[caption caption="Bahagia Makan bersama di Pantai"][/caption]
Akhir-akhir media sosial dihebohkan dengan topik generasi paling bahagia. Katanya sih, generasi paling bahagia itu yang lahir mulai tahun 70-80an.
Ini sedikit penggalan klaim tersebut, "“Berdasar penelitian beberapa psikolog, GENERASI BAHAGIA Itu, generasi kelahiran 1970-1990. Dan itu adalah kami.
Kami adalah generasi terakhir yang masih bermain di halaman rumah yg luas. Kami berlari dan bersembunyi penuh canda-tawa dan persahabatan. Main Petak Umpet, Boy-boynan, gobag sodor, Lompat tali, Masak-masakan, sobyong, jamuran, putri putri Melati tanpa peringatan dari Bpk Ibu. Kami bisa memanfaatkan gelang karet, isi sawo, kulit jeruk, batre bekas, sogok telik mjd permainan yg mengasyikkan.Kami yg tiap melihat pesawat terbang langsung teriak minta uang.
Kami generasi yang ngantri di wartel dari jam 5 pagi, berkirim surat dan menanti surat balasan dg penuh rasa rindu. Dan bla...bla...bla..."
[caption caption="Bermain Air"]
Klaim generasi bahagia oleh generasi 70-90an ternyata sangat sederhana. Satu hal yang terkhusus adalah dunia bermain di lapangan yang luas.
Jika dilihat saat ini, ruang bermain untuk anak memang jadi satu yang sangat mahal. Semua serba disewakan. Mau main, setor uang dulu, baru bisa bergembira dalam bermain.
Di kampung saya saja misalnya, dulu sekitar tahun 80-an, saya dan teman-teman bebas main di tanah lapang belakang rumah. Kami bermain galah, kasti, gim, petak umpek, main sabuik, dan masih banyak lagi.
[caption caption="Main di Pantai"]
Bahkan satu pohon beringin besar yang tumbuh di belakang rumah, menjadikan kami jadi lebih nyaman bermain. Kadang kalau angin kencang, kami bermain kantong plastik terbang.