Mohon tunggu...
Hendri Ma'ruf
Hendri Ma'ruf Mohon Tunggu... lainnya -

Hobi "candid photo," suka traveling, dan senang membaca plus menulis. Pernah bekerja di perusahaan, sekarang berkarya mandiri. Meminati masalah kepemimpinan, manajemen, dan kemasyarakatan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pendapat Teman-teman Saya Tentang Karakter Istimewa Bangsa Indonesia

18 Agustus 2015   09:27 Diperbarui: 18 Agustus 2015   09:27 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suka makan

Susah minta maaf

Tangguh/militan/tahan banting di ekonomi sulit; pejal

Tawuran

Tulus dalam berbagi

Jika diperhatikan, karakter istimewa yang saya harapkan dijawab teman-teman mencakup hal positif seperti tulus sampai yang negatif seperti koruptif.

Sekarang kita bandingkan dengan pendapat tiga orang tokoh, di mana yang satu telah tiada. Mereka adalah Mochtar Lubis, Dr Sri Mulyani, dan Dr Sarlito Wirawan Sarwono.

Pendapat Mochtar Lubis tentang manusia Indonesia ada 12 hal di mana separuh awal telah dimunculkan tahun 1977 dan separuh berikutnya ditambahkan pada tahun 1982:

  1. Hipokrit alias munafik
  2. Segan dan enggan bertanggung-jawab atas perbuatannya
  3. Berjiwa feodal
  4. Masih percaya takhyul
  5. Artistik (jiwa seni)
  6. Watak yg lemah
  7. Tidak hemat
  8. Lebih suka tidak bekerja keras, kecuali kalau terpaksa
  9. Manusia Indonesia kini tukang menggerutu
  10. Cepat cemburu dan dengki
  11. Manusia Indonesia juga dapat dikatakan manusia sok
  12. Manusia Indonesia juga manusia tukang tiru atau plagiat

Bagi sebagian orang, karakter manusia Indonesia yang disebutkan Mochtar Lubis lebih banyak negatifnya daripada positifnya. Tentu bagi sebagian lainnya pendapat dia bisa dilihat sebagai otokritik bagi bangsa. Artinya, kita tidak perlu tersinggung dengan pendapatnya. Jika diri kita sendiri sebagai pribadi tidak terdapat hal buruk yang disebutkan Mochtar Lubis, maka itu bagus buat kita pribadi. Dan tak perlu dipersoalkan atau menjadikan pendapat dia sebagai bahan menyerangnya. Kalau kita menyerang Mochtar Lubis, maka salah satu karakter yang disebutkan teman saya di atas berlaku, yaitu “gampang mencela kalau tak sepaham.”

Tokoh lain yang sangat layak disimak adalah Sri Mulyani. Pada tahun kemerdekaan yang ke-64, yaitu tepatnya bulan September 2009, majalah Intisari mewawancarai Sri Mulyani yang saat itu menjabat sebagai Menteri Keuangan. Salah satu yang disinggung adalah perihal orang Indonesia. Sebagaimana dikutip dan dimuat ke dalam sebuah situs, Sri Mulyani mengatakan:

Orang Indonesia mudah disentuh, mudah dimotivasi, tapi lemah dalam delivery. Jadi niat itu gampang, tapi menghitungnya secara cermat, melaksanakan setiap tahap dengan seluruh upaya, mengambil resikonya, bahkan berkorban untuk itu, Indonesia lemah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun