Mohon tunggu...
Jendry Kremilo
Jendry Kremilo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Nama Tuhan-Ku "Oke Google"

27 April 2022   21:21 Diperbarui: 28 April 2022   01:17 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: vivazz1.blogspot.com

Kecepatan daya jelajah dan kesesuaian keyword  dengan referensi yang hendak kita cari pun terkadang sefrekuensi, sehingga tidaklah mengherankan jika Google dianggap sebagai yang maha tahu dalam konteks modern ini

Di era modern ini, banyak orang mulai mempertanyakan eksistensi dan keilahian Tuhan, disaat kemajuan yang begitu cepat dan perubahan yang begitu dinamis, lantas banyak orang menampilkan Google sebagai wujud transenden yang Maha Tahu itu. Bukan lagi Tuhan yang Maha Tahu seperti yang selalu di diktekan Ibu saya semenjak kecil, melainkan wujud algoritma pemrogramanan super cerdas yang mampu memberikan kita jawaban dan  solusi praktis dalam mengatasi suatu persoalan.

Tuhan Yang Baru

"Kami percaya ada lebih banyak bukti yang mendukung keilahian Google daripada ada untuk keilahian dewa-dewa lain yang lebih tradisional. Kami menolak dewa-dewa supranatural dengan anggapan mereka tidak dapat dibuktikan secara ilmiah.

Percaya atau tidak, kalimat diatas adalah filosofi yang dipercayai oleh  para Googlist  sebuah agama baru yang mempunyai tuhan bernama Google. Tak hanya itu mereka bahkan punya tempat ibadah khusus yakni Gereja Google atau Church of Google yang berbentuk digital. Kita dapat membuktikan eksistensi agama ini melalui tautan berikut, http://churchofGoogle.org/.

Yang lebih mengejutkan mereka mempunyai doa khusus yang diperuntukan untuk Google dengan title doa Our Google, Hail Google, This prayer is in binary, yang berbentuk numerik.

Tentu bagi Sebagian orang ini fakta yang cukup mengagetkan, tapi seperti inilah kenyataanya. Saya pun sempat sedikit mengakses situs ibadah mereka dan terkejut dengan segala keanehan ini. Tapi Apa boleh buat, semua orang berhak atas pilihannya, selama itu tidak melanggar konstitusi dan tidak mengganggu  orang lain tak ada yang  salah.

Sekurang-kurang terdapat kerangka pemikiran yang dijadikan dalih oleh para  Googlist ini, sehingga mereka menjadikan Google sebagai tuhan, dan menempatkan sifat-sifat keilahian itu pada Google. Google Maha Tahu, ini  fakta yang memang tak terelakan lagi ,kita mengakui bahwasannya Google menyediakan segala informasi yang kita butuhkan, termasuk referensi sumber yang juga tak sempat kita pikirkan. 

Kedua, Google ada dimana-mana dalam satu waktu, ini merujuk pada bagaimana Googe bisa diakses oleh siapapun,kapanpun dan dimanapun oleh orang yang berbeda-beda. Ketiga, Google menjawab doa. Tentu Ketika kita sakit dengan kriteria tertentu, kita bisa mengakses Google untuk menanyakan terkait penyakit apa yang kita derita, termasuk solusi penyembuhan yang ditawarkan.  

Keempat Google abadi. Google tidak berwujud fisik, hanya berupa algoritma pemrogramanan yang didesaian dengan AI dan memori jangka panjang, yang tentu tidak akan pernah hilang seperti manusia. Sehingga resiko rusak atau mati sangat kecil. 

Bukti berikutnya Google tidak terbatas dan terus tumbuh selamanya. Keenam, Google mengingat segalanya, berkaitan dengan halaman web akan tersimpan di cache Google. Ketujuh Google tidak melakukan kejahatan. Bukti kedelapan bahkan menunjukan Google dicari banyak orang daripada daripada kata Tuhan, Yesus, Allah, Budha, Kristen, Islam, Budha, dan Judaisme. Terakhir mengacu pada kebenaran dan keberadaan Google sangat banyak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun