Mohon tunggu...
Hendy Adinata
Hendy Adinata Mohon Tunggu... Freelancer - Sukanya makan sea food

Badai memang menyukai negeri di mana orang menabur angin | Email: hendychewadinata@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hari Pahlawan, Apa yang Sudah Kita Kerjakan bagi Banyak Orang?

10 November 2019   20:21 Diperbarui: 11 November 2019   00:57 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
super hero via brilio.net

Pahlawan adalah suatu penghargaan yang diberikan kepada seseorang atas jasanya yang berkaitan dengan keselamatan jiwa dan raga orang lain. Seorang pahlawan selain jasanya yang menyelamatkan jiwa dan raga, juga mengangkat harkat dan martabat hidup orang lain.

Pahlawan nasional, pahlawan revolusi, pahlawan reformasi, pahlawan tanpa tanda jasa (guru), pahlawan super (biasanya di film-film), pahlawan bertopeng (ini juga di film), pahlawan kesiangan (kalau ini orang telat), dan pahlawan-pahlawan lainnya, silahkan saja mau mengerti pahlawan dengan defnisi yang mana. Indikator yang pasti adalah indikator kemanfaatannya, bukan labelnya.

Namun, pengertian pahlawan saat ini telah banyak dikaburkan oleh sempitnya layar kaca Hollywood. Pahlawan hanya dimengerti sebagai orang yang memiliki kekuatan super, berbaju keren dan melawan musuh-musuh jahat yang mencoba menghancurkan planet bumi.

Apakah dengan mahir adu jotos dapat disebut pahlawan? Penulis rasa makna pahlawan tidak boleh dikerdilkan apalagi dimengerti dengan sesederhana itu.

Bila kita melihat pahlawan-pahlawan bangsa kita, banyak dari mereka sebenarnya tidak mahir dalam adu jotos.

Hatta dan Sjahrir misalnya, hanya pria biasa bertubuh kecil yang perutnya pun tidak berkotak-kotak, Jend. Sudirman yang merupakan panglima besar hanyalah seorang yang kurus dan dalam perjuangannya juga sakit-sakitan.

Ki Hajar Dewantara yang merintis taman siswa dan Tan Malaka juga seorang biasa yang otot bisepnya pun tidak lebih besar dari otot bisepnya Ade Ray. Pahlawan bukanlah mereka yang memiliki tubuh atletis, jika memiliki tubuh yang atletis merupakan syarat wajib, maka beberapa nama di atas tidak masuk hitungan.

Orang-orang yang berjasa atas negeri kita kebanyakan juga adalah orang-orang yang pernah dipenjara, mau itu pahlawan dalam bangsa maupun dalam sastra. Mereka pernah dipenjara oleh penjara bangunan atau penjara budaya. RA. Kartini dipenjara oleh budaya patriarkis yang menganggap wanita sebagai kelas dua, namun ia memperjuangkan kesetaraan hak kaum wanita.

Pramodya Ananta Toer dipenjara oleh penjara bangunan, namun ia menjadi pahlawan dalam sastra yang karya-karyanya telah menjadi inspirasi puluhan jutaan orang pembaca tulisannya. Sekali lagi fisik dan kekuatan tidak mereka miliki selain apa yang disebut tekad untuk menjadi berkat bagi sesamanya.

Di dalam dunia yang carut marut saat ini, lingkungan hidup rusak, ketimpangan sosial terjadi di mana-mana, kemiskinan, egois, kejahatan yang semakin marak, sakit penyakit dan penderitaan, apakah yang dapat kita perbuat atas kondisi itu? Apakah dapat diatasi dengan sebatas adu jotos?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun