Mohon tunggu...
Hendro Adrian
Hendro Adrian Mohon Tunggu... Insinyur - Penggemar 'Dream Theater'

Pecinta cerita 'mountaineering'

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hantu Gunung (Sebenarnya) Tidak Pernah Ada

15 Januari 2022   13:11 Diperbarui: 15 Januari 2022   18:30 1685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis dengan latar belakang bukit 'Teletubbies'di Merbabu (dokumentasi pribadi) 

Saya berangkat tanpa persiapan fisik. Kondisi saya waktu itu memang menyedihkan, kelelahan dan kelaparan. Bukan karena kehabisan logistik, tapi karena tidak makan sejak siang sehari sebelumnya dan saya tidak bisa makan makanan gunung.

Kenyataannya bukan hanya pendaki 'tarkam' kelas 3000-an saja yang sering mengalami peristiwa aneh ataupun mistis di gunung. Pendaki professional kelas 8000-an pun banyak yang mengalaminya, terutama mereka yang tidak memakai bantuan oksigen saat mendaki.

Maurice Herzog misalnya, dalam bukunya 'Annapurna, The First Conquest of An 8000 meter Peak' menceritakan bahwa saat mendaki Annapurna (8,091 m) sendirian, dia merasa selalu ada pendaki lain yang mengikutinya.

Selama berhari-hari, pendaki yang sama yang tidak dia kenal itu, selalu mengikuti dan seolah mengajaknya berbicara. Yang menakutkan adalah, setiap kali Herzog melintas di jalur berbahaya, pendaki itu selalu membisikinya untuk melompat ke jurang.

Kemudian Frank Smythe, saat mendaki Everest (8,848 m) sendirian, merasa terus diikuti pendaki lain. Sedemikian nyatanya ilusi itu sampai suatu saat Smythe berbalik dan menawari pendaki tersebut untuk berbagi makan siang bersama.

Pendaki legendaris Reinhold Messner, dalam bukunya 'The Crystal Horizon', menceritakaan bahwa saat mendaki Everest sendirian, dia juga merasa selalu diikuti pendaki lain. Namun setiap kali menengok ke belakang, tidak ada siapapun.

Beberapa kali bahkan Messner merasa seperti sedang melayang dan bisa melihat dirinya sendiri sedang mendaki.

Masih banyak lagi cerita serupa seperti itu yang umumnya dialami pendaki 8000-an yang mendaki sendirian dan tidak memakai oksigen.

Sekarang pertanyaannya adalah : kenapa pola ceritanya selalu sama ?. Mestinya ada penjelasan yang masuk akal untuk banyaknya cerita yang seragam itu.

Dengan bantuan 'search engine', dengan mudah saya bisa mendapatkan banyak penjelasan. Yang tidak mudah adalah untuk bisa sepenuhnya mengerti penjelasan tersebut, karena umumnya sangat teknikal.

Penjelasan singkat dan sederhananya kira-kira sebagai berikut : Otak manusia bekerja secara modular, dengan bagian modul yang berbeda akan memberikan kontribusi yang berbeda pula pada cara kita berinteraksi dengan ruang sekitar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun