Mohon tunggu...
Hendri Muhammad
Hendri Muhammad Mohon Tunggu... Wiraswasta - Welcome Green !! Email: Hendri.jb74@gmail.com

... biarlah hanya antara aku dan kau, dan puisi sekedar anjing peliharaan kita

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Antara "TOD" dan Penyediaan "Public Housing" oleh Pemerintah

2 Oktober 2017   03:46 Diperbarui: 3 Oktober 2017   01:58 1528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari sisi PT. KAI, komponen harga tanah hanya menunjukkan "nilai buku", berdasarkan hitungan harga pasar saat ini, bukan menggambarkan jumlah dana yang diinvestasikan, karena proyek pengembangan area TOD ini hanya akan memanfaatkan lahan yang sudah ada dimana pembebasannya dulu dibiayai oleh APBN untuk infrastruktur perkeretaapian.

Pemanfaatan lahan milik PT. KAI ini pun dilaksanakan dalam konteks pemanfaatan ruang vertikal yang akan digunakan untuk area hunian, jadi tidak akan berpengaruh secara langsung pada layanan yang mereka berikan pada pengguna angkutan massal, malah justru memberi nilai tambah yang luar biasa berdasarkan alasan-alasan berikut:

Pertama, PT. KAI bisa menikmati peningkatan pengguna angkutan massal KRL secara signifikan di masa yang akan datang

Kedua, PT. KAI otomatis bisa meningkatkan kualitas layanan transportasi publik karena kerjasama pengembangan TOD ini akan memberikan konsekuensi pada peningkatan fasilitas, berupa peningkatan kapasitas sarana dan prasarana parkir serta terbangunnya komersial area yang lengkap untuk kenyamanan pengguna KRL.

Ketiga, PT. KAI akan mendapatkan pos penghasilan alternatif dari keuntungan penjualan unit-unit hunian, pengelolaan komersial area, dan dari pengelolaan parkir.

Dalam situasi yang serba menguntungkan diatas, seharusnya kolaborasi beberapa BUMN yang saham mayoritasnya dimiliki negara bisa menjadi faktor pembeda, dimana momentum pengembangan TOD ini bisa dimaksimalkan selain merupakan realisasi dari program nasional pembangunan 1 juta unit rumah itu sendiri, juga untuk menjawab kritikan banyak pihak tentang peran pemerintah yang minim dalam membantu merealisasikan public housing yang selama ini terlalu mengandalkan pihak swasta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun