Mohon tunggu...
hendri setiawan
hendri setiawan Mohon Tunggu... Operator - Chemie - Pekerja Biasa di Pabrik

Bergulat dengan bahan kimia di kampus dan pekerjaan sekarang| Game: Mobile Legends, Arena Of Valor, League of Legends Wild Rift| Mengikuti anime tiap season| Musik J-pop & K-pop (bebas) | Hobi: Membaca dan menonton (bisa juga dibilang bukan hobi sih)

Selanjutnya

Tutup

Music

Mendengarkan Lagu di Album "Manusia" dari Tulus yang Penuh Makna

8 Maret 2022   12:53 Diperbarui: 8 Maret 2022   13:01 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bertepatan dengan perayaan satu dekade, Tulus merilis album kelimanya yang berjudul Manusia. Album ini berisi 10 lagu yang digarap kurang lebih dua tahun.

Bagi saya, album ini menceritakan beberapa kisah-kisah manusia meskipun sebagian berfokus pada masalah kita di 17 tahun. Sama seperti salah satu judul di album ini "Tujuh Belas"

Bagi teman-teman yang memutar lagunya di Youtube, kita akan menemukan warna yang berbeda untuk lagu "Tujuh Belas" dan "Ingkar". Lagu yang lain memiliki warna latar biru dan teks putih. 

Sementara untuk lagu "Ingkar" berwarna putih dengan warna teks hitam. Lagu "Tujuh Belas: masih memiliki warna biru pada teksnya dan warna latar putih. Secara pemilihan warna tentunya memiliki makna tersendiri.

Lagu favorit saya pada album ini adalah "Diri". Ya, meskipun mungkin masih banyak yang menyukai "Hati-Hati di Jalan".

Bagi saya, "Diri" seperti mengajak berbicara dengan diri sendiri untuk meminta maaf, berterimakasih, bersyukur, dan berdamai dengan diri sendiri untuk tidak memaksakan diri. Tentu sesuai dengan liriknya yang selalu diulang-ulang.

Luka-luka hilanglah luka 

Biar tentram yang berkuasa 

Kau terlalu berharga untuk luka 

Katakan pada dirimu 

Semua baik-baik saja

Sementara bagi kita yang saat ini di masa-masa penuh cinta. Lagu "Hati-hati di Jalan" memang cocok untuk diputar saat galau. Awal lagu memang meceritakan pertemuan dua insan yang terasa cocok dan memiliki kesamaan. 

Nyata semuanya hanya asumsi kita sendiri.

Ku kira kita akan bersama

Begitu banyak yang sama

Latarmu dan latarku

Kukira takkan ada kendala

Ku kira ini 'kan mudah

Kau aku jadi kita

Lagu berjudul "Nala" juga terbukti memiliki penikmatnya tersendiri.Banyak persepsi yang dapat kita lihat di kolom komentar Youtube untuk lagu ini. Sebagian persepsi tentang Nala yang sudah berumur 30 tahun di tahun 2022 ini tentang insecurity, bagaimana tekanan lingkungan atau pandangan orang lain terhadap perempuan 30 tahun yang masih mencari benih-benih cinta.

Terakhir, album ini memang cocok ditutup dengan lagu "Satu Kali". Liriknya yang menyiratkan kita bahwa segala momen dalam hidup kita hanya sekali. Sudah sewajarnya bersyukur atas momen -momen yang terjadi dalam hidup kita  baik yang cerita sedih maupun cerita yang membahagiakan.

Bagi teman-teman yang ingin mendengarkan , saya juga mencantumkan link Youtube-nya di bawah :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun