Mohon tunggu...
Jendry Kremilo
Jendry Kremilo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Diary

Senyum, Etalase Makeup yang Paling Tulus

23 April 2022   12:48 Diperbarui: 25 April 2022   19:00 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
terkadang senyum-mu bisa menular

  "Pull up bibir, Mas. Timpalnya sambil memperagakan.

Dia meletakkan telunjuk dan jempol pada wajahnya, lalu  menggerakan (pull up)  bibirnya naik turun dengan bantuan telunjuk.

"Terkadang saya bercermin, lalu pull up bibir sekitar 10-15 menit", ketusnya melengkapi.

"Oh, pantas. Rupanya karena latihan terus jadi senyumnya auto aim ya mba," timpal saya yang dibalas dengan tawa renyah dari si barista.

Kelihatannya sederhana namun senyum adalah hal terpenting dalam kehidupan, terkadang saya iri dengan orang-orang yang se-jurusan dengan si barista yang mampu untuk selalu tersenyum disetiap situasi. Yah walaupun saya akui, saat kita tersenyum , kita merasa bahagia, bahkan bagi saya setiap perempuan yang tersenyum tulus akan selalu terlihat cantik, meskipun tanpa makeup sekalipun.

Senyum Itu Menular

Senyum itu sifatnya menular, dalam banyak kesempatan orang yang menerima sebuah senyum akan turut dalam kebahagian interpersonal kita dan biasanya mereka akan membalas senyuman itu, seperti yang si barista dan saya lakukan pada percakapan singkat kami.Senyum yang baik adalah yang apa adanya. Tidak dibuat-buat  dan dilakukan dengan kesadaran penuh.

Seperti senyum sang barista , yang ringan dan tidak terlalu lebar.Meskipun ringan,namun senyum seperti itu sudah cukup untuk membuat semua otot wajah menjadi rileks, mendepak kekhawatiran, dan membantu melepas penat setelah seharian bekerja ataupun menganggur.

 "Jujur ya Mba, saya ini susah tersenyum.Gimana ya , mba?" Tanya saya lagi kepada sang barista.

"Tapi masih bisa melihat saya tersenyum,kan?" ujarnya menimpali. Saya mengangguk singkat.

"Nah, itu saja sudah cukup,"jawabnya sembari melebarkan senyuman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun