Mohon tunggu...
Hendri Teja
Hendri Teja Mohon Tunggu... Novelis - pengarang

Pengarang, pengemar narasi sejarah. Telah menerbitkan sejumlah buku diantaranya: Suara Rakyat, Suara Tuhan (2020), Tan: Gerilya Bawah Tanah (2017), Tan: Sebuah Novel (2016) dan lain-lain. Untuk narasi sejarah bisa salin tempel tautan ini: Youtube: https://www.youtube.com/@hendriteja45

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Anies-AHY, Menuju Indonesia Berkeadilan Sosial

23 Februari 2023   06:30 Diperbarui: 10 April 2023   14:27 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari Keadilan Sosial Sedunia diperingati setiap 20 Februari. Makanya, hari ini saya teringat kepada Anies-AHY.

Anies terbilang gigih menggulirkan gagasan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Bagi Anies, tanpa keadilan sosial, Indonesia tak akan menemukan perdamaian, persatuan dan kesatuan. Tanpa keadilan sosial, Indonesia tidak akan maju.

Karena itu, semasa memimpin Jakarta, Anies melakukan internalisasi visi ini di segala bidang. Ia membuat kebijakan. Ia menggiring mesin birokrasi. Hasilnya adalah Jakarta yang guyub dan setara. Jakarta yang berkemajuan.

Anies memercayai keadilan sosial merupakan kunci menuju kemajuan Indonesia.

Sementara pidato AHY selalu melantangkan "Indonesia Emas" yang dijiwai oleh keadilan sosial. Terutama perihal Indonesia Adil dan Indonesia Sejahtera.

Indonesia Adil adalah jika keadilan untuk semua (justice for all) berdiri tegak. Baik adil di hadapan hukum, di mana hukum benar-benar menjadi panglima, dan tidak tebang pilih. Maupun adil dalam konteks kesempatan meningkatkan taraf hidup, di mana negara hadir membantu mereka yang lemah dan tak berdaya.

Indonesia Sejahtera, artinya kemakmuran untuk semua (prosperity for all). Inilah mengapa selain terus mengejar pertumbuhan ekonomi, Indonesia harus terus melakukan pemerataan pembangunan untuk seluruh rakyat.

Dari sini, kita bisa membaca relasi antara "Keadilan Sosial" yang diusung Anies, dan "Indonesia Emas" yang digaungkan AHY. Keduanya memiliki garis perubahan yang sama.

Kemiripan ini, terang berangkat dari kegelisahan Anies-AHY menyaksikan situasi Indonesia kekinian yang cenderung mengabaikan keadilan sosial bagi rakyatnya.

Kuliklah Rule of Law Index Indonesia periode 2015-2022 yang dirilis World Justice Project (WJP). Tercatat bahwa pemenuhan hak dasar warga cenderung turun.

Penurunan paling drastis terjadi pada indikator jaminan kebebasan berpendapat dan berekspresi, serta indikator jaminan kebebasan berkumpul dan berserikat.

Maka jika Anies melempar dark joke tentang buzzers terorganisir yang bertalu-talu menghantamnya. Atau AHY mewanti-wanti, jangan sampai rakyat takut bersuara. Ini bukan komedi omong! Begitulah wajah Indonesia hari ini.

Temuan WJP selaras dengan survei Litbang Kompas teranyar. Jika dibandingkan survei Januari 2022 dengan Januari 2023, ternyata tren kepuasan publik atas kinerja pemerintah bidang penegakan hukum anjlok drastis.

Seluruh indikator yang disurvei turun. Indikator jaminan perlakuan setara oleh aparat hukum terhadap semua warga menjadi yang paling anjlok.

Survei Litbang Kompas juga mencatat rendahnya kepuasan publik atas kinerja pemerintah dalam mengatasi kemiskinan, memberdayakan petani dan nelayan, menyediakan lapangan kerja, serta mengendalikan harga barang dan jasa.

Dengan demikian, survei Litbang Kompas telah mengkonfirmasi ketepatan kritik AHY.

Bahwa pemerintah sebaiknya menunda proyek-proyek infrastruktur mercusuar yang tidak urgen, dan mengalihkan anggarannya untuk menambah sumber dana pos-pos program kesejahteraan rakyat. Terlebih dalam kondisi APBN yang makin dibatasi oleh kewajiban utang yang memberat

Akhirnya, visi "Keadilan Sosial" dan "Indonesia Emas" merupakan sinyal bahwa Anies-AHY sedang menggurat garis perubahan yang sama.

Dua visi ini merupakan modal penting, sekaligus petunjuk hendak dibawa ke mana negeri ini, jika kelak mereka dipercaya memimpin Indonesia.

Selamat Hari Keadilan Sosial Sedunia!

pernah dimuat di tajukpolitik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun