Pertama, peranan kontrol pihak sekolah harus aktif dilakukan, terutama dalam membina guru maupun siswa untuk meningkatkan pendidikan moral dan agama agar tidak melakukan hal-hal demikian.
Selain itu, orang tua juga perlu ekstra aktif dalam mengawasi anak. Pengaruh dunia digitalisasi dan keterbukaan informasi membuat segala hal bisa diakses dengan mudah. Konten-konten berbau pornografi mudah dikonsumsi oleh anak-anak. Itulah mengapa peran penting orang tua dan wali harus aktif di sini.
Siswa dan siswi juga harus menjaga jarak dengan guru, terutama para siswi, yang harus bisa menjaga jarak aman dengan guru pria.Â
Jika terjadi hal-hal yang mengarah ke pelecehan, harus segera melapor ke pihak berwenang. Tidak perlu takut, karena jika dibiarkan, kasus seperti ini akan terus terjadi dan semakin berbahaya.
Kadang-kadang, korban takut melapor saat dilecehkan karena takut malu, dibuli, atau bahkan diancam. Korban pelaku pelecehan seksual terkadang selalu didiskriminasi; akibatnya, mereka enggan bersuara dan memilih diam menerima kenyataan yang ada.
Semoga dari kasus ini dapat menjadi bahan pembelajaran bagi kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H