Ada spirit yang sama, apapun namanya, yang bisa ditangkap dari salah satu program andalan Anies-Sandi pada masa kampanye lalu, yaitu penyediaan hunian murah yang terjangkau bagi sebagian besar masyarakat, untuk menyelesaikan persoalan yang sudah menjadi "big issue" di kota-kota lain di dunia.
Bagi mereka, masyarakat kota seolah-olah akan mendapatkan privilage khusus berupa kemudahan dan akses yang sebesar-besarnya untuk memiliki hunian yang layak untuk mereka tinggali, bagi sebanyak mungkin orang, baik yang bekerja di sektor formal maupun non formal, bahkan kalau perlu hingga masyarakat berpenghasilan rendah yang selama ini banyak mengisi jalan-jalan kota untuk berdagang kaki-lima.
Namun, berbeda dengan program de Blasio yang disebut "sangat ambisius", saya agak kurang setuju jika ungkapan  yang sama digunakan dalam merepresentasikan program  Anies-Sandi dalam merealisasikan rencana penyediaan hunian terjangkau dengan DP 0 rupiah yang telah mereka canangkan.
Menurut saya, persoalan down-payment (DP) tidak bisa dijadikan indikator ke-ambisius-an karena konteks DP dalam program tersebut lebih ditujukan pada aspek kemudahan atau keterjangkauan, hingga program ini memungkinkan untuk bisa dinikmati oleh lebih banyak orang, dari berbagai kalangan dan latar belakang.
Yang lebih menarik untuk dibahas justru ada pada indikator-indikator yang merepresentasikan "ambisi" Anies-Sandi tentang hunian terjangkau mereka, yang belum terungkap secara utuh pada saat kampanye lalu.
Berdasarkan data yang saya dapatkan dari official website Anies-Sandi, DKI Jakarta saat ini kekurangan sekitar 300.000 unit hunian (tepatnya 302.319 unit), yang dihitung berdasarkan jumlah properti yang ada dibandingkan dengan jumlah keluarga.
Apa yang belum terjawab pada saat kampanye lalu adalah berapa banyak unit hunian yang akan dibangun pemerintahan Anies-Sandi selama 5 tahun masa jabatan mereka, apakah keseluruhan 300.000 unit?Â
Berapa target unit-unit hunian yang akan di supply per-tahunnya? Terus, siapa yang akan membangun hunian tersebut, apakah pemerintah, swasta, ataukah kombinasi keduanya ala Presiden Jokowi?
Sekedar untuk memberikan gambaran yang utuh tentang apa yang akan di hadapi oleh pemerintahan Anies-Sandi, saya akan membedah angka-angka yang terkait dengan supply hunian sebanyak 300 ribu unit di Jakarta.
Ada 2 hal penting yang menjadi pertimbangan saya dalam penyediaan unit-unit hunian, yaitu terkait dengan tanah/lahan dan pembiayaannya. Tanpa kedua hal tersebut, pembicaraan tentang hunian murah sepertinya akan menjadi sia-sia belaka.
Pertama, terkait dengan lahan. Jika asumsi rata-rata untuk 1 bangunan towerrusun terdiri dari 500 unit hunian, maka total jumlah tower apartemen/rusun yang akan dibangun untuk menutupi kebutuhan adalah 600 unit.Â