Beberapa waktu lalu, pada mata kuliah Akuntansi Keuangan, saya belajar mengenai Saham dan Obligasi. Materi ini begitu menarik karena saham dan obligasi ini merupakan usaha atau alat yang digunakan untuk menghasilkan kekayaan. Oleh sebab itu saya antusias menyimak materi yang disampaikan oleh Dosen. Sang Dosen mulai menjelaskan apa itu saham dan obligasi, karakteristik, jangka waktu, manfaat, risiko, hingga alasan mengapa perusahaan menerbitkan saham dan obligasi.
Dari pembahasan tersebut, dijelaskan bahwa saham merupakan bukti penyertaan modal dalam suatu perseroan, yang dibuktikan dengan surat saham, sebagai suatu surat legitimasi yang menyatakan bahwa pemegang adalah orang yang berhak atas deviden, hak suara, dan manfaat lainnya. Sedangkan obligasi merupakan suatu pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi beserta janji untuk membayar kembali pokok utang beserta kupon bunganya kelak pada saat tanggal jatuh tempo pembayaran.
Di penghujung pertemuan, Sang Dosen bertanya,”Bila kalian ingin berinvestasi, maka kalian memilih Saham atau Obligasi?” Beberapa mahasiswa menjawab saham, ada pula yang menjawab obligasi, dan sisanya diam karena bingung harus memilih yang mana. Kemudian Dosen mengatakan,”Coba jelaskan alasannya mengapa kalian memilih Saham ataupun Obligasi”. Beberapa siswapun mengutarakan pendapatnya masing-masing.
Setidaknya terdapat beberapa hal yang membedakan antara Saham dan Obligasi, yaitu:
Penghasilan
Penghasilan pemilik saham disebut sebagai dividen, dimana jumlah penghasilan yang diterima tidak ditentukan. Sedangkan pada pemilik obligasi, penghasilan yang diterima sudah disebutkan pada surat obligasi dengan tingkat bunga yang sudah disesuaikan untuk jangka waktu tertentu.
Keuntungan investasi
Keuntungan yang didapatkan oleh pemegang saham bergantung pada keuntungan perusahaan, sehingga tidak bisa ditentukan secara tetap. Bahkan dalam beberapa kasus jika perusahaan merugi maka Anda selaku pemegang saham juga merasakan imbasnya. Sedangkan pemegang obligasi keuntungannya sudah dapat dipastikan karena pada faktanya tidak memiliki hubungan dengan perusahaan.
Harga investasi
Harga investasi saham tidak bisa dipastikan dan cukup sulit untuk diprediksi. Terkadang harga saham bisa naik namun tidak jarang juga turun, bergantung pada perkembangan perusahaan. Sedangkan harga obligasi biasanya relatif stabil dan sensitif terhadap suku bunga dan tingkat inflasi.
Bentuk kepemilikan
Bentuk kepemilikan pada saham adalah pemegang saham memiliki hak milik terhadap perusahaan tertentu, sedangkan bentuk kepemilikan pada obligasi hanya berbentuk pengakuan utang. Jadi, pemegang saham sudah sebagai pemilik perusahaan atau memiliki hak pada suatu perusahaan, sedangkan pemegang obligasi bukan pemilik perusahaan melainkan perusahaan hanya berutang.
Pajak
Pajak pemegang saham sudah dipotong terlebih dahulu jadi keuntungan yang diperoleh oleh bersifat bersih, sedangkan pemilik obligasi, keuntungan yang akan diperoleh mengalami pemotongan. Karena itu biasanya perhitungan potongan pajak sudah dilakukan terlebih dahulu sebelum pembayaran utang oleh pihak perusahaan.
Hak suara
Hak suara atau menentukan kebijakan perusahaan pada pemegang saham memiliki andil untuk menentukannya karena merupakan pemilik perusahaan juga. Sedangkan pemegang obligasi tidak dapat ikut serta menentukan kebijakan perusahaan karena statusnya adalah sebagai pemberi pinjaman.
Jika likuidasi atau pembubaran terjadi pada perusahaan, maka pemegang saham tidak memiliki hak prioritas untuk pembagian. Pembagian bukan prioritas perusahaan. Namun pada pemegang obligasi punya klaim inferior untuk mendapatkan aset-aset yang dipunyai oleh perusahaan demi pembayaran utang. Oleh karena itu, pemilik obligasi diprioritaskan ketika perusahaan mengalami likuidasi.
Nah, dengan melihat perbedaan saham dan obligasi di atas, kita dapat menentukan jenis investasi yang terbaik untuk keuntungan yang didapatkan serta kemungkinan risiko yang ada. Kira-kira kompasianer akan memilih yang mana? Saham atau Obligasi?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H