Dapat menuntut ilmu di perguruan tinggi mungkin merupakan impian semua orang. Impian semacam ini bagi beberapa kalangan mungkin tidak dirasa sulit untuk digapai.
Beberapa faktor, dua di antaranya adalah sumber daya ekonomi dan tingkat kecerdasan/intelektual sebagai modal utama. Bagi sebagian yang lain, berkuliah di perguruan tinggi itu hanyalah seperti bunga tidur yang memperindah hidup. Dua faktor di atas masih berlaku untuk kalangan yang kurang beruntung ini. Tetapi, sesungguhnya yang paling ironis adalah mereka yang menyia-nyiakan kesempatan berharga setelah duduk di bangku kuliah!
Kebetulan sekali kita salah satu yang beruntung. Kesempatan berkuliah itu pun datang, dan kita bisa menikmatinya. Kita aktif dalam kegiatan kemahasiswaan, bergabung menjadi anggota beberapa organisasi mahasiswa, terjun dalam beberapa kepanitian, ditunjuk menjadi ketua kelas bahkan ada yang dipercaya sebagai asisten dosen, dan tetek bengek lainnya. Itu bagus karena niat kita adalah belajar.
Tetapi... ada sekelompok orang yang dapat dibilang "kurang bijak" dalam mengambil keputusan, mereka adalah para "pemborong kegiatan." Mereka memporsir diri dengan sebegitu banyaknya agenda dan rapat kerja (kalah-kalah anggota dewan kita). Semua kegiatan itu membuat mereka keteteran, sangat sibuk dan akhirnya direpotkan dengan hal-hal yang tidak ada sangkut pautnya dengan perkuliahan.
Konsentrasi mulai terganggu, mulai bolos kuliah, telat makan (mag) dan stres datang bergantian (mikirin masalah pribadi, tugas kuliah dan masalah kegiatan mahasiswa). Akhirnya ada yang mengulang mata kuliah, ada yang tidak selesai-selesai tugas akhirnya, ada yang masih main-main. Singkatnya, "waktu kuliahnya lama."
Kondisi demikian pun masih ada baiknya, mereka memuaskan diri dengan segala kesibukan dan memahami apa yang sudah dikerjakan. Lewat itu hati dan jiwa mereka dibentuk, mendapat banyak pengalaman yang semakin mendewasakan mereka dan tanpa disadari itu menjadi bekal untuk masa depan, ya bekal yang teramat mahal.
Penulis ingin berbagi beberapa hal kepada para mahasiswa yang sedang menikmati panasnya bangku perkuliahan saat ini. Ini alasannya mengapa kamu jangan terlalu lama di sana.
1. Lama-lama kuliah bisa didrop-out
Terlalu lama kuliah menyebabkan drop out (dikeluarkan dari kampus). jangan terlalu lama di sana, cepat selesaikan. Cepatlah lulus, lihatlah teman-teman yang sudah selesai, setidaknya beban dipundak mereka berkurang satu. Jalan mereka jauh lebih ringan sekarang, walaupun kesulitan lain menunggu di depan.
Banyak faktor yang membuatmu lama, mungkin karena mengulang, atau karena tugas akhir, barangkali karena masih suka main-main, mungkin karena sifat perfeksionismu kau merasa belum layak menyandang gelar kesarjanaan?
Punya pikiran semacam itu baik, tetapi tidak perlu berlebihan karena akan menyiksa diri sendiri. Pahamilah bahwa hidup ini adalah proses. Sebenarnya tidak perlu takut, semuanya akan baik-baik saja. Gelar akademik bukanlah yang utama, karena nilai seseorang tergantung seberapa bergunanya dia di dalam masyarakat. Jadi jangan lama-lama, karena bisa di drop-out. Sayang uang, tenaga, waktu, dan kekecewaan yang tidak habis-habis dari orang yang kita cintai pasti akan membuat kita tidak tahan.
2. Kesempatan kerja yang menanti
Berwirausaha mungkin menjadi pilihan bagi sedikit orang, kebanyakan lainnya menunggu pembukaan Calon Pegawai Negeri Sipil. Tentu saja alasan masing-masing orang berbeda dalam menentukan pekerjaan.
Ada yang ingin menjadi boss atas usahanya sendiri, ada yang merencanakan berkarir di perusahaan, ada yang memilih bekerja part-time, ingin menjadi profesional, dsb. Kenyataan yang paling dekat adalah pembukaan CPNS yang sangat ditunggu-tunggu. Apabila dirimu belum lulus dan saat itu CPNS dibuka, maka kesempatan itu akan berlalu begitu saja dan tidak tahu kapan lagi akan dibuka.
Kesempatan kerja yang lain mungkin telah menunggu, seperti sebuah perusahaan yang menanti kelulusanmu karena kenal dekat dengan orang tuamu. Kau direkomendasikan. Jika mereka masih cukup sabar itu bagus. Tetapi jika dirimu terlalu lama menyelesaikan perkuliahanmu, niscaya mereka juga bosan dan lebih memilih orang lain. Kau menyia-nyiakan kesempatan.
3. Kehilangan waktu, tenaga, dana dan fasilitas
Sudah pasti ketika kuliah lama-lama, waktu semakin banyak terpakai. Biaya yang harus dikeluarkan pun akan semakin bertambah. Uang semesteran, uang bulanan dan pengeluaran lain yang tidak diduga tetap mengalir. Apalagi keadaan yang tidak memungkinkan untuk bekerja karena orientasi yang bukan uang, diri mu masih minta uang terus-menerus sama orang tua.
Belum lagi kejenuhan yang diakibatkan rutinitas sehari-hari di kampus. Energi terkuras untuk hal-hal yang kurang produktif. Harusnya kau sudah bekerja tetapi masih di kampus. Ini masih kondisi yang kurang mendesak, andaikata fasilitas yang dinikmati saat ini di hentikan oleh keadaan (misalnya orang tuamu meninggal, adik-adikmu harus ada yang merawat dengan kau menjadi tulang punggung, dsb). Maka harus segeralah selesaikan perkuliahanmu, karena waktu bisa saja tidak berkompromi.
4. Bagi yang merantau, pikirkanlah mereka yang sedang menunggumu.
Anak rantau yang datang ke kota untuk berkuliah, mereka membawa harapan dari papa-mama dan adik-kakak, mungkin juga keluarga besar. Ingatlah waktu bus sudah menunggu di tepian jalan, barang bawaanmu pun diangkut. Sebelum dirimu berangkat meninggalkan keluargamu, orang tuamu memelukmu, kau merasakan kehangatan, mencium aroma yang akan membuatmu rindu, dan tanpa sadar air matamu menetes membasahi pipi. Kau juga memeluk saudaramu yang hampir tiap hari kalian bertengkar atau malah akrab. Wejangan di menit-menit terakhir pun diberikan, "Hati-hati ya nak di sana, jangan telat makan. Kuliah yang benar, jangan gaul sama orang yang tidak benar." itu pesan paling umum. Masih ingat?
Mungkin kau bukan anak manja yang menangis dalam cerita ini, tetapi sadarilah bahwa mereka tidak selamanya ada, mungkin saja mereka akan meninggalkan dunia sebelum kau sempat menyelesaikan pendidikanmu. Sarjana mungkin menjadi suatu kado yang indah bagi orang tuamu jika pengorbanan mereka mahal. Jika kuliahmu lama dan ternyata terjadi insiden pada diri mereka, sebanyaknya kau akan menyesal karena belum sempat mempersembahkan hadiah ini pada mereka. Setiap hari mereka menanti dan mendoakanmu, hargailah dan berikan yang terbaik.
Untuk mengakhiri tulisan ini, penulis mengajak setiap mahasiswa untuk tidak menganggap enteng perkuliahan. Bisa masuk belum tentu bisa keluar (selesaikan). Sekolah memang kadang dirasa beban apabila jurusan yang ditepuh bukanlah pilihan pribadi (pilihan orang tua), atau sebaliknya jurusan itu jauh dari ekspektasi. Yang mau penulis sampaikan adalah 4 hal di atas kiranya bisa menjadi alasan dan motivasi untuk kita segera menyelesaikan studi kita. Mimpi-mimpi besar harus segera diwujudkan. Setidaknya selesailah walau itu setengah hati dan hasilnya tidak maksimal. Atau mau membuat pilihan lain? Terserah kepada anda.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H