Mohon tunggu...
Hendri Bun
Hendri Bun Mohon Tunggu... karyawan swasta -

www.bunhendri.com; Co-founder PT Mitra Pembelajar; Berpengalaman 15 tahun di industri pelatihan; Points of You Practitioner Certification by POY Singapore; Training for Trainer MBTI by Edutraco; Becoming an Excellent Trainer by PT Mitra Pembelajar; Author ‘505 Game: Dinamika Kelompok untuk Membangun dan Membentuk Tim yang Solid’; Berpengalaman melakukan berbagai pelatihan dengan sejumlah tema: team building, supervisory-leadership, communication, coaching, dan writing; Introvert EKSTRIM yang sukses beradaptasi menjadi Ekstrovert

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perlukah Aku Menyobek Celanaku untuk Mendapatkan Perhatianmu?

13 Oktober 2015   15:55 Diperbarui: 13 Oktober 2015   16:09 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wow ... seuntai kalimat yang bijak dan bermakna dalam bukan? Sebuah ajakan untuk kita selalu menjadi diri kita sendiri. Dan saat lagu tersebut dialunkan, muncullah pengakuan-pengakuan dari sejumlah makhluk lainnya bagaimana mereka berusaha menutupi kekurangan-kekurangan mereka supaya tampil 'sempurna' di mata orang. Singkat cerita, saat lagu selesai, Spongebob pun mendapatkan tepukan meriah.

* * *

Apa yang bisa kita pelajari dari kisah Spongebob di atas? Dari banyak diskusi lisan, mayoritas mengatakan pelajarannya adalah be your self. Tepatnya be THE BEST of your self. Setujukah kawan?

Demi mendapatkan perhatian dari orang lain, ada orang yang acap kali berontak dengan tidak menjadi diri mereka sesungguhnya. Demi diterima dalam pergaulan, sebagian orang rela menyangkal jati diri mereka yang sesungguhnya. Demi jabatan atau posisi tertentu, sekelompok orang harus menipu diri mereka dan mengkhianati batin mereka. Demi segepok uang, sekumpulan orang tega untuk membunuh karakter mereka yang sebenarnya.

Sikap tersebut sangat berbahaya karena semakin kita tenggelam dan hanyut di dalam penyangkalan diri kita, kepribadian kita akan menjadi rapuh dan mudah untuk dihancurkan. Hidup hanya menjadi sebuah panggung dan kita terjebak dalam sebuah permainan peran yang melenceng jauh dari peran kita yang sebenarnya.

Bagaimana supaya kita tidak terjebak dengan kelakuan di atas? Satu usul, kenalilah diri kita lebih mendalam. Banyak sekali tools untuk memahami diri sendiri yang bisa kita pakai. Salah satu yang aku usulkan adalah MBTI (baca artikelku di sini atau akses langsung di https://en.wikipedia.org/wiki/Myers-Briggs_Type_Indicator). Dengan pemahaman yang benar akan diri kita, diharapkan kita mampu bersikap apa adanya. Dan yakinlah, orang lain akan sangat menghargai ke-genuine-an kita.

Jadi kita tidak perlu untuk menyobek celana kita supaya diperhatikan orang lain bukan?

Yaksip!

-Hendri Bun
bun.hendri@gmail.com; www.hendribun.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun