Mohon tunggu...
Keyboard Warrior
Keyboard Warrior Mohon Tunggu... -

I'll keep writing when nobody reads. I'll keep writing when papers extincts. I'll keep writing when there is no pen and will keep writing when my time has come to write in my Kingdom of Hell.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dari Imlek Hingga Cap Go Meh, Ini Curhat Perajin Barongsai

22 Februari 2016   13:45 Diperbarui: 22 Februari 2016   13:56 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hanya saja, dia belum pernah melayani pesanan ke luar propinsi maupun luar negeri. Mayoritas, pemesan dari Tangerang dan Indramayu. Menurutnya, membuat Barongsai bukan merupakan kesehariannya. Hanya pada saat perayaan tertentu seperti Imlek, Cap Go Meh dan bergantung pada pesanan. ”Karena saya juga ada warung, kadang-kadang bantu istri. Tapi kalau Imlek-kan bukan sambilan,” katanya.

Sekarang produknya semakin digemari dikalangan pelaku dan pecinta seni Barongsai. Ada peningkatan penjualan produk buatannya. Terbukti, penjualannya meningkat sebesar 50 persen yakni sebanyak 30 Barongsai dibanding  tahun lalu yang hanya sekira 15 kepala. Untuk Barongsai berbulu domba, Koh De mematok harga di kisaran Rp 4,2 juta, sedangkan yang berbulu sintetis dibanderol seharga Rp 2,5 juta.

Namun, Koh De masih berharap adanya perhatian dari pemerintah terkait kelangsungan kesenian khas Tiongkok tersebut. ”Tapi kalau pemerintah mau ngedukung sih, ya saya terima kasih,” tutupnya.  


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun