Prestasi sepak bola kita memang buruk, padahal penduduk kita begitu gila akan sepak bola. Penyebab sepak bola kita tidak pernah naik kelas lantaran ada beberapa factor, antara lain:
Pertama, kurang adanya pembinaan dari usia dini. Jika kita bandingkan dengan negara-negara lain di Eropa, mereka sudah mulai melakukan pembinaan sepak bola bagi anak usia dini, misalkan saja Spanyol.Â
Anak laki-laki di sana biasanya diajarkan bermain bola sejak berumur 5 tahun, sedangkan di Indonesia malah berbalik. Anak-anak di Indoneisa justru belajar bermain bola saat menginjak usia 10 tahun atau lebih dan bergabung di klub pada usia sekitar 15 tahun.
Selain itu, Indonesia juga kurang melakukan pembinaan dan membuat sekolah pembinaan sepak bola di daerah-daerah. Apalagi beberapa sekolah sepak bola yang bagus hanya berlokasi dan berpusat di Jakarta atau di daerah Jawa lainnya, sedangkan potensi sepak bola Indonesia masih begitu banyak di luar sana. Akan tetapi, mereka terkendala biaya dan jarak untuk mengasah bakat mereka.
Daripada kita terus-terusan melakukan naturalisasi, mendingan kita kembangkan bakat sepak bola di negara kita sendiri. Buat sekolah pembinaan sepak bola di daerah-daerah seperti di Kalimantan, Sumatera dan daerah di Indonesia Timur yang banyak menghasilkan pemain berkualitas.
Kedua, kita masih minim pelatih lokal yang berkualitas. Kemudian, federasi sepak bola kita kebanyakan hanya dipimpin oleh para politisi bukan para legenda sepak bola kita.
Makanya, sepak bola kebanyakan hanya dijadikan untuk agenda politik ke depan. Mereka tidak memiliki visi dan misi yang jelas untuk sepak bola Indonesia ke depan, namun malah sibuk memikirkan bagaimana mempertahankan jabatan yang ada.
Semoga ke depan sepak bola kita bisa lebih berkembang lagi.Yang di inginkan para penggemar sepak bola Indonesia tak banyak, cukup Indonesia juara Piala AFF saja mungkin sudah menjadi suatu prestasi terbaik untuk sepak bola kita. Apalagi sampai nantinya masuk piala dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H