Mohon tunggu...
Hendra Wattimena
Hendra Wattimena Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Puisi | Perencanaan Wilayah | Politik | Olahraga | Isu Terkini

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menguak Keberadaan Suanggi, Antara Stigma dan Kepercayaan

15 Mei 2024   15:52 Diperbarui: 15 Mei 2024   16:13 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dibuat dengan Ai Bing.com Image Generator

Menurut ayah saya, ia melihat dengan jelas usus, jantung dan paru-paru dari sosok tersebut.

Ia pun berteriak kemudian kepala si perempuan tersebut lari dan menghilang ketika orang-orang mulai berdatangan.

Ternyata wajah yang dilihat tersebut mirip dengan tetangga di pinggir rumah. Konon katanya, masyarakat di sekitar mempercayai perempuan tersebut memiliki ilmu Suanggi.

Suanggi juga biasa berubah menjadi berbagai macam hewan, mirip dengan cerita siluman. Boleh dibilang ilmu siluman jahat sih.

Mereka sering menyerupai babi, kelelawar atau burung yang seram wujudnya seperti gagak atau burung hantu. 

Tapi, ada satu jenis burung yang biasa orang percaya itu burung Suanggi. Burung tersebut biasa terbang ketika magrib tiba atau tengah malam. 

Percaya atau tidak, tiap kali burung itu berteriak maka pastinya ada orang yang akan meninggal. Katanya sih itu sebagai pemberi tanda. Sampai besar seperti sekarang, saya juga tidak pernah tau seperti apa wujud burung tersebut.

Tetapi biasa mendengar suara burung tersebut kalau berteriak, seakan sedang memanggil maut datang.

Sebenarnya, ada banyak sekali kisah mengenai Suanggi yang pernah saya dengar. Tetapi kali ini, saya akan ceritakan kisah Suanggi yang terjadi pada diri saya sendiri.

Saat saya berumur 1 tahun atau masih bayi tepatnya. Tentu saya tidak ingat dong kejadiannya seperti apa, tetapi sering diceritakan oleh ayah dan ibu saya.

 Ada seorang nenek tua yang sering datang ke rumah kami. Ibu saya sering memberikan gula, beras dan uang. Nenek tersebut tinggal di sekitar rumah kami. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun