Mohon tunggu...
Hendris Wongso
Hendris Wongso Mohon Tunggu... -

Pribadi yang tidak ingin menyia-nyiakan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Money

Menguak Sisi Tersembunyi Potensi Energi Indonesia

8 Oktober 2013   11:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:50 958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi masyarakat awam, mikroalga lebih dikenal dengan sebutan rumput laut atau ganggang. Tanaman berklorofil ini hidup hampir di seluruh perairan Indonesia baik air tawar maupun air asin. Ukuran tubuhnya berada dalam orde mikro (~ 10-6m) sehingga dinamakan mikroalga. Mikroalga umumnya bersel satu atau berbentuk benang, sebagai tumbuhan yang dikenal dengan istilah fitoplankton. Spesies ini memiliki zat hijau daun (klorofil) yang berperan dalam fotosintesis untuk menghasilkan bahan organik dan oksigen dalam air.

Spesiesnya juga sangat banyak, di Indonesia diperkirakan hidup ribuan jenis mikroalga. Sebagai produsen dalam rantai makanan, mikroalga memiliki kandungan nutrisi yang beragam.

1381203960949502569
1381203960949502569

Gambar 2. Penampakan mikroskopis berbagai jenis mikroalga

(sumber : di sini).

Berdasarkan berbagai riset, di dalam tubuh mikroalga terkandung senyawa kimia berupa protein, lemak, karbohidrat, asam amino, asam lemak, dan mineral. Komposisi kandungan kimia dari setiap spesies mikroalga pun berbeda-beda. Namun, pada umumnya lemak dan karbohidrat merupakan kandungan kimia yang paling dominan pada tubuh mikroalga.

Kandungan lemak dan karbohidrat inilah yang selanjutnya dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Lemak dapat dikonversi menjadi biodiesel sedangkan karbohidrat dapat dikonversi menjadi bioetanol. Para peneliti telah membuktikan bahwa biofuel dari mikroalga memiliki efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan biomassa lainnya (jarak pagar ataupun kelapa sawit). Selama ini, mikroalga hanya digunakan sebagai pakan larva ikan dalam proses budidaya, namun siapa sangka bahwa spesies perairan ini memiliki potensi besar sebagai penghasil biofuel.

Alasan Memilih Mikroalga

Dengan luas perairan yang dimiliki Indonesia, budidaya mikroalga sebagai bahan baku biofuel adalah sebuah keniscayaan. Fakta ini didukung oleh iklim tropis yang dimiliki Indonesia. Kondisi suhu dan lingkungan tropis merupakan habitat terbaik bagi pertumbuhan mikroalga dibandingkan iklim subtropis. Dari segi komposisi kimia, spesies ini memiliki kandungan lipid dan karbohidrat yang sangat tinggi yaitu 15%-75% lipid dan 5-68% karbohidrat dari berat kering mikroalga.

Pengembangan mikroalga sudah dilakukan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat. Berdasarkan perhitungan yang ada, pengolahan mikroalga untuk lahan seluas 4.646.000.000 ha mampu menghasilkan biodiesel yang akan dapat mengganti kebutuhan solar di Amerika Serikat. Luas lahan ini hanya 1% dari total lahan Indonesia yang digunakan untuk lahan pertanian dan padang rumput (Oilgae.com). Wagner (2007) melaporkan pula bahwa mikroalga dapat menghasilkan biodiesel 18.927-75.708 liter/acre/tahun. Oleh sebab itu, mikroalga sangat berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia sebagai bahan baku biodiesel. Sementara di Denmark, mikroalga yang ditanam pada sistem tertutup mampun menghasilkan bioetanol 175-262 ton/ha/tahun.

Waktu panen untuk menghasilkan biofuel dari mikroalga terbilang singkat, yaitu sekitar 10-20 hari. Sedangkan tumbuhan jarak pagar dan kelapa sawit membutuhkan berbulan-bulan hingga bertahun-tahun untuk dapat menghasilkan biofuel. Karena waktu untuk panennya terbilang cepat, maka biaya produksi mikroalga menjadi biofuel sangatlah rendah. Dari segi perawatan, mikroalga tidak memerlukan metode perawatan yang intensif, hanya saja diperlukan kontrol terhadap faktor lingkungan. Faktor lingkungan yang biasanya berpengaruh pada mikroalga adalah curah hujan. Namun, hal ini dapat diatasi dengan menanam alga ini pada suatu kolam tertutup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun