Mohon tunggu...
Hendri Bun
Hendri Bun Mohon Tunggu... karyawan swasta -

www.bunhendri.com; Co-founder PT Mitra Pembelajar; Berpengalaman 15 tahun di industri pelatihan; Points of You Practitioner Certification by POY Singapore; Training for Trainer MBTI by Edutraco; Becoming an Excellent Trainer by PT Mitra Pembelajar; Author ‘505 Game: Dinamika Kelompok untuk Membangun dan Membentuk Tim yang Solid’; Berpengalaman melakukan berbagai pelatihan dengan sejumlah tema: team building, supervisory-leadership, communication, coaching, dan writing; Introvert EKSTRIM yang sukses beradaptasi menjadi Ekstrovert

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perlukah Aku Menyobek Celanaku untuk Mendapatkan Perhatianmu?

13 Oktober 2015   15:55 Diperbarui: 13 Oktober 2015   16:09 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Pagi ini aku mendapat kiriman gambar di salah satu group WA-ku. Gambar olah otak dan uji konsentrasi, mencari kata yang berhubungan dengan Spongebob. Penasaran untuk ikut mencarinya juga? Silakan pelototi gambar di atas ya :)

Spongebob Squarepants. Aku yakin semua orang tahu kartun ajaib yang bercerita mengenai kehidupan di bawah laut ini. Seri kartun yang mendunia ini terakhir diangkat ke layar lebar dengan judul Out of Water.

Aku adalah salah satu penggemar berat kartun ini. Jadi aku tidak akan bosan melihat episode yang sama diputar berulang-ulang meskipun sudah tahu jalan ceritanya. Dari sekian banyak episode, ada satu episode yang akan selalu aku ingat karena pesannya mendalam bagiku secara pribadi. Episode manakah itu?

Yup. Ripped Pants. Episode ini bercerita tentang perlombaan adu kuat di pantai Bikini Bottom dengan 3 peserta: Larry si kepiting, Sandy di tupai darat, dan tentu saja tokoh utama kartun ini Spongebob.

Perlombaan pertama adalah angkat berat. Larry dan Sandy dengan gampang mengangkat jangkar kapal dan benda-benda berat lainnya dengan sukses. Mereka disambut meriah dan dielu-elukan para penonton. Giliran Spongebob? Mengangkat sebatang kayu saja dia tidak sanggup. Alhasil penonton pun mencelanya.

Perlombaan kedua, main bola voli. Dengan smash-smash yang tajam dan kuat, Larry dan Sandy sanggup membuat penonton terpesona. Giliran pahlawan kita? Jangankan melakukan smash. Melakukan service saja dia tidak sanggup. Dan sekali lagi, hanya cemoohan yang dia dapatkan.

Sampai satu saat, secara tidak sengaja celana Spongebob sobek. Spontan terdengar gemuruh penonton menertawainya. Melihat respon di luar dugaan tersebut, Spongebob pun gembira karena dia merasa berhasil mendapatkan perhatian dari penonton. Sejak kejadian itu, mulailah Spongebob dengan sengaja menyobek-nyobekkan celananya.

Awalnya penonton senang. Tetapi karena keseringan, kekonyolan tersebut sampai titik nadir juga. Para penonton mulai bosan dan menganggap tindakan itu sebagai sebuah kebodohan. Singkat cerita, dia pun ditinggal sendirian ...

Spongebob terdiam, sedih, dan terlihat merenung karena ditinggalkan oleh penonton. Mengadopsi film India, dalam perenungannya spongebob pun bernyanyi. Sebuah alunan nada yang menyentuh nan indah senandungnya. Mencermati lebih dalam liriknya, ada sebait teks yang menghentak dan menyentuh diriku.

"Janganlah pernah menjadi orang lain untuk menarik perhatian orang lain ... tetapi berusahalah untuk selalu menjadi dirimu sendiri, karena dengan begitulah kamu menjadi dirimu yang sesungguhnya ..."

Wow ... seuntai kalimat yang bijak dan bermakna dalam bukan? Sebuah ajakan untuk kita selalu menjadi diri kita sendiri. Dan saat lagu tersebut dialunkan, muncullah pengakuan-pengakuan dari sejumlah makhluk lainnya bagaimana mereka berusaha menutupi kekurangan-kekurangan mereka supaya tampil 'sempurna' di mata orang. Singkat cerita, saat lagu selesai, Spongebob pun mendapatkan tepukan meriah.

* * *

Apa yang bisa kita pelajari dari kisah Spongebob di atas? Dari banyak diskusi lisan, mayoritas mengatakan pelajarannya adalah be your self. Tepatnya be THE BEST of your self. Setujukah kawan?

Demi mendapatkan perhatian dari orang lain, ada orang yang acap kali berontak dengan tidak menjadi diri mereka sesungguhnya. Demi diterima dalam pergaulan, sebagian orang rela menyangkal jati diri mereka yang sesungguhnya. Demi jabatan atau posisi tertentu, sekelompok orang harus menipu diri mereka dan mengkhianati batin mereka. Demi segepok uang, sekumpulan orang tega untuk membunuh karakter mereka yang sebenarnya.

Sikap tersebut sangat berbahaya karena semakin kita tenggelam dan hanyut di dalam penyangkalan diri kita, kepribadian kita akan menjadi rapuh dan mudah untuk dihancurkan. Hidup hanya menjadi sebuah panggung dan kita terjebak dalam sebuah permainan peran yang melenceng jauh dari peran kita yang sebenarnya.

Bagaimana supaya kita tidak terjebak dengan kelakuan di atas? Satu usul, kenalilah diri kita lebih mendalam. Banyak sekali tools untuk memahami diri sendiri yang bisa kita pakai. Salah satu yang aku usulkan adalah MBTI (baca artikelku di sini atau akses langsung di https://en.wikipedia.org/wiki/Myers-Briggs_Type_Indicator). Dengan pemahaman yang benar akan diri kita, diharapkan kita mampu bersikap apa adanya. Dan yakinlah, orang lain akan sangat menghargai ke-genuine-an kita.

Jadi kita tidak perlu untuk menyobek celana kita supaya diperhatikan orang lain bukan?

Yaksip!

-Hendri Bun
bun.hendri@gmail.com; www.hendribun.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun