Aku berbeda dalam banyak hal dengan Bung Towel, terutama tentang orientasi proses di sepak bola. Bung Towel kerap kali menyatakan bahwa "prestasi" tidak bisa diraih secara instan, butuh proses yang panjang dan milestone pencapaian mulai dari level Asia tenggara, Asia, baru kemudian tingkat Piala Dunia.
Sebenarnya bukan sesuatu yang aneh jika ada seseorang menggunakan paradigma proses untuk menghasilkan sesuatu apalagi kalau kita memandangnya dalam konteks industri. Namun hanya mengacu pada proses di era kompetisi seperti sekarang menurutku sudah kurang relevan.
Orientasi manajemen zaman now harus bisa menjalankan dua hal baik proses maupun hasil secara parallel, secara bersamaan.Â
Cara berpikirnya adalah bagaimana mendorong penjualan (hasil) agar industri bisa secara terus menerus membiayai perbaikan dan pengembangan (proses).
Sebaliknya, aspek perbaikan dan pengembangan yang terus dilakukan akan memacu peningkatan kualitas yang pada akhirnya akan mendorong penjualan.
Jadi tantangan para pelaku bisnis di era kompetisi sekarang ini adalah bagaimana bisa terus tampil kompetitif jika masih ingin tetap bertahan.
Kaitannya dengan sepak bola Indonesia, Pak Erick Thohir sebagai Ketua Umum PSSI secara eksplisit sudah menyampaikan bahwa target PSSI selama ia menjabat sampai 2027 adalah berada di level 100 besar dunia. Itu artinya PSSI menghadapi tantangan bagaimana boosting peringkat lebih dari 50 anak tangga untuk mencapai posisi tersebut, lalu bagaimana mempertahankan level sepak bola kita minimal terus bertahan di sana .
Pak Erick dan kita semua pasti menyadari bahwa ekosistem sepak bola yang sudah berjalan di Indonesia akan sulit menghasilkan pemain Tim Nasional yang kuat yang mampu bersaing untuk mencapai target besar tersebut. Itulah alasan mengapa PSSI melaksanakan program naturalisasi yang massif untuk memperkuat timnas.
Idealnya, nama-nama pesepak bola timnas akan mekar bersama dengan prestasi yang akan diraih, menjadikan mereka role model dan idola-idola baru generasi muda kita. Sepak bola tiba-tiba akan melahirkan euforia dan gairah yang tinggi di masyarakat terutama di kalangan anak muda yang tentunya akan meningkatkan nilai komersial sepak bola Indonesia di mata para pebisnis.
Tapi disisi lain, jika prestasi itu bisa dicapai tapi momentumnya tidak diikuti dengan perbaikan pada proses, lantas mau ke mana sebenarnya arah pengembangan sepak bola Indonesia?
Pada salah satu talkshow di kanal Youtube baru-baru ini, jelas sekali bahwa apa yang ingin dilakukan PSSI di bawah kepemimpinan Erick Thohir adalah fokus yang jauh lebih besar pada tim nasional, walaupun Erick juga bicara tentang blueprint sepak bola Indonesia sampai 2045.