"Bg, abang sering kan dipanggil mereka, waktu itu abang diolok-olok, abang dak apa-apa memangnya?"
"Dak apa-apa, kan ndak diapa-apakan ya kalau bagi-bagi rokok ya gpp lah, kita yang berlebihan berbagi sama mereka"
"Mereka memanfaatkan abang, abang dak tahu?"
Merasa haus aku pun menyeruput kopi susu panas di meja ku, pelan aku mulai memberi mata kuliah yang aku sendiri tidak tahu judulnya apa, satu SKS cukup lah
"Yo, orang-orang seperti mereka itu perlu dikasihani. Umumnya mereka bisa seperti itu karena mereka butuh perhatian, mereka tidak mendapatkan penerimaan dari orang-orang seperti kamu, makanya mereka mencari orang-orang yang sepaham dengan mereka, yang mengalami keadaan yang sama dengan mereka dan tentunya yang mau menerima mereka. Pendekatan mereka mungkin seperti itu, kasihan loh"
"Ia sih bg, tapi mereka salah. mau dekat juga dak  gitu caranya. contoh ya bg, aku mau dekat nih sama orang ya aku yang datangi, kalau mereka tidak, yang butuh siapa coba?
"Yo, kalau seperti itu berarti kamu sombong, masalahnya bukan pada mereka tapi pada dirimu. Kamu memasang tembok duluan, secara tidak langsung menjaga jarak, kamu menolak orang-orang itu masuk ke dalam kehidupanmu, setuju?
Banyak kita merasa lebih baik dari mereka, kita lalu merendahkan mereka. Apakah kita benar-benar kenal siapa mereka, apa yang terjadi pada mereka sehingga mereka seperti itu, latar belakang keluarganya, siapa teman-teman mereka di luar sana setelah pulang ini, bagaimana mereka di rumah... "
Terdiam sambil mengangguk dan aku rasa adik ku ini sudah mulai paham
"Kadang aku ngomong sama salah satu dari mereka, ya pas mereka panggil ke situ... bisa juga mereka ngomong tentang hikmah, tentang orang tua, ngobrol soal kuliah, agama dan cinta kasih Tuhan. Walaupun resek dan suka membully juniornya"
Aku seruput kopi susu ku "mereka butuh perhatian dari orang-orang seperti kita untuk menyadarkan mereka, dan jika mampu membawa mereka keluar dari penolakan lingkungan sosial Yo"