Bertepatan dengan perayaan satu dekade, Tulus merilis album kelimanya yang berjudul Manusia. Album ini berisi 10 lagu yang digarap kurang lebih dua tahun.
Bagi saya, album ini menceritakan beberapa kisah-kisah manusia meskipun sebagian berfokus pada masalah kita di 17 tahun. Sama seperti salah satu judul di album ini "Tujuh Belas"
Bagi teman-teman yang memutar lagunya di Youtube, kita akan menemukan warna yang berbeda untuk lagu "Tujuh Belas" dan "Ingkar". Lagu yang lain memiliki warna latar biru dan teks putih.Â
Sementara untuk lagu "Ingkar" berwarna putih dengan warna teks hitam. Lagu "Tujuh Belas: masih memiliki warna biru pada teksnya dan warna latar putih. Secara pemilihan warna tentunya memiliki makna tersendiri.
Lagu favorit saya pada album ini adalah "Diri". Ya, meskipun mungkin masih banyak yang menyukai "Hati-Hati di Jalan".
Bagi saya, "Diri" seperti mengajak berbicara dengan diri sendiri untuk meminta maaf, berterimakasih, bersyukur, dan berdamai dengan diri sendiri untuk tidak memaksakan diri. Tentu sesuai dengan liriknya yang selalu diulang-ulang.
Luka-luka hilanglah lukaÂ
Biar tentram yang berkuasaÂ
Kau terlalu berharga untuk lukaÂ
Katakan pada dirimuÂ
Semua baik-baik saja
Sementara bagi kita yang saat ini di masa-masa penuh cinta. Lagu "Hati-hati di Jalan" memang cocok untuk diputar saat galau. Awal lagu memang meceritakan pertemuan dua insan yang terasa cocok dan memiliki kesamaan.Â
Nyata semuanya hanya asumsi kita sendiri.
Ku kira kita akan bersama
Begitu banyak yang sama
Latarmu dan latarku
Kukira takkan ada kendala
Ku kira ini 'kan mudah
Kau aku jadi kita
Lagu berjudul "Nala" juga terbukti memiliki penikmatnya tersendiri.Banyak persepsi yang dapat kita lihat di kolom komentar Youtube untuk lagu ini. Sebagian persepsi tentang Nala yang sudah berumur 30 tahun di tahun 2022 ini tentang insecurity, bagaimana tekanan lingkungan atau pandangan orang lain terhadap perempuan 30 tahun yang masih mencari benih-benih cinta.
Terakhir, album ini memang cocok ditutup dengan lagu "Satu Kali". Liriknya yang menyiratkan kita bahwa segala momen dalam hidup kita hanya sekali. Sudah sewajarnya bersyukur atas momen -momen yang terjadi dalam hidup kita  baik yang cerita sedih maupun cerita yang membahagiakan.
Bagi teman-teman yang ingin mendengarkan , saya juga mencantumkan link Youtube-nya di bawah :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H