ingin menjadi pahlawan atas diri kita sendiri.

2. Pahlawan bagi keluarga

Banyak perceraian terjadi dan jumlahnya terus meningkat tiap tahunnya. Bagi penulis pribadi, terjadi perceraian dikarenakan tidak adanya komitmen dan tanggung jawab. Tanggung jawab sebagai suami/istri, komitmen dalam membangun komunikasi, cinta, keharmonisan dan kepedulian. Kita perlu menjadi pahlawan di dalam keluarga, karena melalui keluarga yang tidak beres, kemungkinan lahirnya keturunan yang tidak beres juga besar.

Keluarga yang penuh konflik, cekcok dan tidak harmonis apalagi ada KDRT, sebanyaknya berdampak pada timbulnya anak-anak yang nantinya akan mendatangkan kesulitan dalam masyarakat. masyarakat akan direpotkan dengan aksi kriminal anak-anak ini, negara pun demikian, akan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit hanya untuk masalah anak-anak kriminal yang berasal dari keluarga.

Sebaliknya keluarga yang beres dengan hadirnya pahlawan di sana, akan menghasilkan keturunan-keturunan yang menjadi berkat bagi masyarakat dan peradaban. Menjadi contoh dan teladan dalam masyarakat. Silahkan buktikan dengan kehidupan nyata, anak-anak baik dan anak-anak yang "tidak baik" berasal dari mana begitu juga sumbangsih orang-orang penting itu datangnya dari mana.

3. Pahlawan bagi masyarakat, bangsa dan negara

Yang ketiga hanyalah terkait lahan terapan. Bila tahapan pertama dan kedua sudah terpenuhi, maka di tahap ketiga mungkin tidak akan sulit untuk beraksi. Mungkin tidak akan ada lagi masalah korupsi, masalah krisis identitas, dan masalah remeh temeh lainnya. Semua kebebasan yang dimiliki hanya difokuskan untuk memberikan dampak yang bermanfaat bagi banyak orang.

Yang di pemerintahan menjalankan tugas dengan amanah, yang di dunia keilmuan merancang teori yang kontekstual, yang di dunia penelitian mengembangkan teknologi teranyar, yang berada di ranah professional bekerja dengan maksimal dan etikad baik, dan sebagainya. Niscaya negeri ini akan indah dan damai, karena kita semua menjadi pahlawan bagi sesama.

Seperti di awal tadi, bukan soal adu jotos, melainkan adu kebermanfaatan. Penulis bukanlah seorang yang punya fisik atletis untuk membantu orang, otak yang brilian juga tidak. Namun tekad untuk menjadi orang yang berguna itu penulis miliki, biarlah tulisan singkat yang mungkin bersumbangsih nol koma nol nol sekian ini penulis bagikan.

Mana yang lebih mulia, menjadi pahlawan untuk diri sendiri, keluarga atau masyarakat? kebermanfaatan sulit untuk diukur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun