Jika nanti anak PWK sakiti hatimu, tak mengapa masih ada sipil yang siap kuatkan konstruksi hatimu Â
Jika nanti industri menyakiti ragamu, masih ada mesin yang siap memperbaiki Â
Jika nanti TSP lukai hatimu, tenang saja! Ada perkapalan yang siap berlayar bersama cintamu Â
Jika nanti perminyakan patahkan harapanmu, tak mengapa, masih ada geologi yang siap menambang cinta dari dasar hatimu kembali Â
Jika geofisika nanti meninggalkanmu, ingat... masih ada teknik kimia yang siap mengoksidasi cinta dan kesetiaan di dadamu Â
Dan ingat juga... masih ada Transla yang siap mengarungi setiap kisah bersamamu melewati luasnya samudra
Bermandikan debu dan kelabu yang berpacu bersama senyuman yang candu dari kekasih Â
Terkadang harus patah oleh manisnya senyuman yang madu Â
Terkadang harus patah oleh janji manis sang kekasih  dan nilai C atau bahkan dipatahkan karena harus tawar ulang tahun depan
Tak mengapa kalau gagal soal cinta Â
Tapi jangan gagal mendapatkan sarjana teknik
Biar jua kugagal dapatkan cinta itu, asalkan jangan gelarku kutinggalkan Â
Karena bagiku Fatek itu cinta, Â
Maka akan terus kunaiki tangga demi tangga, kukejar tiap mimpi walaupun ranum tertelan ketidakpastian
Makariki, 14 September 2024
*Puisi ini dibuat untuk mengenang masa-masa kuliah di Fakultas Teknik Universitas Pattimura
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H