Pecinta balap motor mungkin pernah bertanya-tanya, mengapa pembalap WSBK meski dengan predikat juara dunia, tidak pernah bisa tampil perkasa saat pindah ke motoGP. Sebaliknya, pembalap MotoGP meski prestasinya biasa-biasa saja, banyak yang sukses sebagai juara dunia setelah pindah ke WSBK. Â Â
Sebagai contoh kita ambil Colin Edwards, Troy Bayliss dan Ben Spies. Edwards adalah juara dunia 2 kali di WSBK (tahun 2000 dan 2002), Bayliss 3 kali (2001, 2006 dan 2008), sedangkan Spies 1 kali (2009). Sukses sebagai juara dunia di WSBK, ketiga bintang ini kemudian pindah ke motoGP. Hasilnya tidak seperti yang diharapkan.
Selama kariernya yang panjang di motoGP, Edward tidak pernah sekalipun menjadi juara di salah satu seri balapan. Padahal selama 3 tahun pernah berada di team pabrikan Yamaha, satu team dengan Valentino Rossi. Sedangkan Bayliss dan Spies, masing-masing pernah satu kali menjuarai seri balapan. Â
Untuk yang arah sebaliknya, kita ambil contoh Neil Hodgson, Carlos Checa dan Sylvain Guintoli. Di ajang motoGP, ketiganya adalah pembalap dengan prestasi biasa-biasa saja. Bahkan Hodgson dan Guintoli, belum pernah menjuarai satu seri balap-pun. Begitu pindah ke WSBK, mereka sukses menjadi juara dunia. Hodgson tahun 2003, Checa tahun 2011 dan Guintoli tahun 2014.
Selain ketiga pembalap motoGP dengan preastasi biasa di atas, masih ada lagi dua 'nama besar' dari motoGP yang juga sukses sebagai juara dunia di WSBK. Mereka adalah John Kocinski dan Max Biaggi. Keduanya memang belum pernah menjadi juara dunia selama di motoGP, tetapi merupakan langganan podium, selalu menjadi kuda hitam dan beberapa kali menjuarai seri balapan.
Setelah pindah ke WSBK, Kocinski sukses menjadi juara dunia tahun 1997 dan Biaggi bahkan sampai dua kali, tahun 2010 dan 2012. Â
Motor yang dipakai dalam ajang balap WSBK dan motoGP secara visual terlihat sama. Tapi kedua motor ini - dalam hal system permesinan, elektronik, aerodinamika, material, dan sebagainya - sangat berbeda. WSBK adalah motor produksi masal, yang kalau menginginkan, kita dapat membelinya di dealer. Sedangkan motoGP adalah motor protoype yang dibuat khusus untuk balapan. Harga satu motor motoGP sekitar 10 hingga 15 kali lipat lebih mahal dibandingkan WSBK.
Keduanya memakai mesin empat langkah dengan kapasitas yang lebih kurang sama, sekitar 1000cc. Di sirkuit yang sama, untuk satu lap, umumnya motoGP bisa melaju sekitar 3 hingga 4 detik lebih cepat dibandingkan WSBK.
Kembali ke pertanyaan semula : mengapa bintang WSBK tidak pernah bisa bersinar di motoGP ?
Ben Spies, juara dunia WSBK 2009, mengatakan bahwa perbedaan performa antara WSBK dengan motoGP sangatlah besar. Besarnya perbedaan ini membuat pembalap WSBK perlu waktu lebih banyak untuk bisa beradaptasi dengan motoGP. Sialnya, pembalap juga seringkali berada di bawah tekanan, sebab biasanya mereka bergabung di team-team motoGP yang sudah mapan. Â
Masih menurut Spies, motor SBK lebih mudah untuk 'digeber' sampai limit, sehingga pembalap cepat mengetahui sampai dimana limit motor. Sedangkan limit motoGP sangat 'dalam', pembalap harus bekerja lebih keras untuk mengetahui sampai dimana limitnya.
Apa yang dikatakan Ben Spies ini konsisten dengan komentar Jonathan Rea, juara dunia berturut-turut 6 kali WSBK, 2015-2020. Menurut Rea, motoGP sudah berada berada pada level yang sangat tinggi. Jarak antara pembalap tercepat hingga ter-lambat sangatlah kecil. Kemampuan mereka sangat merata, sehingga siapapun yang cepat mengetahui limit motornya, akan menjadi yang tercepat.
Dia mengambil contoh beberapa pembalap motoGP yang karena satu dan lain hal musti absen untuk beberapa lama, saat kembali membalap mereka tidak bisa cepat kembali ke performa semula karena kehilangan 'sense' terhadap limit motor.
Jadi, kata kuncinya adalah 'menemukan' limit performa motor. Di WSBK lebih mudah mengetahui sampai dimana limit performa motor, sedangkan di motoGP jauh lebih sulit. Mungkin itu jawaban kenapa pembalap WSBK sulit beradaptasi di motoGP, sebaliknya pembalap motoGP mudah beradaptasi di WSBK. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H