Hanya saja, dia belum pernah melayani pesanan ke luar propinsi maupun luar negeri. Mayoritas, pemesan dari Tangerang dan Indramayu. Menurutnya, membuat Barongsai bukan merupakan kesehariannya. Hanya pada saat perayaan tertentu seperti Imlek, Cap Go Meh dan bergantung pada pesanan. ”Karena saya juga ada warung, kadang-kadang bantu istri. Tapi kalau Imlek-kan bukan sambilan,” katanya.
Sekarang produknya semakin digemari dikalangan pelaku dan pecinta seni Barongsai. Ada peningkatan penjualan produk buatannya. Terbukti, penjualannya meningkat sebesar 50 persen yakni sebanyak 30 Barongsai dibanding tahun lalu yang hanya sekira 15 kepala. Untuk Barongsai berbulu domba, Koh De mematok harga di kisaran Rp 4,2 juta, sedangkan yang berbulu sintetis dibanderol seharga Rp 2,5 juta.
Namun, Koh De masih berharap adanya perhatian dari pemerintah terkait kelangsungan kesenian khas Tiongkok tersebut. ”Tapi kalau pemerintah mau ngedukung sih, ya saya terima kasih,” tutupnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H