Â
Mengubah konflik menjadi suatu keadaan yang konstruktif, ibarat mendaur ulang sampah menjadi barang yang bermanfaat.Â
Konflik merupakan salah satu kenyataan yang tidak dapat dipisahkan dari penyelenggaraan satuan pendidikan. Dengan kata lain, konflik pada hakekatnya merupakan suatu gejala yang wajar dan lumrah terjadi dalam suatu satuan pendidikan.Â
Konflik tidak bisa dihindari, sebaliknya perlu dikelola dengan baik sehingga dapat berguna untuk kemajuan satuan pendidikan.
Dalam hal ini, kepala sekolah mempunyai peran penting untuk menyikapi suatu konflik melalui suatu manajemen sebagai alat bantu untuk mencapai tujuan satuan pendidikan yang berada di bawah tugas kepemimpinannya.
Konflik dalam satuan pendidikan dapat dipahami sebagai suatu kondisi seseorang atau sekelompok orang dalam suatu satuan pendidikan, yang memiliki perbedaan dalam pandangan maupun perbedaan dalam perilaku yang tidak sejalan antara satu pihak dengan pihak lainnya.
Contoh konflik dalam sekolah misalnya, ada seorang atau sekelompok guru yang tidak setuju dengan suatu program kegiatan maka mereka tidak mau mengikuti kegiatan tersebut.Â
Atau, konflik intern yang terjadi pada guru-guru yang mengangani bidang kesiswaan sehingga menyebabkan program kesiswaan tidak berjalan dengan baik.
Dari contoh kasus ini, dapat ditemukan beberapa unsur konfik yang ada di dalamnya yakni: ada ketidaksesuaian pendapat; bisa terjadi pada seorang individu atau beberapa individu (kelompok) terhadap pihak lain; dan ada objek sasaran yang menjadi alasan terjadinya konflik.
Perbedaan Pendapat Tentang Konflik
Ada beberapa pandangan yang berbeda tentang adanya konflik dalam sebuah oraganisi atau satuan pendidikan. Ada yang berpendapat bahwa konflik itu jelek, menimbulkan kerugian sehingga harus dihindari.Â
Sebaliknya ada yang berpandangan bahwa konflik terjadi secara alamiah sehingga tidak perlu dihindari karena dapat menguntungkan jika dikelola dengan baik.Â
Bahkan ada yang berpendapat bahwa seharusnya konflik itu diciptakan supaya ada inovasi baru setelah berhadapan dengan suatu konflik.