Pihak otorita IKN bisa mengundang dan menghimpun partisipasi swasta sebanyak mungkin dengan menjadikan "asset dalam pengelolaan" ini sebagai area garapan mereka.
Contohnya, Otorita IKN bisa mengundang pengembang untuk membangun kawasan perumahan bagi ASN yang akan tinggal di sana melalui skema kerja sama, di mana Otorita IKN berkontribusi dalam menyediakan lahan sementara pengembang akan berinvestasi pada pembangunan fisiknya. Hal yang sama bisa juga diterapkan pada pembangunan area komersial.
Contoh lain, Otorita bisa juga langsung menawarkan kavling siap bangun (skema beli atau sewa) bagi perusahaan-perusahaan yang membutuhkan kantor perwakilan di IKN seperti BUMN, Perbankan, pengusaha perhotelan, perusahaan multinasional, dan lain-lain.
Pelaku UMKM tentu harus menjadi perhatian khusus karena dibanyak kasus merekalah yang menjadi urat nadi bagi kehidupan sebuah kota. Otorita IKN tidak hanya harus menyediakan area komersial berupa ruko, kios atau lapak untuk para pelaku UMKM yang tersebar dalam sentra-sentra komersial atau pasar modern/tradisional, tapi juga harus mampu memhimpun, membina, dan memberikan insentif tertentu agar mereka tetap bisa survive di fase awal pembangunan IKN.
Begitu banyak model kerja sama pengembangan lainnya dengan pihak swasta yang bisa diimplementasikan yang kesemuanya diharapkan bisa menstimulus percepatan pembangunan kawasan.
Tahap-tahapan pembangunan dan tata cara pengelolaan pengembangan kawasan menjadi mutlak dibutuhkan agar Otorita IKN bisa segera mandiri dengan menghimpun dana sebesar-besarnya dari partisipasi pihak swasta hingga meminimalkan ketergantungan mereka pada APBN.
Otorita IKN harus mampu mengemas kawasan IKN hingga konsep pengembangannya bisa tervisualisasi dengan baik dalam bentuk video, brosur, pamflet, dan lain sebagainya, hingga produk-produk yang mereka keluarkan menjadi jauh lebih menarik buat pihak investor.
Siklusnya jelas; semakin besar dana yang diterima, semakin besar juga dana yang bisa dialokasikan untuk pembangunan, hingga berakibat pada peningkatan progress pembangunan fisik di lapangan.Â
Pada akhirnya hal ini akan menghasilkan apresiasi (kenaikan) pada harga tanah secara berkala seiring berjalannya waktu yang berpotensi bisa meningkatkan pendapatan pihak Otorita.
